14 - Tentang Clara

3.5K 113 3
                                    

Aldo tak menanggapi ucapan sang ibu karena jika ditanggapi maka akan panjang dan bisa bisa mereka bertengkar. Huh Aldo sangat malas sekali.

"Reval jawab pertanyaan ibu!".

"Ibu jangan salah paham. Itu memang papi yang menyuruh mas Aldo". Ujar Clara menenangkan Alena.

Clara yang semula bungkam pun akhirnya angkat bicara mendengar pertengkaran yang terjadi antara Aldo dan ibu itu karena keluarganya.

Alena pun menghela nafasnya. Lebih baik ia makan daripada harus berdebat dengan sang putra apalagi disitu ada Clara. Ia tak ingin membuat Clara merasa tak nyaman disini.

Dengan telaten Clara mengambilkan nasi untuk semua orang yang hadir di meja makan. Dan tak lupa untuk Aldo.

"Ibu ingin lauk apa? Biar Clara ambilkan". Tanya Clara kepada Alena. Namun sekilas ia melirik Aldo seolah menanyakan hal yang sama.

"Ibu ingin mangutnya dan sop saja". Jawab Alena.

"Samakan saja". Ujar Aldo sambil tersenyum.

Alena merasa aneh dengan sang putra yang tak henti hentinya tersenyum. Semakin lama ia semakin takut melihat senyuman Aldo. Jijik melihatnya

Clara pun mengambilkan lauk yang di minta oleh Alena dan juga Aldo. Tak lupa juga ia menyiapkan hidangan untuk sang putra dan mulai menyuapinya.

Suasana meja makan pun tampak menyenangkan karena ada Atta. Sesekali Aldo menjawab semua yang ditanyakan oleh sang putra. Alena sangat senang sekali melihat pandangan itu. Dejavu

Mendadak Alena sedih jika nantinya Clara tak kembali dengan Aldo. Bagaimana ia bisa bertemu sang cucu? Bagaimana jika Clara melarang nya?.Huh kenapa ia memiliki pikiran negatif.

Ara tak mungkin melarang ku bertemu atta

Acara makan pun kini telah usai saatnya menikmati hidangan penutup.
"Ada yang ingin Reval bicarakan Bu". Ujar Aldo seraya menatap sang ibu.

"Tentang apa? Tak biasanya kamu ingin bicara serius dengan ibu.  tadi pagi saja kamu masih seperti bayi yang sudah teriak teriak di kamar mandi. Kamu teriak mau ibu mandiin Reval?". Ucap Alena sambil terkekeh.

Tentu sebagai seorang ibu ia tau sang anak sedang apa di kamar mandinya. Meneriaki nama sang menantu. Kalo kata orang jaman sekarang Ytta. (Yang tau tau ajah).

"Reval serius Bu".

Terdengar sekali nada merajuk dari ucapan sang putra. Mungkin ia juga malu diperlakukan seperti anak kecil karena disitu juga ada Clara.

Alena melirik sekilas ke arah sang mantan menantu.. eh maksudnya calon menantu. Tampak Clara tersenyum tipis dan ingin tertawa tapi ditahan karna melihat perdebatan nya dengan Aldo.

"Reval akan rujuk dengan Ara". Ujar Aldo dan menekankan kata rujuk.

Alena pun kaget dan menumpahkan air yang berada di dalam gelas yang sedang ia pegang. Jujur dirinya tak menyangka. Memang ini adalah keinginan terbesarnya namun ia kira tak akan secepat ini.

"Hati hati Bu". Clara memperingati Alena yang hampir saja menjatuhkan gelasnya juga.

"Nak kamu serius mau rujuk dengan Reval? Ini bukan karna paksaan Reval kan? Jangan paksakan dirimu nak".

"Ini murni keinginan Ara dan juga demi Atta. Ara tau usaha Ara untuk menggantikan posisi mas Aldo itu berat dan sampai kapanpun akan terasa berbeda. Ara harap ini keputusan terbaik yang Ara ambil". Jelas Clara meyakinkan Alena.

*****************************

Hari sudah berganti pagi. Rasanya seluruh badan Aldo sakit sekali karna harus tidur di sofa demi satu kamar dengan Clara dan Atta. Sampai ia pun melewatkan solat subuh  karena baru bisa tertidur jam 2 dini hari.

Rasanya ia ingin mandi terlebih dahulu. Hari ini walaupun dirinya tak berangkat ke kantor tapi ia harus mengantar Clara ke rumah sakit untuk bertemu keluarganya dan juga untuk memeriksakan atta ke dokter.

Melihat Clara yang tak ada di ranjang membuat ia mencari cari. Sang putra pun masih terlelap.
'mungkin di dapur'. Pikir Aldo.

Setelahnya ia melangkahkan kaki menuju walk in closet untuk mengambil handuk dan juga pakaian. Namun ketika ia masuk ada Clara yang tampak sedang memilih pakaian di dalam lemari.

"Ra..". Panggil Aldo tentu membuat sang empu terkejut pasalnya tadi Aldo masih sangat terlelap.

"Maaf. aku cuma mau pinjem baju Al".

Aldo mengerutkan keningnya pertanda bingung. Sudahlah memang Clara itu gengsian. Ia tak ingin berdebat yang nantinya akan menimbulkan masalah besar.

"Ini memang pakaianmu tak usah pinjam sayang". Ujar Aldo sambil membelai rambut Clara dan menyingkirkan anak rambutnya yang menutupi wajah.

Cantik

Natural

Tanpa sentuhan makeup pun Clara sudah sangat cantik Dimata Aldo.

Setelahnya Aldo langsung menarik lepas kaus yang ia kenakan membuat tubuh bagian atasnya Shirtless. Melupakan kehadiran Clara disana.

"Lepas baju dan celananya kan bisa di kamar mandi, bukan di depan ku". Clara menggeram sebal saat jari jari aldo bergerak membuka kancing celana lelaki itu.

"Aku pakai boxer". Aldo memberi pembelaan untuk dirinya sendiri.

Clara menghembuskan nafas begitu kasar

"Lagian badanku udah lengket banget semalem ngga mandi sayang".
"Kamu ingin ikut aku mandi?". Lanjut Aldo dengan pertanyaan yang tak masuk akal.

"Ngga! Makasih Tuan Revaldo atas tawaran yang tak masuk akal".

Tak lagi menyuarakan keberatannya, Clara hanya mengibaskan tangan dan berbalik. Mangayunkan kaki untuk turun dan menuju dapur. Ia ingin membuat sarapan. Bisa bisanya ia begitu terkejut melihat Aldo Shirtless didepannya.

Namun ketika Clara memasuki dapur ia melihat sang mantan papa mertuanya yang sedang kerepotan untuk membuat secangkir kopi.

"Biar Aku bantu Pa". Ujar Clara lalu mengambil alih cangkir dan kopi lalu ia dengan gesit menyeduhnya.

Ananta masih bingung melihat mantan menantunya kini ada di dalam mansion nya. Tentu ia sangat emang sekali pasalnya Alena bercerita bahwa ia sudah memiliki seorang Cucu.

Pewaris nya

Clara menyerahkan secangkir kopi itu kepada Ananta.
"Terimakasih nak".

"Sama sama Pa".

Ananta mengajak Clara untuk duduk di gazebo dipinggir kolam.

"Bagaimana kabarmu Putri?". Tanya Ananta yang sesekali menyesap kopinya.

"Seperti yang papa liat. Aku baik pah".

"Hanya fisik kan bukan hati kamu. Papa tau kamu sakit hati dengan papi mami kamu tapi ingatlah mereka melakukan ini semua demi kebaikan kamu".

Clara hanya tersenyum mendengar nya. Ya bagaimanapun mereka orang tuanya.

"Pa. Aku izin mau masak untuk sarapan yah. Papa ngga pp di tinggal sendiri?".

"Tentu silahkan nak".

Setelah mendapat izin dari Ananta, Clara pun segera menyiapkan sarapan karena jam sudah menunjukkan pukul 6. Ia berencana untuk membuat makanan kesukaan Aldo. Gilgeori Toast adalah sandwich khas korea atau roti panggang. Tak lupa ia memasak nasi goreng dan omelette.

Setelah selesai ia menata semuanya di meja makan baru setelah itu ia akan mandi. Rasanya semalam adalah tidur ternyenyaknya setelah 5 tahun terakhir.

Mantan Istri Tuan RevaldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang