01 - Pertemuan Kembali

25K 679 8
                                    

Di Pagi yang cerah ini Clara akan bekerja seperti biasanya di cafe miliknya yang ada di daerah Denpasar. Setelah perceraiannya dengan sang mantan suami ia memutuskan untuk pindah ke Bali bersama sang putra dengan harapan tak akan bertemu lagi dengan Aldo. Susah payah Clara membangun cafe ini dari nol tanpa bantuan dari siapapun. Hanya sang anak yang menjadi penyemangat nya untuk bangkit dari keterpurukannya setelah di ceraikan oleh Aldo.

"Pagi Mba". Sapa salah satu pelayan cafe.

"Pagi. Gimana cafe hari ini?". Tanya Clara kepada salah satu barista di sana.

"Lumayan banyak pengunjung mba tadi juga kami hampir kehabisan stok kopinya tapi untungnya pemasok bisa langsung kirim". Jelas salah satu karyawan.

Mungkin karena ini weekend di tambah ini waktu libur semester jadi banyak sekali turis asing maupun lokal yang berlibur ke Bali. Dampaknya di rasakan langsung oleh pengusaha lokal contohnya cafe ini.

"Ra yang jemput atta siapa?". Tanya sasya salah satu sahabat Clara yang kebetulan ikut membantu untuk mengurus cafe.

"Aku juga bingung. Cafe lagi ramai ngga mungkin aku tinggal Sya". Jawab Clara seadanya.

Kesibukannya di cafe telah menyita waktu dan pikirannya sampai melupakan sang putra. Huh.

"Ya udah gue ajah yang jemput atta sekalian mau ketemu sepupu gue dari Jakarta".

"Beneran ngga pp Sya?". Tanya Clara memastikan.

"Santai Ra. Gue ngga minta bayaran kok". Jawab Sasya dengan nada bercandanya.

********************************

"Tante. atta mau es krim". Rengek atta melihat sebuah kedai es krim.

Kini Sasya sudah menjemput atta di Playground dan menuju ke sebuah restoran untuk makan siang dan sekalian bertemu dengan sepupunya.

"Nanti ya sayang. Tante harus izin Sama mama dulu atau nanti kalo sama mama ajah yah. Mending sekarang kita makan yuk". Bujuk Sasya sambil menunjuk sebuah restoran.

"Ngga mau atta sebel sama mama ngga pulang pulang".

Sasya mengusap puncak kepala atta dan menghentikan langkah tepat di depan pelataran parkir salah satu restoran. "Mama kan cari uang buat beli susu atta".

"Kenapa mama yang cari uang? Semua teman teman atta mamanya ngga ada yang cari uang. Semua itu di lakukan oleh papa". Atta melipat tangannya di depan dada sambil menunjukkan ekspresi sebalnya. Bertingkah seperti bocah yang sudah dewasa. "Atta mau ke cafe ajah. Mau ketemu mama".

Wajah atta yang memerah hampir ingin menangis membuat Sasya cepat cepat menggendong tubuh mungil atta. "Oke kita ke cafe yah buat ketemu sama mama tapi Tante mau ngabarin temen Tante dulu".

Atta pun mengangguk dan mengikuti langkah Sasya kembali menuju mobil.

Panggilan tersambung

"Bang ni gue ngga bisa nyamperin Lo ke situ bisa engga kalo Lo yang ke cafe gue?"

"Bisa Lo share lock ajah ntar gue ke sana".

"Oke see you bang".

Tut Tut

Dalan perjalanan hening yang menemani mereka karena tampaknya atta juga lelah seharian di Playground ditambah ia belum makan siang. Hingga suara dari atta memecahkan keheningan itu.
"Tante papah kemana yah? Kenapa ngga pernah jengukin atta".

"Papa atta kerja sayang".

"Kalo kerja kenapa ngga pulang pulang. Papa temen atta kalo kerja nanti malemnya pulang Tante".

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang