22 - Ancaman Danu

1.9K 37 1
                                    

"CLARA!!"
"Jangan tinggalkan aku".

Mendengar teriakkan suaminya Clara pun terbangun dari tidurnya. Keringat dingin sudah membasahi wajah Aldo. Tampak sepertinya Aldo sedang bermimpi buruk.

"Mas bangun".

Clara menggoyang goyangkan tubuh sang suami agar segera tersadar. Clara panik dan khawatir melihat tubuh suaminya yang gemetar dan telapak tangganya yang dingin.
"MAS!".

Aldo mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya masuk kedalam netranya. Dengan sigap Clara memberikan satu gelas air putih agar Aldo dapat meminumnya.

"Maaf aku membangunkan mu". Ucap Clara dengan nada khawatir.

Clara membantu Aldo untuk bersandar di hardboard ranjang. Tampak sangat suami.masih.mengatut nafasnya

Syukurlah hanya mimpi

Aldo menatap lekat wajah sang istri yang masih menampilkan raut wajah khawatir. Tangannya terulur menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik istrinya.

"Maaf telah membuat kamu khawatir".

Clara mengangguk lalu langsung memeluk tubuh kekar suaminya. Tanpa aba-aba air matanya sudah keluar. Clara menangis di dada suaminya entah apa yang ia tangisi.

"Hey sayang. Kenapa kamu menangis Ra?".

Aldo kaget mendapat pelukan yang sangat erat dari istrinya dan juga isakan kecil yang terdengar dari istrinya.

"Kamu yang kenapa mas! Kamu membuatku khawatir sejak semalam. Sebenarnya apa yang terjadi mas???".

Aldo terdiam

Flashback on

"Hey Tuan Revaldo!". Teriak Danu menggelegar di markas Aldo.

Dari kejauhan Aldo sudah menatap Danu secara tajam seperti binatang buas yang menemukan mangsanya.

"Bos. Lebih baik kita langsung habisi Danu". Usul Jefan yang sudah muak dengan mantan adik ipar sang bos.

"Tidak Jeff. bagaimanapun dia adalah mantan keluarga saya. Kita tidak usah terpancing emosi karena Danu juga bukan tandingan saya". Ujar Aldo dengan nada bangganya.

Saat ini Danu telah berdiri tepat dihadapan Aldo. Sungguh menurut Jefan bosnya sekarang jauh lebih memiliki hati nurani dibandingkan bosnya yang dulu.

"Dimana kamu menyekap Hanung?!".

Aldo tertawa mendengar pertanyaan yang terlontar dari Danu. Rupanya cepat sekali berita itu menyebar.

"Saya sudah membunuhnya". Jawab Aldo singkat.

Jawaban itu membuat dua topangan tubuh Danu melemah. Wajah kagetnya tak bisa ia tutupi.

Aldo tersenyum penuh kemenangan.

"Sudah saya peringatkan anda untuk tidak menyentuh atau mengusik istri saya tuan Danu". Tekan Aldo untuk membela dirinya.

Danu mendongak bersitatap dengan Revaldo.

"Inilah akibatnya jika mengusik Clara".

Danu sangat geram sekali sebenarnya. Pasalnya Revaldo langsung membunuh seseorang tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

Pikiran Danu berkelana memikirkan bagaimana nasib dari keluarga Hanung. Memang sedari awal biang masalah itu adalah almarhumah istrinya!!.

"Bagaimanapun Hanung merupakan sahabat kita. Kamu tidak bisa seenaknya saja!!!".
"Jika kamu masih memiliki hati seharusnya kamu mendengarkan penjelasannya!".

Aldo hanya terkekeh meremehkan setiap perkataan yang terlontar dari Danu.

"Bahkan kau saja tidak pernah bisa menjelaskan kepada saya dan Clara mengenai kesalahan pahaman itu! Dan sejak saat itu juga kau dan Hanung bukan lagi sahabat saya".

"Aku pasti akan menjelaskan tapi tidak sekarang". Ucap Danu lirih.

"kapan?! sampai menunggu ajal menjemput mu?!". bentak Aldo geram.

Dengan tangan ringannya Aldo melayangkan pukulan tepat di bagian perut Danu. Satu pukulan itu berhasil membuat Danu tersungkur.

Bugh

Namun siapa sangka Danu hanya diam lalu tersenyum penuh arti. seperti orang yang sedang merencanakan sesuatu. mereka saling melemparkan tatapan membunuh. Melihat Danu seakan meremehkannya emosi Aldo semakin memuncak.

"Pertanyaanku hanya satu. Apakah Clara sudah tau tentang semua ini dan pekerjaan mu yang sesungguhnya? apakah kau yakin rumah tanggamu akan baik baik saja??? haha sudah pasti jika clara tau ia akan meninggalkan....".

Bugh

Belum sempat Danu menyelesaikan ucapannya pukulan sudah dilayangkan kembali namun bukan mengenai perutnya tetapi pukulan itu tepat mengenai sudut bibirnya.

"Kau ingat aku tidak main main Tuan Revaldo. Akan ku buat rumah tanggamu hancur!!!!".

Beberapa saat berlalu kini Aldo tengah berada di salah satu club ternama bersama dengan Jefan.

"Lebih baik bos segera memberi tau kan dan menceritakan semuanya kepada Bu bos. Saya hanya takut beliau mengetahuinya dari orang lain". Ujar Jefan menasehati Aldo.

Aldo hanya terdiam.

Memang pada dasarnya Jefan tak berhak untuk ikut campur apapun urusan Aldo. Tapi ia tak ingin lagi dibuat pusing mencari keberadaan istri sang bosnya dan juga melihat bosnya menderita.

Setelah mendengar nasehat Jefan rasanya kepala nya sangat pusing efek dari alkohol.

"Huh padahal hanya 2 gelas". Batin Aldo.

Singkat cerita kini Jefan sedang dalam perjalanan mengantar bosnya pulang. Walau dalam kondisi mabuk berat.

"Jadi takut gue ketemu Bu bos". Ujar Jefan pada dirinya sendiri.

Selama perjalanan Aldo terus menyebut nama Clara. Sejujurnya Jefan merasa kasian terhadap bosnya karena ia tau perjuangan Aldo selama ini.

"Semoga rumah tangga pak bos dan Bu bos selalu dalam lindungan Tuhan".

Flashback off

"Jika seandainya aku melakukan sesuatu yang akan mengecewakan mu. Bagaimana kamu akan mengambil keputusan?". Tanya Aldo dengan raut wajah serius.

Aldo terus mengamati perubahan dari raut wajah sang istri.

"Jangan bilang kamu selingkuh mas?!".

Clara sudah berfikiran yang tidak tidak. Ngga salah kan seorang istri punya pikiran seperti itu???

"Ngga mungkin lah Ra". Jawab Aldo cepat.

"Mas sebenernya apa yang berusaha kamu sembunyikan?". Tanya Clara mendesak Aldo.

Menurut Aldo ini bukan waktu yang tepat. Entah sampai kapan ia akan mengulur waktu seperti ini.

"Udah Ra ngga usah dibahas".
"Bagaimana dengan rencana honeymoon kita??". Tanya Aldo mengalihkan pembicaraan.

Clara tau Aldo sedang berusaha mengalihkan pembicaraan. Tapi ia memilih untuk menutup sebelah matanya. Clara tak ingin kembali berdebat dengan Aldo.

"Aku ingin pergi ke Bali saja jika mas mau. Sekalian aku ingin mengecek kondisi cafe".

"Baiklah istri ku yang cantik. Aku akan mengosongkan jadwalku dan kita akan pergi honeymoon Minggu depan. Bagaimana menurut mu?".

Clara mengangguk mengiyakan perkataan sang suami. Clara mendekat lalu mengecup singkat bibir suaminya. Namun dengan ide yang terlintas langsung dipikiran Aldo membuat ia menahan tengkuk Clara.

Yang tadinya hanya kecupan berubah menjadi ciuman dan lumatan.

Aldo ingin bertindak lebih namun ia harus segera bersiap untuk berangkat kerja. Aldo pun menyudahinya.

"I love you Clara".

"Love you Too Al".

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang