24.Faith

113 10 2
                                    

"Uhh... Dimana aku" Power membuka matanya secara perlahan.

"Kau sudah bangun?" Tanya seorang lelaki yang duduk di sampingnya.

"A-Aki??" Power mencoba memperjelas pandangannya yang kabur.

"Istirahatlah, obat bius itu masih belum hilang sepenuhnya darimu" Aki menyalakan satu rokoknya.

Perlahan-lahan, pandangan Power kembali pulih, ia kembali menatap Aki dengan pandangan yang lebih jelas.

Namun, Power sangat terkejut ketika melihat dahi Aki yang mengeluarkan darah "Aki!! Kenapa dengan dahimu?!! Dan dimana orang-orang yang menggangguku tadi?"

"Itu mereka" Aki menunjuk ke arah sekumpulan orang-orang yang tergeletak tak berdaya.

Mata Power membulat ketika melihat para pria yang tadi ingin menculiknya telah tumbang tak berdaya. Power langsung mengerti kenapa dahi Aki berdarah, laki-laki itu baru saja menghajar orang yang ingin menculiknya.

"Aki, apa kau tidak apa-apa??" Tanya Power yang khawatir.

"Mereka cukup tangguh tapi aku bisa mengatasinya, lebih baik khawatirkan dirimu sendiri" ucap Aki yang menandakan kalau dia tidak apa-apa.

"Tapi... Kenapa kau bisa tahu aku ada disini?"

"Bodoh!! Apa kau pikir aku akan membiarkanmu pergi sendirian di pulau ini??!" Mendengar penjelasan Aki tersebut, semburat merah kecil muncul di pipinya Power.

Ia tak menyangka kalau Aki membuntutinya dari tadi, entah apa yang akan terjadi kalau Aki tidak membuntuti dan menyelamatkan Power.

"Ayo kembali, mereka pasti sudah khawatir" Aki bangkit dari duduknya.

Power pun mencoba untuk berdiri namun ia langsung terjatuh kembali "Aduh..." Pengaruh obat bius yang masih ada membuat kondisi tubuh Power sangat lemah. Bahkan untuk berdiri saja dia kesulitan.

Aki yang melihat Power tak bisa berdiri pun langsung mengulurkan tangannya "Kemari lah"

Power pun memegang tangan Aki "Terimaka-... Eh!!!" Power terkejut karena tiba-tiba Aki menggendongnya.

"E-eh Aki, turunkan aku!!" Power sangat malu setengah mati, Aki menggendongnya dengan bridal style.

"Kau tidak bisa berjalan kan" Aki memandang ke arah Power yang berada dalam dekapannya.

"I-iya tapi..."

"Sudahlah!! Kita akan dapat pelanggaran kalau tidak cepat kembali!!" Aki mulai berjalan.

Terlihat raut wajah Power yang memerah karena berada dalam posisi yang memalukan, semburat merah pun sebenarnya juga muncul di pipinya Aki.

Aki juga tidak tahu kenapa ia melakukan hal ini, kenapa tubuhnya yang tiba-tiba berinisiatif untuk menggendong Power yang tidak bisa berjalan.

Power sempat mencuri pandangan ke arah Aki, ia sedikit merasa bersalah ketika melihat darah yang mengalir di dahi laki-laki tersebut. Wajah Aki terlihat cukup tampan dari dekat, Power yang selama ini hanya melihat wajah Aki dari jarak yang tak terlalu dekat tak menyangka kalau Aki sebenarnya setampan ini.

Semburat merah yang tak hilang menjadi bukti kalau Power mengagumi wajah Aki yang tampan, sekaligus dia juga malu karena di gendong oleh Aki.

"Jangan menatapku terus, aku tahu aku tampan" ucap Aki secara tiba-tiba.

"B-bodoh, aku tidak menatapmu" Power membuang wajahnya karena malu.

Bagaimana bisa Aki berkata seperti itu dengan pedenya.

"Akhirnya sampai" tak terasa, akhirnya Power dan Aki telah kembali ke perkemahan mereka.

Momen Aki yang menggendong Power pun tak luput dari perhatian murid-murid, mereka bertanya-tanya kepada dahi Aki berdarah dan kenapa Aki menggendong Power.

Chainsaw man : Denji x Makima Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang