20 - Ruang Eksekusi

1.8K 33 0
                                    

Di ruangan kebesarannya Aldo sedang memijat pelipisnya. huh! jujur saja ia sungguh tak sanggup jika terus menerus berbohong. Aldo takut jika suatu saat Clara tau siapa dirinya, Clara akan meninggalkannya.

tok tok tok

"masuk!".

"Permisi bos. saya sudah mengantar nyonya Clara selamat sampai tujuan tapi....".

"tapi apa?". Tanya Aldo menyelidik.

"Mobil yang kami tumpangi di ikuti oleh salah satu orang suruhan Danu Bos".

Jefan dapat melihat raut wajah bosnya yang seketika merah padam. Aldo mengepalkan tangannya pertanda ia sangat marah.

"Mereka rupanya ingin bermain langsung ke intinya". Ujar Aldo disertai senyum smirk nya.
"Buang mayat badebah tadi kedepan markasnya!". Titah Aldo penuh penekanan.

*******************************

Clara yang merasa bosan akhirnya memutuskan berjalan jalan disekitar taman yang ditumbuhi oleh berbagai jenis bunga mawar dan Lily. Clara ingat sekali dulu yang mananam ini semua adalah ia dan Aldo.

"Nyonya muda". Sapa salah satu bodyguard yang sedang bertugas.
"Perkenalkan saya Wildan. Salah satu pengawal di mansion ini. Nyonya bisa memanggil saya Will".

Clara hanya mengangguk mengerti.
Bodyguard itu menunduk hormat kepadanya pertanda pamit undur diri.

Namun ketika bodyguard itu berbalik Clara lantas memanggil nya. Ini kesempatan nya untuk bertanya soal Aldo. Karena mungkin ini bisa menjadi awal untuk penyelidikan nya.

"Tunggu...". Panggil Clara.

Will kemudian berbalik lagi dan menunduk hormat.
"Ada yang bisa saya bantu nyonya?".

"Kamu sudah lama bekerja dengan mas Aldo?". Tanya Clara kepada Will.

Will tampak berfikir dulu sebelum menjawab.
"Sejak 2 tahun lalu nyonya".

Clara mengangguk. Kemungkinan besar pasti Will tau tentang penyerangan terhadap Aldo.

"Apakah kamu tau tentang penyerangan di perusahaan?".

"Saya sedikit tau tentang penyerangan itu. Tapi untuk lebih detailnya saya tidak tau". Jawab Will apa adanya.

Sejujurnya memang dia adalah kepala bodyguard yang dipilih Aldo untuk menjaga mansion. Namun tugasnya hanya sampai disitu. Ia tak ikut campur tangan mengenai semua permasalahan yang menimpa bosnya. Jadi Will tak banyak tau soal penyerangan itu.

"Baiklah kamu boleh pergi". Ujar Clara kemudian Will mengangguk dan kembali berkeliling.

"Ini sangat aneh mas. Sebenarnya apa yang kamu berusaha sembunyikan??? Tentang kematian adikmu atau yang lain???".

Clara sudah berusaha untuk percaya kepada Aldo namun keadaan mengharuskan ia untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Apa sebenarnya yang terjadi kepada Danu dan Alin???.

******************************
Flashback on

Pagi itu Aldo langsung menuju markas. Ia sudah tidak sabar untuk melihat darah mengalir ditangannya. Dari dulu ia memang sosok yang kejam dan tak kenal kata maaf namun hanya ada satu orang yang bisa menundukkan sosok Revaldo yaitu Clara.

Aldo sebenarnya tau bahwa Clara melihat pesan yang di kirimkan Jefan tadi pagi. Tapi semoga saja Clara akan percaya dengan penjelasannya nanti. Walau itu berupa kebohongan semata untuk menunda waktu sampai dirinya siap dibenci oleh Clara.

Sesampainya di markas para anak buah Aldo memberikan salam hormat kepadanya.

"Dimana si badebah itu?". Tanya Aldo kepada salah satu anak buahnya.

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang