13 - Saling Terbuka

3.8K 117 0
                                    

'mungkin sedang mandi'. Pikir Aldo.

Aldo pun kembali merebahkan dirinya di ranjang dengan ukuran king size itu. Sayang sekali dirinya hanya tidur sendiri disini. Ingin rasanya bisa ditemani seseorang saat tidur dan menjalani hari harinya.

Bukan wewenangnya untuk mengatur semua itu. Sudah menjadi kehendak yang tuhan tentukan menjadi garis takdir di hidup Aldo.

Kehilangan sosok Clara

Entahlah kenapa dulu ia bisa menceraikan Clara. Seperti ada kabut yang menutup matanya. Seperti orang yang sedang di hipnotis untuk mengikuti perintah orang lain.

Lama Aldo bergelut dengan pikiran pikiran nya. Terdengar suara pintu terbuka dan muncullah sosok Clara yang sudah mengenakan pakaian tidurnya.

Aldo pun segera beranjak dari tidurnya. Langsung dengan posisi duduk membuat kepalanya berdenyut. Dasar darah rendah.

"Kondisi mami sudah membaik. Tapi aku akan antar kamu besok bertemu mami tidak sekarang. Istirahat lah terlebih dulu".

"Aku tau. Tadi jefan sudah menyampaikan. Terimakasih telah membantu menjaga mami dan papi".

"Mandi dulu". Lanjut Clara sambil menyerahkan handuk milik Aldo.

"Badan ku masih berkeringat". Jawab Aldo dengan nada malasnya. Acuh tak acuh Clara pun tak peduli.

Clara pun hanya mengangguk dan berlalu menuju pintu untuk turun melihat sang putra. Dirinya merasa tak enak hati kepada ibu Alena. Namun belum sempat ia meraih gagang pintu tubuhnya ditahan oleh Aldo.

"Aku ingin bicara sesuatu empat mata denganmu". Ujar Aldo sambil memeluk pinggang Clara dari belakang

Clara terpaku hembusan nafas Aldo sangat terasa di ceruk lehernya. Seketika tubuhnya merinding. Aldo membalikkan tubuh Clara untuk menghadapnya. Ditatapnya netra Clara dengan lekat membuat sang empu gelisah.

"Aku nyesel Ra. Aku ingin minta maaf. Aku tau ucapan maaf aku ngga akan bisa ngerubah semuanya tapi setidaknya aku bisa lebih tenang. Apakah keputusan mu waktu itu masih berlaku?".

Sungguh drinya sangat menyesal. Apakah tak ada kesempatan lagi untuknya?
"Keputusan apa?".

Nah kan nada bicara Clara sudah tidak enak di dengar. Aldo tau emosi Clara sedang tidak stabil. Jangan meragukan sosok Revaldo. Dia sudah mengenal Clara luar dan dalam.

Stt dalamnya hanya Aldo yang boleh tau

Aldo berjongkok dangan berpangku pada satu lututnya dan mengeluarkan sebuah Ring Bearer dengan cincin yang masih sama ketika Aldo melamar Clara dulu.

"Menerimaku kembali. Marilah kita melakukan akad kedua sayang. Menikahlah kembali denganku Clara Putri Atmajaya".

"Kau melamarku di kamar seperti ini? Tak ada persiapan apapun?". Ujar Clara sambil melihat sekitarnya.

Aldo beranjak. Memang benar benar tak ada persiapan. Ini spontan bagi Aldo. Namun tunggu......
Itu artinya Clara menerimanya? Clara ingin ia melamarnya tidak di kamar seperti ini. Mungkin di Pantai? No itu terlalu basic.

"Maaf Ra. Tapi aku janji akan.....". Ucap Aldo merasa bersalah.

Stt

Clara menempelkan jari telunjuknya di bibir Aldo. Kini jantung Aldo berdetak sangat kencang entahlah ketika ia hanya bersentuhan dengan Clara membuat reaksi amat luar biasa di dalam dirinya.

"Ngga usah ngumbar janji yang belum tentu bisa kamu tepati". Ujar Clara seolah memperingati.

Clara langsung menarik tangannya kembali. Kini dirinya merasa campur aduk.

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang