Pagi ini Clara dan Aldo di sibukkan untuk packing barang-barang yang mereka perlukan ke dalam koper masing-masing. Rencananya mereka akan terbang ke Bali nanti sore.
"Sayang sepertinya kita tidak perlu membawa baju sebanyak ini". Ujar Aldo tampak heran.
"Kita di Bali itu sekitar satu bulan mas. Tentu memerlukan baju sebanyak ini". Tekan Clara tidak mau dibantah. Tangannya masih senantiasa melipat baju dengan telaten tampak seperti seorang ahli.
Aldo dan Clara berencana untuk tinggal di Bali selama satu bulan kedepan. Atta? Anak laki-laki itu akan menyusul bersama Oma dan Opa nya. Entah kenapa Atta sangat menurut dengan sang Oma.
Kondisi Atta juga sudah stabil karena dokter mengatakan bahwa Atta hanya kecapean. Maklum anak kecil seumuran Atta sedang aktif-aktifnya.
"Tapi kan sebagian baju kamu juga masih ada di sana sayang. Lagian jika kita kekurangan baju juga bisa membelinya. Iya kan?". Aldo kembali menyuarakan keberatannya.
"Sebenarnya apa sih yang membuat mas ngga mau bawa banyak barang?". Tanya Clara dengan nada heran. Tangannya yang semula melipat baju pun terhenti dengan sedikit hentakan.
Aldo menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Aku hanya malu membawa banyak barang ketika memakai pesawat komersil seperti orang kampu--".Aldo menelan ludahnya susah payah. Tak ada kuasa untuk melanjutkan ucapannya setelah melihat macan betina sudah menunjukkan taringnya.
"MAKSUD MAS AKU KAMPUNGAN??!".
Clara langsung menyudahi aktivitas nya lalu mendekati Aldo.
"Jawab Mas!"."Engga gitu Ra. Oke aku tidak akan komentar lagi". Jawab Aldo sambil mengangkat kedua tangannya yang menandakan ia menyerah.
"Namun perkataan mas tadi seolah olah mas mempunyai dan pernah menggunakan jet pribadi untuk berpergian". Ucap Clara seolah meremehkan.
Aldo hanya tersenyum misterius.
"Jangankan jet pribadi Ra. Pulau pribadi pun aku memiliknya". Batin Aldo merasa lucu.******************************
Kini mereka berdua sudah menginjakkan kaki di Bandara 2 jam sebelum keberangkatan. Mereka pun memutuskan untuk menikmati sedikit fasilitas untuk penumpang business Class ketika berada di Bandara. Mereka pun berbincang ringan sambil sesekali tertawa.
"Ra berjanjilah apapun yang terjadi jangan pernah meninggalkan ku". Ujar Aldo di sela-sela pembicaraan mereka dengan tangannya masih senantiasa menggenggam Clara erat.
Clara menyandarkan kepalanya di bahu Aldo
"Mas... Aku ngga akan meninggalkan kamu apapun masalahnya kecuali satu hal".
"Apa itu?".
"Perselingkuhan". Jawab Clara singkat namun Aldo dapat memahaminya.
"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu mas asalkan kamu juga harus berjanji untuk setia kepadaku". Lanjut Clara berucap."Im promise sayang".
Mereka saling menautkan jadi kelingking selayaknya anak kecil yang saling berjanji dengan temannya.
"Aku tidak akan mencari tau lagi tentang hal apa yang ingin sekali kamu sembunyikan dariku. Aku tau yang kamu lakukan pasti untuk kebaikan kita".
"Aku pasti akan menceritakan semuanya tapi tidak sekarang Ra".
Clara dapat melihat kebimbangan di dalam diri Aldo. Seolah hal itu adalah bom waktu yang apabila ia mengetahuinya maka semuanya akan hilang.
"Iya mas. Aku tidak akan memaksa kamu untuk bercerita dan memberi tauku".
"Terimakasih sayang".
******************************
Tak terasa setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam 50 menit akhirnya mereka sampai di Bali.
"Aku senang Bali masih menyambut ku dengan baik seperti dulu". Ucap Clara penuh haru. Sejujurnya ia sangat merindukan Bali.
"Bali akan selalu menyambutmu dengan baik Ra". Sahut Aldo dari belakang sambil menarik dua koper di sampingnya.
Aldo pun mengajak Clara untuk segera keluar menuju lobby karena mereka sudah di tunggu oleh beberapa anak buahnya.
"Selamat Datang di Bali Bos dan nyonya". Sapa salah satu lelaki yang mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan kemeja berwarna putih. Tak lupa kacamata hitam yang bertengger indah.
"Saya akan menyupir sendiri. Lebih baik kalian semua kembali". Ujar Aldo seraya mengadakan tangan meminta kunci mobil.
"Tapi bos itu sangat berbahaya". Ucap salah satu anak buah Aldo yang langsung mendapatkan tatapan mematikan dari sang empu.
"Sejak kapan kalian mempunyai nyali melarang saya?!". Tekan Aldo dengan nada yang sedikit di naikkan.
Clara yang sejak tadi hanya memperhatikan suami dan anak buahnya yang sedang berdebat akhirnya angkat bicara.
Perlahan Clara membelai lembut lengan kanan sang suami seraya menenangkan. Aldo pun membalas dengan menyentuh tangan sang istri.
"Apa yang mereka katakan benar mas. Itu semua demi keselamatan kita". Ujar Clara memberi saran kepada sang suami.
"Aku hanya takut kamu risih sayang".
"Mereka bisa mengikuti kita dari belakang jika mas tetap ingin menyetir sendiri".
Aldo menatap Clara bingung. Tak biasanya sang istri mau dengan pengawalan seperti ini.
"Kamu sadar dengan perkataan mu barusan?". Tanya Aldo memastikan.
Clara menganggukkan kepalanya seraya meyakinkan. "Memang benar benar aneh". Batin Aldo.
Aldo kemudian menangkap kedua pipi Clara menggunakan kedua tangannya. Di arahkan Clara untuk saling menatap dengannya.
"Kemana Ara ku yang tak suka di kawal dan tak suka banyak orang? Apakah kamu benar-benar istriku? Atau tadi tertukar di pesawat? Jawab aku sayang".
"Aku disini Al. Udah yuk mending kita langsung jalan nanti keburu malem banget".
Aldo pun mengangguk dan tidak kembali menyuarakan rasa penasarannya.
Akhirnya Clara dan Aldo memasuki mobil yang telah disiapkan oleh anak buahnya. Mobil itu membelah jalanan Denpasar Bali yang malam ini di guyur hujan yang cukup deras.
"Dingin Ra?". Tanya Aldo ketika melihat Clara terus menggosok gosokkan tangannya.
Clara mengangguk seraya mencari sesuatu yang bisa menghangatkan. Aldo pun menepikan sejenak kendaraan nya.
"Sini Ra biar ngga kedinginan". Pinta Aldo sambil menepuk pahanya.
"Ngga usah aneh-aneh mas!".
"Loh ini biar kamu ngga kedinginan sayang sambil meluk aku".
Clara pun tampak menimbang nimbang dan akhirnya ia memutuskan mengikuti saran Aldo.
Aldopun memundurkan kursinya agar Clara lebih mudah duduk di pangkuannya. Clara naik ke pangkuan Lado dengan posisi saling berhadapan.
"Peluk aku Ra biar ngga kedinginan".Clara pun memeluk Aldo.
Kemudian Aldo pun kembali melajukan kendaraannya. Namun ia sedikit tidak fokus ketika menyetir karena Clara memeluk nya terlalu erat. "Sial nempel banget". Batin Aldo berteriak.
Next???komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Istri Tuan Revaldo
Romance🔞🔞🔞 Revaldo Adicipta - Seorang pengusaha otomotif sukses dan pewaris Findenco Company yang menginjak usia 32 tahun dengan status duda. keputusannya menceraikan sang istri 5 tahun lalu membuat hidupnya amat kacau apalagi setelah ia tak mendapat ka...