06 - Ketulusan Aldo

5.9K 164 0
                                    

Sudah 2 bulan ini Clara memiliki pelanggan tetap yang selalu datang ke cafenya dari pagi hingga menjelang malam. Siapa lagi kalo bukan Aldo. Jujur Clara terganggu tapi juga sangat terbantu dengan kehadiran Aldo yang menjemput dan mengantar atta sekolah.

Dan selama 2 bulan ini Sasya selalu menuntut penjelasan pada sang sepupu yang selalu berada di cafenya. Lebih mengejutkan nya atta memanggil sang sepupu dengan sebutan papa. Itu yang membuat satu tanda tanya besar dalam benak Sasya.

Aldo seorang CEO rela menjadi pelayan cafe demi Clara. Jika cafe sedang ramai ramainya dan semua pelayan kewalahan Aldo dengan suka rela membantu. Yah salah satu tujuannya adalah mendapatkan perhatian dari Clara. Tekad Aldo mendapatkan kembali cinta seorang Clara.

"Maaf Bu. Kita kehabisan stok kopi". Ucap Ucil dengan raut khawatir.

Cafe sedang ramai sekali sehingga stok kopi habis dan masih banyak pelanggan yang mengantri. Clara tampak berpikir keras. Tercetak raut khawatir.

"Kamu hubungi pemasok kopi untuk segera mengirimkan kopi ke cafe". Titah Sasya memberikan solusi untuk Clara.

"Stok kopi di pemasok juga habis Bu".

"Ra kita ngga bisa tutup cafe. Kita bisa rugi Ra. Bahkan kita bisa kehilangan banyak pelanggan. Sulit buat Lo sampai di titik ini Ra. Tapi Lo bisa kehilangan semua ini hanya dalam hitungan detik". Jelas Sasya panjang lebar.

"Kita harus gimana Sya?". Lirih Clara.

Aldo yang mendengar sedikit kegaduhan mencoba menghampiri dan menawarkan diri untuk membantu.

"Ada masalah?". Tanya Aldo dengan nada so coolnya.

"Kamu nangis Ra?". Lanjut Aldo melihat Clara yang tampak lesu.

"Bang. Cafe ini kehabisan stok kopi dan pemasok kita juga tidak bisa mengirim. Bang Aldo punya kenalan pemasok kopi atau engga?".

"Punya. Entar gue kabarin temen gue dulu".

"Thanks bang. Gue ngga tau harus gimana kalo ngga ada Lo".

Aldo menanggapi nya dengan tersenyum. Sekitar 30 menit pemasok kopi datang membawakan stok kopi untuk cafe ini.

"Makasih Al". Ujar Clara tulus.

"Sama sama Ra. Tapi ini engga gratis".

"Maksudmu?".

"Kamu harus menggantinya dengan ikut bersamaku ke labuan bajo. Aku ingin berlibur kesana".

Clara mengerutkan keningnya. Bukannya Aldo di Bali itu sedang berlibur? Dasar aneh!

"Memangnya kau merasa di Bali itu tidak berlibur?".

"Tidak. Aku ingin mencari suasana baru".

"Jika di luar Bali maaf aku tidak bisa. Karena tidak mungkin aku meninggalkan atta sendirian".

"Aku juga akan mengajak atta".

"Kau boleh mengajak atta. Tapi aku tidak bisa ikut".

"Apa yang kamu takutkan?". Bisik Aldo tepat ditelinga Clara membuat sang empu merinding.

Aldo berniat mengajak Clara untuk ke Labuan bajo karena ingin menyatakan perasaannya dan juga meminta Clara untuk kembali mendampinginya. Walaupun ia tau ini terlalu cepat.

"Aku seorang wanita Al dan Keluarga ku sangat melarang ku untuk tidak dekat dengan seorang lelaki tanpa status yang jelas".

Aldo tersenyum misterius. Tanpa Clara sadari ucapannya itu seakan mengartikan bahwa ia mau pergi bersama Aldo jika mereka sudah rujuk. Itulah yang Aldo pikirkan.

"Jadi kamu ingin kita seperti dulu? Berarti kamu menerima ajakan ku untuk rujuk?". Tanya Aldo berbinar.

Pembicaraan mereka sudah terlalu jauh dan tanpa Aldo dan Clara sadari. Sasya sejak tadi mendengarkan percakapan mereka dan ia sangat terkejut dengan kata rujuk yang diucapkan sang sepupu. 'jadi Ara adalah mantan istrinya bang Aldo?'. Batin Sasya bertanya.

"Aku tidak ingin rujuk ataupun membangun hubungan kembali denganmu Aldo. Hubungan kita hanya sebatas orang tua untuk atta".

"Aku tau penyebab semua yang terjadi terhadap mu adalah aku sendiri. Tapi Salahkah bila aku ingin menebus semuanya? Seberapa sulit aku mendapatkan kembali restu keluarga mu. Aku melakukan semua ini demi kamu Ra".

"Aku tidak meminta kamu untuk melakukan semua itu". Ujar Clara datar.

Jujur Clara masih sangat mencintai Aldo. Namun dirinya sekarang tidak seperti dulu. Ia takut Aldo akan kecewa jika mengetahui tentang dirinya yang sudah kotor. Rela menjual diri demi uang. Walau orang itu adalah sang mantan suami.

"Berikan satu alasan kenapa dan mengapa kamu menolak ku terus menerus?".

"Aku bukan Clara yang kamu kenal dulu dan kamu bukan Aldo yang aku kenal dulu. Aku bukan lagi sosok yang pantas mendampingi mu. Kamu tidak tau apa yang aku lalui 5 tahun ini Al".

"Pantas atau tidak pantas aku lah yang menentukan! Aku sudah berjuang sejauh ini demi kamu Ra. Tidak ada kah sedikit pertimbangan dari kamu? Apa ada yang kurang dari ku? Aku akan belajar menjadi seperti yang kamu mau. Aku janji Ra. Berikan aku kesempatan Ra".

Clara bimbang. Ia tak tau harus apa. Nyatanya pertahanan itu hancur dengan mudah. Aldo selalu menyita pikiran dan hati Clara.
"Maaf Al. Aku akan tegaskan mulai sekarang. Jangan membuang waktumu untuk ku. Kamu boleh berjuang untuk siapapun itu tapi bukan aku Al".

Aldo mengepalkan tangannya. Jujur ia kecewa. Ini adalah sekian kalinya Clara menolaknya. Dan sekian kalinya Clara membuat alasan yang tidak masuk akal.

Flashback on

"Nona yakin mau melayani bos kami?". Tanya seorang lelaki dengan perawakan besar dan tinggi.

Ini adalah pilihan terakhir Clara untuk mendapatkan uang 500 Juta demi keselamatan sang putra. Ia rela melakukan apapun demi atta. Clara tau ini bukanlah pilihan satu satunya. Tak ada alasan apapun yang membenarkan dirinya untuk menjual dirinya demi uang. Namun setidaknya sebagai ibu dirinya telah berkorban.

Clara mengangguk kan kepalanya pertanda ia yakin. 'Ini adalah pertama dan terakhir untukku'.

"Baik nona. Saya akan mentransfer jika tugas nona sudah selesai".

Clara diantar menuju sebuah kamar apartemen. Ia masuk kedalam sebuah kamar dan di suruh menunggu sang pembelinya. Huh tidak suci dan kotor.

Tak lama pintu kamar apartemen dibuka secara kasat dan tampak sosok lelaki dengan baju urak urakan. Tampak ia sedang mabuk berat. Namun mata Clara membola ketika melihat lelaki itu. Tentu Clara sangat mengenal nya.

"Aldo...".

"Hey kau. Tenang jangan takut. Walau ini pertama kalinya setelah 2 tahun lamanya aku tidak melakukan kegiatan menyenangkan ini. Jadi maaf jika sakit nona. Berikan pelayanan terbaikmu untukku".

Tampak Aldo tidak mengenali Clara Sama sekali mungkin karena efek alkohol.

"Untuk malam ini namamu aku ubah menjadi nona Ara. Bukankah nama yang sangat bagus? Aku merindukan istriku asal kau tau nona".

Aldo mendekat mengusap pipi Clara lembut namun sekarang Clara sudah mengeluarkan air matanya ia takut. Sangat takut.
"Kau sangat mirip sekali dengan istriku. Setiap akan melakukannya pasti ia akan menangis terlebih dahulu. Namun kau tau setelahnya? Ia yang paling hebat".

Siapapun orang yang telah tidur dengan nya tetap saja setelah ini dirinya sudah kotor dan ternodai.

Flashback off

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang