The Legend of the Stars (41)

70 28 59
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keputusan yang salah, berakhir petaka

"Apa ramalan itu akan benar-benar menjadi kenyataan?"

Kalimat pertanyaan-pertanyaan itu terus saja muncul, membuat gadis pemilik boneka domba jantan itu ingin gila saja kelihatannya. Entah, keputusan apa yang akan ia ambil selanjutnya. Ah, salah. Tak ada dua keputusan, hanya akan ada satu dan selalu ada satu tanpa ada pilihan. Namun, bukankah Aries adalah sosok  yang mengambil keputusan dengan cepat, tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu?

Ah, sekarang Aries sudah jauh lebih bijak dalam memikirkan keputusannya. Keputusannya yang buru-buru itu benar-benar menyebabkan beberapa masalah yang serius. Walaupun tak semua, tetapi Aries kali ini akan memikirkan matang-matang dalam bertindak.

"Bisakah malam ini tak ada? Bisakah aku melalui malam ini dengan singkat?"

Aries menatap langit yang gelap gulita, tanpa ada bulan ataupun bintang. Malam ini, hatinya terasa sangat berat, dan gelisah. Ia takut kehilangan orang yang ia sayangi, tetapi malah dia sendiri yang akan menghilangkan orang itu sendiri.

"Apa langit sudah terbiasa tanpa bintang? Apa langit sudah terbiasa tanpa bulan? Aku lihat, langit bisa! Tapi dia kesepian."

Tangan Aries yang tadinya hangat, menjadi dingin. Bukan karena suasana, tetapi rasa takut itu sendiri. Rasa takut itu seakan melilit lehernya, terasa sangat sesak untuk bernafas.

Aries berdiri dengan lemah, kakinya terlalu bergetar hebat untuk malam darah ini. Di tangan kanannya terdapat tujuh baru kristal putih. Ia menatapnya lekat-lekat, ah, sungguh sangat miris alur kehidupan mereka.

"Mungkin langit bisa bertahan, karena ada mentari yang senantiasa memberikan sinarnya di pagi hari. Namun, aku? Apa akan seperti langit? Jika iya .., siapa mentarinya?"

Aries berhenti melangkah, menarik nafasnya dalam-dalam dan mengembuskan ya secara perlahan. Dia tersenyum dengan yakin. "Aku pasti bisa menyelamatkan mereka semua, dengan mengorbankan satu ratu!"

Dengan gerakan kilatnya, Aries berlalu begitu saja menuju kediaman Kazazu, ratu iblis. Di sana sudah ada kesebelas anak ritual dua belas bintang yang menunggu kedatangan Aries, dengan dendam yang Micols berikan.

Kalian ingat part 13?
Ah, aku harap tidak!

Seperti dugaan Aries, kini tak ada satu pun iblis yang tampak mencoba menghalanginya. Ah, karena semua iblis itu kini berkumpul bersama Kazazu, melakukan ritual kelahiran iblis baru kembali setelah 1000 tahun yang lalu.

Ia berniat menghentikan ritual Kazazu, dan melakukan ritual bintang, yang selama ini menjadi tujuan awal mereka berjuang dan bersama. Ia sudah memikirkan rencananya dengan matang, 17 detik sebelumnya. Ah, Aries memang terkenal dengan mengambil keputusan dengan cepat.

Setelah berlari sekitar delapan hari, dengan beberapa kali istirahat, kini Aries berhasil mendapatkan kediaman Kazazu. Terlihat sangat megah, dan indah. Siapa pun yang melihat kastilnya ini tak akan menyangka jika ini adalah kastil seorang ratu iblis yang begitu jahat, dan tak punya hati.

Aries berjalan mengendap-endap, ia akan berurusan dengan Kazazu terlebih dahulu, ritual iblis itu harus segera ia gagalkan.

Aries mengalihkan pandangannya ke arah salah satu menara yang paling tinggi di sana. Karena ramalan yang Aries dapt dari masa depan, membuatnya sedikit lebih cepat menemukan keberadaaan Kazazu dan iblis-iblis untuk melakukan ritual itu.

"Semoga aku tidak terlambat!" kata Aries fokus menatap menara yang kini sudah menyemburkan aura ke langit malam. Ia berlari, secepat mungkin, dan memasuki menara itu.

The Legend of Twelve Stars [Revisi Akan Dilakukan Setelah End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang