15 - Keluarga Atmajaya

3.4K 96 0
                                    

"sudah siap sayang?". Tanya Aldo ketika melihat Clara memasuki mobil.

Clara hanya mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban. Jujur dirinya belum siap untuk bertemu orang tuanya terutama sang papi. Ini semua Clara lakukan demi maminya. Kini Aldo akan mengantar Clara untuk bertemu tuan Bisma dan Nyonya Citra.

"Kamu yakin tak ingin mengajak Atta dan memperkenalkannya pada mami papi". Tanya Aldo memastikan.

"Ini bukan waktu yang tepat". Jawab Clara singkat. Aldo paham dengan apa yang dirasakan Clara saat ini.

"Tapi atta juga harus periksa sayang. Aku lihat sejak kemarin ia batuk batuk".

"Papi melakukan itu demi kebaikan kamu dan kebaikan kita. Memperkuat suatu hubungan apakah itu bukan upaya yang baik? Ra papi tau apa yang terbaik buat kita. Tolong kamu maafkan Papi".

"Tak ada anak yang membenci orang tuanya Al. Jujur aku tak ingin menampakkan diriku lagi dihadapan papi sesuai keinginan beliau waktu itu. Tapi kali ini aku melakukan demi mami Al. Aku harap kamu ngerti". Jelas Clara panjang lebar dan berharap Aldo tak lagi mendesaknya.

Mendengarnya Aldo mengurungkan niatnya untuk membujuk Clara agar mau kembali dan memaafkan Papi. Sepanjang perjalanan Clara dan Aldo bercerita banyak hal dari mulai masa masa pernikahan nya dulu hingga masalah yang terjadi waktu itu.

Mereka sepakat Semua kejadian itu akan dijadikan pelajaran hidup yang berharga. Diajarkan tentang arti Ikatan yang sebenarnya.

"Setelah aku meminta izin kepada kedua orang tuamu. Aku akan segera menikahi mu sayang". Ucap Aldo menatap netra Clara lekat.

"Terimakasih Al".

"Apakah kamu tidak ingin mengganti panggilan untukku sayang? Misal honey, suamiku atau apalah terserah kamu. Aku tak suka jika kamu memanggilku dengan sebutan nama". Ungkap Aldo.

Clara pun tampak berfikir namun tak ada salahnya juga ia memanggil Aldo seperti dulu.

"mas Aldo".

"Ngga romantis Ra".

"Ya sudah jika tidak mau".

"Sayang yah plis". Pinta Aldo berbinar.

Apa apaan ini. Dirinya bukan lagi ABG yang baru jatuh cinta. bikin malu ajah kamu Al!.

"Aku kesel sama kamu mas".

"Aku juga cinta sama kamu kok Ra".

"Mas!!".

Kesal sekali dengan tingkah Aldo yang semakin lama mirip dengan atta. Clara serasa memiliki dua anak sekarang.

***********************************

"Kemana Ara Pi? Kok belum sampai". Tanya Citra kepada sang suami yang masih dengan santainya meminum kopi.

"Sudahlah kau istirahat dulu nanti juga datang". Jawab Bisma dengan entengnya. Pasalnya tadi Aldo sudah mengabari jika mereka sudah diperjalanan. Tak lama...

Tok
Tok
Tok

Ceklek

"Assalamualaikum Mi Pi". Sapa Aldo sopan kepada Citra diikuti Clara yang masih senantiasa bersembunyi di belakang lengan kekar Aldo.

"Waalaikumsalam akhirnya kamu datang. Dimana putri mami?". Tanya Citra tak sabar.

Aldo menggeser tubuhnya agar citra bisa melihat Clara. 'Mami apa kabar?'. Batin Clara bertanya namun sulit sekali untuk ia ucapkan.

"Ara.... Kemari sayang". Citra mengulurkan kedua lengannya untuk memeluk sang putri.

Clara mendekat menerima dan membalas pelukan hangat sang mami yang selama ini ia rindukan. Clara menangis ia menumpahkan semua beban yang selama ini ditanggung sendiri. Saat di titik terendah ia tak punya siapa siapa untuk berbagi luka itu.

Namun siapa yang salah? Apakah berhak Clara menyalahkan sang papi? Menyalahkan Aldo? Menyalahkan Raffi? Siapa yang salah sebenarnya pun ia tak tau!.

"Maaf Ra. Maaf. Mami minta maaf yah. Mami terlalu bungkam saat itu. Maafkan mami sayang".

"Clara yang salah Mi. Clara minta maaf karna baru bisa menjenguk mami".

