12 - Selamat Datang

3.5K 118 1
                                    

"ada apa Bu?". Tanya Clara melihat wajah sang mantan mertua sangat cemas.

"Citra.... Citra kritis Ra". Jawab Alena sedikit tergagap karena jujur dirinya juga syok mendapat kabar sang besan sekaligus sahabat kritis.

"Mami? Ibu. Ara Harus jenguk mami".

Tangis Clara pecah Alena berusaha memeluk dan menenangkannya. Benar ini kabar yang sangat mengejutkan. Pasalnya selama ini Alena tak pernah melihat Citra mengidap penyakit yang serius.

Merasakan tubuh Clara yang sudah tak bergetar Alena pun melepaskannya.

"Ayo ibu antar ya nak. Kamu sekarang berkemas dulu. Oh ya cucu ibu dimana?".

Clara hanya mengangguk dan berujar bahwa Atta sedang tidak enak badan. Clara langsung merapikan bajunya lalu ia taruh di dalam koper begitupun dengan baju sang putra.

Alena pun menunda untuk mengutarakan keinginannya kepada Clara. Karena nampaknya situasi sedang tidak mendukung. Ia coba untuk mengerti.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan naik pesawat untuk menghemat waktu.

Dalam perjalanan Clara tak berhenti nya berdoa untuk keselamatan mami. Dirinya seperti anak durhaka yang tidak pernah menjenguk maminya.
"Mi. Yang kuat yah Ara akan segera datang mi". Pinta Clara dalam hati.

Memang takdir, jodoh dan kematian sudah ditentukan oleh sang pencipta. Tapi apakah kita tidak boleh berikhtiar? Apakah kita tidak bisa merubahnya? Clara tidak siap kehilangan mami. Clara belum bisa bahagiain mami. Mami ngga mau ketemu sama cucu mami?

Banyak sekali pemikiran Clara. Dirinya bahkan tak bisa untuk berpikir positif karena jika dokter mengatakan pasien kritis maka itu berada dalam fase hidup dan mati.

************************

Jakarta

Kurang lebih 5 tahun Clara tak menginjakkan kakinya lagi di ibukota ini. Kota yang memiliki banyak kenangan baginya. Dari mulai kenangan indah hingga kenangan menyakitkan.

Setibanya di Bandara mereka dijemput oleh tangan kanan Aldo. Jefan.
"Selamat datang Madam dan Nyonya Clara". Sapa Jefan ramah dan mengambil alih koper yang di bawa oleh Alena dan juga Clara menaruhnya langsung di bagasi mobil.

"Tuan muda memerintahkan untuk mengantar Madam dan nyonya untuk ke mansion".

"Engga! Aku ingin langsung bertemu mami". Tegas Clara langsung menolak jefan.

"Jangan mempersulit tugas saya nyonya".

Clara ingin menyahut namun Alena melarangnya. Ia tau sang putra ingin yang terbaik untuk Clara.
"Kita dengarkan Reval dulu yah". Ujar Alena meyakinkan Clara.

"Tapi Bu. Ara ingin bertemu dengan mami".

"Iyah ibu ngerti. Lebih baik kita tunggu kabar dari Reval dulu".

Clara mengalah dan ia pun mengangguk. Sedari dulu Clara selalu mematuhi perintah Alena baginya ucapan Alena bukan hanya bujukan tapi perintah yang mutlak harus ia lakukan.

Mobil yang dikendarai jefan melaju dengan kecepatan sedang menuju mansion keluarga Adicipta. Mobil roll royce phantom ini adalah mobil yang sama ketika mengantarkan Clara menuju bandara dan pergi meninggalkan Aldo. Dan mobil inilah yang menyambut Clara kembali ketika datang ke Jakarta.

"Nyonya. Tuan muda mengatakan bahwa Nyonya Citra sudah siuman dan kondisinya juga sudah stabil. Tuan muda mengatakan bahwa Nyonya tidak perlu khawatir lagi". Ucap jefan yang tentu membuat Clara bernafas lega.

'Terimakasih ya Allah'.

'Terimakasih ya Allah'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang