Happy reading
💜💜💜💜💜
******
Helaan nafas lelah kembali terdengar dari pria tampan dengan setelan kantor buat kesekian kalinya. Ini sudah ketiga kalinya dia memutari lantai mall ini hanya untuk menemani dua gadis disampingnya.
Entah apa yang mereka cari yang pasti Zero sendiri tidak tahu, sedari tadi dirinya hanya di ajak berputar-putar tanpa membeli satu barangpun.
Ternyata bukan cuma Zero yang lelah, Sy dan Salsa nyatanya juga sudah capek berputar-putar tidak jelas tapi karna belum menemukan barang yang cocok akhirnya mereka memutuskan buat terus mencari.
Sy memegang erat ujung Jas Zero sambil terus berjalan dengan mengedar pendangan buat mencari barang yang cocok buat di dijadikan hadiah.
Dia persis seperti anak kecil yang takut hilang.
"Gimana kalau kita beliin satu set sprei.." saran Salsa yang berada disisi lain Zero.
"Sprei? Apa tu.."
"Cover tempat tidur.."
"Ohhh, tapi masa itu sih..."
Salsa segera mendekati Sy lalu berbisik. "Lo ini kayak nggak ngerti aja kalau pangantin baru suka sekali ganti sprei.."
"Tapi masa cuma kasih sprei sih.." Sy protes.
"Ya terus apa dong..."
"Yang lebih istimewa gitu loooh..."
"Ya apa...."
"Ya kita cari..."
Zero mengusap wajahnya dengan kasar melihat kedua gadis ini malah berdebat. Bahkan ada beberapa orang yang menatap aneh pada mereka. Dikira lagi rebutan cowok.
Dia rela meninggalkan kantor padahal belum jam pulang karna Sy yang menelponnya minta jemput di kampus. Saat Zero tiba ternyata sudah ada Salsa juga disana. Ocha tadinya pengen ikut tapi tiba-tiba saja ada urusan mendadak.
"Sy capek...." benar saja, dia yang paling semangat di awal, dia juga yang mengeluh paling pertama.
"Ya udah kita balik aja..." sahut Zero.
"Ihhhh, enggak...."
"Terus maunya gimana..?"
"Kita lihat-lihat satu kali lagi kalau nggak nemu juga kita balik.." putus Salsa.
"Sebenarnya kalian mencari apa sih..?"
"Hadiaaah..., dah dibilangin berapa kali juga.." dengus Sy.
"Iya tahu, maksut aku hadiah buat siapa? Bilang biar aku bisa kasih saran.." Zero benar-benar harus sabar menghandapi kedua gadis ini.
Salsa dan Sy saling lirik lalu mengangguk, sepertinya mereka sudah putus asa karna tak menemukan barang yang cocok buat dijadikan hadiah.
"Tapi janji ini rahasia, nggak boleh bilang ke orangnya.."
"Iyaa, Iyaa janji..."
"Kita cari kado pernikahan buat Om Rizal sama mbak Yuni.." lugas Sy membuat Zero melongo. Jadi mereka berputar hampir tiga jam buat mencari kado untuk pernikahan Papa-nya minggu depan.
Boleh jitak kepala kedua sahabatnya ini nggak sih?
"Kita pulang!" Zero menyeret kedua tangan gadis itu mengikuti langkah besar miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisy In The Winter
RomanceDaisy Aqueenesya Abraham. Gadis cantik yang lahir dari keluarga konglomerat kaya raya tidak membuatnya menjadi gadis yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua saja. Dia gadis yang sangat cantik dan menggemaskan paket komplit dengan sifat polosnya...