Bisma mendekat dan ikut memeluk sang putri. Satu hal, ia sama sekali tak menyesal mengusir putrinya dulu karena ia juga ingin menguji sang menantu. Dan ternyata benar mereka memang saling mencintai. Cinta tanpa adanya pengorbanan itu adalah bohong. Prinsip Bisma sejak awal adalah kesetiaan.

"Clara. Papi minta maaf. Tolong maafkan Papi. Papi tau ngga pantas untuk mendapatkan maaf dari mu. Tapi apakah kau tak butuh restuku?".

Permintaan maaf yang sangat singkat dan terdapat ancaman di dalamnya. Clara tersenyum lebar tentu ia akan memaafkan sang Papi. Ia tau papinya bukan orang yang sering mengumbar kata maaf.

Awalnya ia kira Bisma akan tetap bersikap dingin seperti 5 tahun lalu.dan sampai kapanpun tak akan memaafkan dirinya namun ia salah mungkin memang ini yang diinginkan sang Papi. Sebuah pembuktian.

"Papi...". Rengek Clara manja kepada sang Papi. Aldo tersenyum melihatnya semoga kedepannya Clara selalu tersenyum. Itu harapan terbesarnya.

"Kau butuh restuku? Lalu bagaimana jika aku tak akan memberikan restu?". Goda Bisma dan seketika Aldo membulatkan matanya tak terima.

Bagaimana ini tak sesuai perjanjian

"Aku akan tetap menikahi Clara". Ucap Aldo sungguh sungguh. Bisma bangkit dari duduknya dan menghampiri Aldo.

"Kalian jangan mulai". Ujar Citra memperingati. Ia tak ingin ada pembicaraan yang menggunakan tangan sebagai medianya.

"Bukankah kita selalu bicara baik baik? Bukan begitu Pi?".
Aldo berujar dan sama sekali tak takut dengan Bisma.

"Iyah baik baik. Tapi bicara kalian kan menggunakan tangan". Sarkas Citra.

Clara mengusap kedua pundak Citra untuk menenangkan nya.

"Hmm". Bisma hanya bergumam tidak jelas. Sudahlah citra sangat lelah menghadapi suaminya.

Bisma duduk di sofa dan mengambil sesuatu dari tasnya sebuah map berisi surat Mekanisme Rujuk dan kemudian ia serahkan ke Aldo.

Mekanisme rujuk dapat dilakukan dengan cara kedua pasangan mendatangi pegawai pencatat nikah di Kantor Urusan Agama (KUA). Suami lalu mengucapkan ikrar rujuk dan lalu kedua pasangan tersebut menandatangani buku pendaftaran rujuk.

Berbekal buku pendaftaran rujuk, kedua pasangan lalu harus mendatangi pengadilan agama yang dulu menyidangkan perkara perceraian mereka untuk mengambil buku nikah yang dulu ditarik oleh majelis hakim.

"Jika sudah melewati masa Iddah kamu harus mengulang akad kalian". Ujar Bisma lalu menepuk pundak Aldo yang sedang serius membaca surat itu.

"Undanglah dua saksi temui papi lalu ulanglah akad kalian. Barulah kalian urus pernikahan kalian secara hukum". Ujar Citra menambahi.

Aldo mengangguk kan kepalanya paham.
"Bagaimana soal Lamaran?". Tanya Aldo

Tawa Bisma seketika pecah. Huh menantunya sangat sangat tidak berpengalaman. Lamaran???

Clara hanya memalingkan wajahnya. Sampai malam pun perdebatan antara Bisma dan Aldo tak akan selesai jika begini ceritanya.

"Hai nak kau ingin cara yang lebih mudah?". Tanya Bisma dengan menggerakkan kedua alisnya.

"Apa caranya?". Tanya Aldo penasaran.

"Making Love". Bisik Bisma kepada Aldo yang tentu tidak akan terdengar oleh Clara dan Citra.

Aldo mengubah raut wajahnya tak percaya. Dirinya tak pernah mendengar cara rujuk itu dengan Making love?. Gila! Dirinya tak akan percaya dengan ucapan Bisma begitu saja.

"Ngga usah aneh aneh Pi". Peringat Citra ketika tau apa yang dibicarakan suami dan menantunya.

"Loh bener memang seperti itu caranya". Jawab Bisma membela diri.

"Papi kasih waktu satu bulan untuk kamu mempersiapkan semuanya. Oke?". Ujar Bisma kepada Aldo selayaknya kapten kepada anak buahnya.

"Siap Pi".

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang