17.Fool

92 10 2
                                    

Kedua sahabat itu kini tengah berpelukan sambil menangis, laki-laki berambut pirang dan berkuncir yang selama ini di kenal sebagai jagoan di sekolahnya telah menunjukkan sisi lain dari mereka.

Denji seolah-olah merasakan hatinya Aki ketika ia memeluknya. Hati yang hancur karena di tinggal sang kekasih untuk selama-lamanya.

Para orang-orang yang masih berada di pemakaman pun juga terharu karena melihat pemandangan langka dari kedua sahabat itu.

"Bodoh... Kenapa mereka berdua menangis sambil berpelukan" ujar Power sambil mengelap air matanya.

Makima membantu ibunya Himeno untuk berdiri. Walaupun sebenarnya ia masih belum rela karena di tinggal oleh putrinya secepat ini, namun sekarang ia harus mulai belajar untuk mengikhlaskan kepergiannya.

"Aki Hayakawa" panggil ibu Himeno.

Aki pun melepaskan pelukannya kepada Denji dan menoleh "iya? Ada apa Kobeni-san".

"Putriku sangat mencintaimu, dia ingin kau hidup bahagia dengan mengorbankan nyawanya, sekarang lupakanlah Himeno-chan dan mulailah kehidupan barumu". Ibunya Himeno yang bernama Kobeni itu memerintahkan Aki untuk move on dan memulai kehidupan barunya.

Aki pun mengangguk, mau tak mau dia harus memulai hidup baru tanpa Himeno dan mencari pasangan hidup yang baru. Tak mungkin Aki bisa bersama Himeno sekarang, mungkin dia bisa bersama Himeno lagi ketika ia berada di akhirat nanti.

"Mari saya antarkan pulang" Makima menuntun tangannya Kobeni dan berjalan dengan pelan.

Power pun menyusul dari belakang, karena mereka sama-sama wanita, jadi Makima dan Power mengerti bagaimana perasaan Kobeni sekarang. Tak mungkin juga mereka membiarkan Kobeni pulang sendirian dengan pikirannya yang kacau sekarang.

Setelah ketiga wanita itu keluar dari area pemakaman, Goro langsung menghampiri Aki dan Denji sambil membawa sebuket bunga di tangannya.

"Siapa kau??!" Aki bertanya kepada Goro karena ia tak pernah melihatnya.

"Tenanglah Aki, dia adalah Majima-ojisan tangan kanan ayahku dulu" Denji mencoba menenangkan sahabatnya itu.

Mendengar kalau orang asing itu adalah orang yang penting, Aki langsung menunduk dan meminta maaf "maafkan saya, terima kasih karena hadir di pemakaman Himeno-san".

Goro meletakkan buket bunganya di makamnya Himeno, ia pun duduk berjongkok dan mulai berdoa di samping makamnya.

Setelah selesai, Goro pun berdiri dan kembali menghampiri Denji dan Aki "Aki Hayakawa-kun, aku turut berbelasungkawa atas kematian kekasihmu".

"Baik, terimakasih banyak" timpal Aki sambil membungkuk dengan sopan.

"Majima-ojisan, sebelum kembali aku ingin mampir ke apartemen. Aku harus mengambil Pochita" Denji berkata kepada Goro.

"Hmm Pochita? Sudah lama aku tidak melihatnya".

"Denji, kapan kau akan pergi bertempur??" Aki secara tiba-tiba menimpali obrolan antara Goro dan Denji.

Denji dan Goro sempat terkejut karena pertanyaan Aki. Mereka tak menyangka kalau Aki sudah bersiap itu untuk memburu Gun Devil.

"Secepatnya Aki, kita akan memburu Gun Devil secepatnya" Denji menjawab sambil menepuk pundak Aki.

"Kalau begitu kita cari dia sekarang!!!" Aki kembali mengajak Denji untuk mencari Gun Devil secepatnya.

"Tak usah buru-buru, kita harus menyiapkan rencana untuk memburunya" Goro mencoba menenangkan Aki.

"Itu benar Aki, Gun Devil memiliki banyak pasukan" timpal Denji.

"Jika kita menunggu terlalu lama, akan banyak korban lainnya!! Apa kau juga ingin Makima menjadi korban??" Aki benar benar sudah tidak sabar untuk membalaskan dendamnya Himeno.

Chainsaw man : Denji x Makima Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang