"ARIES!"Aries terbangun, keringatnya bercucuran dan terlihat panik. Mimpi tadi, mimpi yang mampu membuat buluk kuduknya berdiri dengan sendirinya. Jantungnya terpacu cukup cepat, mimpi itu masih terlihat jelas di ingatannya.
Aries menoleh ke arah sumber suara, tatapannya tampak menelisik. "Kau, Bara itu kan?" kata Aries dingin.
Aries turun dari tumpukan jerami itu, mendekat ke arah pria yang menatapnya dari balik topi jubah. Aries semakin mendekat, tetapi pria itu tak memberikan respon apa pun.
"Katakanlah, jika kau ... jika kau adalah Bara, kakak dari Kazazu!"
Pria itu mundur beberapa langkah, bahkan berniat beranjak pergi meninggalkan Aries yang kini sudah semakin dekat. Namun, pergerakannya terhenti tak lain karena ulah Aries.
"Beritahu aku!" Aries mencekal tangan pria itu kuat.
"Ya, aku Bara. Sebaiknya kau fokus pada ritual ini, bukan mencari hal yang tid--"
"Kau ingin bilang .., tak penting?" tebak Aries kini melepaskan cekalan tangannya.
"Aku tak menyangka, ternyata ritual ini karena kelakuan bodoh ayah, kakek, dan pamanmu sendiri!" ungkap Aries penuh penekanan, lalu melangkah pergi meninggalkan pria itu.
Pria itu tampak terkejut, detik berikutnya kepalanya sakit bukan kepalang. Ingatan-ingatan kecil tentang dirinya dan Kazazu kini mulai tampak, lagi. Kazazu tampak tersenyum pada ingatan-ingatan itu. Sangat aneh, dibanding ingatannya yang dulu. Ingatan yang menampakkan betapa buruknya Kazazu.
***********
"Ibu, di mana Micols? Aku mencarinya ke mana-mana, tetapi dia tidak ada ibu!"
Sosok perempuan cantik itu tampak panik mencari sosok iblis sekecil tupai yang menemaninya sejak usia 7 tahun. Sejak ia bangun, ia tak pernah melihatnya.
Kazazu, sosok ibu yang sering disapa oleh salah satu anak ritual dua belas bintang itu membulatkan matanya sempurna, ia lupa jika sosok Micols tertanam cukup dalam di lubuh hati anaknya. Ah, maksudnya anak angkatnya.
"Ibu, jawab pertanyaanku!"
"Taurusku, sosok Micols yang menemani kita selama ini adalah penghianat! Dia sudah mengkhianati kita!" Kazazu berujar dengan lembut dan seulas senyum manis.
Taurus membulatkan matanya, tak percaya. Ia tak percaya, karena sosok Micols sudah sangat dekat dengannya.
"Ibu berbohong! Micols tak akan mungkin melakukan itu! Micols adalah teman baikku Bu!"
Taurus melangkah mundur selangkah. Tidak mempercayai ucapan Kazazu yang tampak serius.
"Jangankan teman, Taurus. Bahkan keluarga bisa menghancurkanmu jika mereka mau!"
Kazazu terlihat sangat serius, entah ini alibi atau memang fakta yang ia gunakan untuk membuat Taurus berhenti mencari Micols. Namun, ikatan itu tak akan mungkin bisa Taurus lupakan begitu saja. Sosok Micols setia, pengertian dan perhatian,tak akan mungkin membuat Taurus melupakan jasanya begitu saja.
"Tetapi Micols berbeda ibu! Dia sangat baik kepadaku!" kata Taurus mencoba membela Micols.
"Dulu, ibuku dan kakakku adalah sosok yang baik seperti Micols, tetapi .... Itu hanya topeng! Mereka berniat membunuhku tanpa memikirkan ikatan kami yang sudah terjalin begitu lama!"
Taurus berdecak kesal, ia meninggalkan Kazazu sendirian. Tanpa mereka sadari, rambut Taurus kini bereaksi seperti Cancer saat mendapatkan hadiah dibulan kelahirannya.
Apakah Taurus benar-benar mengikat erat ikatan hubungan itu?
"Ratu, ada apa?"
Kazazu terperanjat karena teguran itu. Ia menoleh, mendapati sosok Scorpio dan Virgo tengah membungkuk hormat. Ia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Twelve Stars [Revisi Akan Dilakukan Setelah End]
FantasíaFantasy 80% Misteri 15% Romans 5%