09 - Aldo Menjauh?

4K 129 0
                                    

Clara belum menyadari ada Aldo disana. Namun ketika ia berbalik setelah mengambil pakaian ia di kejutkan dengan Aldo yang menatapnya penuh minat.

"Matanya mau aku colok?".

Aldo hanya menyengir tanpa dosa. Takut nanti dicolok bisa bisa ia buta. Terus gimana nasib perusahaan?. Jujur Clara masih cantik dan awet muda dibandingkan teman teman seusianya.

Clara langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi karena dirinya merasa sangat malu. Bisa bisanya ia dengan pede keluar dari kamar mandi tanpa melihat keadaan dulu. 'Duh Ra kamu bodoh banget sih!'. Mau di taruh dimana mukanya setelah ini. Setelah kejadian semalam.....
"Ish kenapa aku jadi mikirin yang engga engga".

kini jantung Clara berdebar seperti orang yang pertama kali jatuh cinta. Begitupun dengan Aldo dadanya seperti dengan berlari maraton. Senang sekali ia membuat Clara kesal.

Clara bingung dirinya harus apa. Kalo seandainya Aldo tau tentang rahasia yang ia tutup rapat. Rahasia bahwa ia pernah menjual diri. Apa ia harus jujur? Apa Aldo mau menerimanya?.

Hari kedua mereka berencana untuk seharian di hotel karena kelelahan kemarin sudah jalan jalan seharian. Padahal rencananya Aldo akan mengajak Clara snorkeling.

Mereka turun menuju lobby untuk breakfast yang disediakan hotel. Mereka mengambil omelette dan nasi goreng.

"Kenapa Ra?". Tanya Aldo cemas melihat raut wajah Clara yang berubah.

"Ngga ada sayur Al?".

"Ngga tau coba aku tanyakan dulu".

Aldo beranjang namun tangannya dicekal oleh Clara. Mendadak mereka terdiam untuk menyadari yang sedang terjadi. 'cuma reflek Ra tenang santai'.

"Sorry". Ujar Clara melepaskan cekalannya.

"Ngga usah aku tadi cuma tanya". Lanjut Clara dan kembali membantu atta untuk makan.

Setelah selesai makan mereka bertiga mengunjungi mall untuk pergi ke Timezone sesuai permintaan atta.
"Pa. Mau es krim". Pinta atta kepada Aldo dengan nada memohon.

Selama ini Clara selalu membatasi konsumsi makanan manis untuk atta karena tidak terlalu baik untuk kesehatan.

"Ayo". Ajak Aldo kepada atta ke kedai eskrim dan meninggalkan Clara yang jalan lebih dulu didepannya.

Clara belum menyadari hilangnya 2 orang kembar yang berbeda generasi itu namun ia sudah merasa janggal karena dari tadi tak mendengar perdebatan mereka berdua. Akhirnya Clara menoleh dan tidak mendapati keduanya.

Clara hanya menarik nafas panjang dan menghembuskan ya perlahan untuk mengurangi kekesalannya.

Kini Aldo sedang menemani atta untuk memilih es krim yang ia sukai. Sesekali ia menyicipi satu persatu dan pilihannya jatuh pada es krim rasa coklat. Sangat basic namun itulah kesukaan atta.

Namun sejak tadi ada yang menyita perhatian Aldo yaitu Rainbow cake. Ingin sekali ia membelinya untuk Clara. Tapi...
"Sudahlah ia kan lagi diet". Gumam Aldo.

Aldo dan atta akhirnya keluar dari kedai es krim dan berjalan untuk mencari Clara. Ini salahnya juga tadi meninggalkan Clara.

Setengah jam lebih ia mencari Clara namun hasilnya nihil. Ia tak tega melihat atta yang tampaknya sudah kelelahan. Tapi jangan salahkan Aldo jika kalian bilang kenapa tidak di gendong? Jawabannya adalah atta yang tidak mau di gendong.

'apa aku ke bagian informasi ya?". Pikir Aldo.
Mungkin itu pilihan untuk saat ini dan akhirnya mereka menuju ke bagian informasi.

Clara kini sedang istirahat di salah satu restoran cepat saji. Kakinya sangat pegal karena hampir mengelilingi satu mall. Sedangkan mall ini sangat besar sekali. Huh kakinya terasa seperti akan copot.
"Kamu lebay sekali Ra". Ucap Clara kepada dirinya sendiri.

Tiba tiba terdengar speaker informasi yang sedang mengumumkan sesuatu. Sudah tentu suara itu terdengar dalam satu mall.

"Diberitahukan kepada Nyonya Clara Adicipta untuk segera menuju ke lobby. Dicari oleh suami dan putra nya".

Clara hanya mengerutkan keningnya mendengar namanya disebut. Huh nama Clara kan banyak Tapi tunggu. Adicipta?

"Iyah benar dengan anda nyonya Adicipta yang sedang ada di restoran Soloria. Yang menggunakan dress biru muda dan sepatu pvn. yang sedang meminum lemon tea".

Clara menyemburkan minuman yang ada di mulutnya karena mendengar ciri cirinya persis seperti dirinya sekarang. Tiba tiba saja dirinya menjadi pusat perhatian di dalam restoran cepat saji tersebut.

"Awas kamu Aldo!!!!!".

Dirinya benar benar malu sekarang. Ya Allah bagaimana ini? Ia malu bahkan untuk menatap di sekitarnya pun rasanya tak punya keberanian.

**************************

Setelah pulang merekapun langsung membersihkan diri masing masing dan setelah itu atta langsung terlelap. Clara pun memberanikan diri mengajak Aldo berbicara empat mata. Berbicara dari hati ke hati. Sebelum ia menerima Aldo bukankah ia harus jujur tentang dirinya?.

Mereka akhirnya duduk di kursi kecil yang ada di balkon dan dipisahkan oleh meja kecil. 'ayo Ra kamu pasti bisa'.

"Kenapa Ra?". Tanya Aldo cemas melihat raut wajah Clara yang amat serius.

"Aku ingin jujur sama kamu".

"jujur? Apakah Kamu menerimaku?". Hanya itu yang ada di pikiran Aldo.

"Ya..... Tapi sebelumnya aku ingin mengatakan sesuatu". Ucap Clara tertahan.

Aldo tau pasti bukan masalah kecil jika Clara sampai ingin berbicara serius seperti ini.

"Jangan memotong ucapanku dan aku siap untuk apapun keputusanmu nanti setelah aku mengatakan ini".

Aldo hanya mengangguk mengerti. Ia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti 5 tahun lalu. Clara menarik nafas dan menghembuskan nya mempersiapkan hatinya juga agar tidak kembali hancur ketika Aldo tak menerima nya. Ia tak berharap banyak.

"Aku ingin jujur bahwa aku pernah menjual diri demi uang. Aku tau itu hal yang salah dan kotor. Namun aku terpaksa melakukannya. Tak ada satupun hal yang membenarkan apa yang aku lakukan. Aku hanya ingin kamu tau tentang ini sebelum nantinya kita kembali menjalani hubungan serius. Aku ngga berharap banyak Al. Aku tau pasti kamu kecewa".

Clara menunduk berusaha untuk kuat. Berusaha untuk terlihat baik baik saja. Terlihat Aldo hanya diam. Hatinya hancur mengetahui satu fakta ini dan jika Aldo bisa memilih ia tak ingin tau tentang ini.

Membayangkan tubuh Clara di jamah oleh orang lain selain dirinya sudah membuat dirinya diselimuti amarah. SHIT!

Bagaimana bisa Aldo melihat orang yang ia cintai rela menjual diri demi uang. Uang? Apakah uang adalah segalanya? Ia tau tanpa uang kita bukan siapa siapa. Tapi kenapa Ra? Kenapa harus kamu yang melakukan itu?!. Jujur Aldo sangat kecewa. Namun ia tak ingin gegabah.

"Untuk apa uang itu?".

Clara hanya diam membisu. Entahlah melihatnya membuat Aldo semakin marah dan kecewa. Ia tau tak ada haknya lagi untuk marah. Ia siapa? Hanya mantan suami.

"JAWAB CLARA!". Bentak Aldo dengan nada tinggi membuat tangis Clara seketika pecah.

"Lebih baik besok kita pulang. Aku tak ingin kehilangan kendali". Lanjut Aldo dan berlalu meninggalkan Clara sendiri.

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang