.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ada apa, Aries? Kau terlihat begitu menyedihkan!"
Kazazu, ia tak ada henti-hentinya mencaci maki Aries. Membuat Aries kesal, Aries sudah tak sanggup lagi. Ia menatap Kazazu penuh dendam, auranya semakin lama semakin berat.
"Ayo lakukan Aries!"
Teriakan itu membuat sosok wanita dengan boneka domba di pinggang menoleh. Tangannya gemetar hebat, ia tak percaya jika 11 batu kristal milik anak ritual dua belas bintang kini berada di tangannya.
"Jangan membuang waktu lagi, Aries!"
Aries terperanjat, Kepalanya sakit luar biasa. Potongan demi potongan alur kisahnya dan teman-temannya, kembali terputar. Sangat miris dan mengerikan.
"Aarrgh!" erang Aries memegangi kepalanya, ia menjambak rambutnya frustasi.
"Lakukan Aries!"
"Selamat tinggal, Aries ...."
"Uhhukh!"
Aries batuk, memuntahkan darah segar nan pekat. Nafasnya memburu, dengan gelisah ia menoleh ke arah sepuluh anak ritual dua belas bintang. Menatap wajah mereka satu persatu dengan lekat.
"Mereka semua adalah keluargaku, dan kau mengubah alur ini, membuat mereka membenciku!"
Kazazu yang mendengar itu hanya tertawa, semakin lama, semakin keras.
Aura merah yang tadinya sudah lenyap di tubuh Aries, kini muncul kembali dan lebih pekat.
"Aku tidak mengubah alurnya, Aries. Aku hanya .., memperlihatkan mereka kenyataannya! Hahahaha!"
Kazazu tertawa lepas, menatap Aries remeh. "Sudahlah, Aries. Mari ikut bersamaku mewujudkan ramalan kisahmu," kata Kazazu mengulurkan tangannya tepat di hadapan Aries.
"Ja-ngan! Gila! Kazazu!" balas Aries dengan penuh penekanan disetiap katanya, ia menepis tangan Kazazu dengan kuat.
"Aku akan tetap mewujudkan ramalan alur kehidupanmu, Kazazu! Meskipun tidak, memiliki akhir yang indah!" Aries menatap Kazazu penuh benci. "Akanku pastikan, ramalan kisahmu lah yang akan terwujud!" ungkap Aries sembari terus memegangi kepalanya yang masih saja menampakkan potongan-potongan kisah itu.
Kazazu terkekeh renyah. "Sayang sekali Aries," katanya lalu mulai meninggalkan Aries.
Aries tak tinggal diam, ia yang melihat langkah Kazazu semakin menjauh mencoba mengejarnya. Namun, seketika ia menghentikan niatnya. Ke sepuluh anak ritual dua belas bintang langsung menghadangnya. Seakan mengisyaratkan, "Lawanmu adalah kami!"
"Minggir kalian semua!" kata Aries penuh penekanan.
"Tidak akan! Kami tidak akan membiarkan kamu menyentuh ratu kami!" ungkap Scorpio penuh penekanan.
Aries seketika membulatkan matanya sempurna, kalimat yang dilontarkan oleh Scorpio sungguh diluar dugaannya.
"Apa maksudmu, Scorpio? Aku adalah ratumu, ratu Zodiak!" kata Aries penuh penekanan.
Lihat, sekarang ia menyombongkan gelarnya! Ah, apa dia benar-benar Aries yang kita kenal? Tidak! Aries tidak seperti itu. Dia hanya ingin memberitahukan sebenarnya pada mereka. Namun, apakah mereka akan setuju begitu saja? Sedangkan ilusi yang diberikan oleh Kazazu benar-benar membuat kesepuluh anak ritual dua belas bintang membencinya.
Mendengar ucapan Aries membuat Gemini maju beberapa langkah dengan kekehannya yang tampak mengejek.
"Kau benar, ratu zodiak yang jahat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Twelve Stars [Revisi Akan Dilakukan Setelah End]
FantasyFantasy 80% Misteri 15% Romans 5%