Part 10 - Extraordinary Kids II

15.9K 1.4K 141
                                    


Happy reading



💜💜💜💜💜


*******



Sudah setengah hari Sy juga sikembar berjalan-jalan ditemani dua pria yang selalu mengikuti mereka dengan jarak tiga meter.

Sy berjalan menggandeng sikembar. Mereka sesekali tertawa riang sambil terus berjalan tak tentu arah. Hanya melangkah saja tanpa tujuan yang pasti. Sudah bisa dipastikan kalau tiga anak ini tidak ada yang menjaga dan mengawasi pasti mereka sudah hilang tersesat entah dimana.

Jangan tanya apakah mereka capek.? Tentu saja tidak! Gimana mau capek baru saja berjalan sekitar sepuluh menit mereka sudah berhenti lagi dan lagi hanya sekedar membeli apa saja yang menurut mereka menarik. Dari es kelapa muda. Lumpiang, Klepon gianyar, es waneng tabanan, lalu kembali lagi membeli es kelapa muda hanya karna yang jual cakep. Genit emang.

Sempat mampir juga di mini market sejuta umat karna si kembar merengek minta beliin pop mie, katanya mareka penasaran sama mie itu sebab belum pernah cobain. Setelah masing-masing menghabiskan satu cup mie instan ditemani teh kemasan membuat perut lima orang ini agak kembung. Sy memutuska istirahat sebentar sambil memandang laut luas ditemani ice cream. Tetap harus ngunyah.

Terlalu asik bersantai selonjoran dikursi panjang sampai tidak sadar waktu sudah menunjukan 14:10. Berhubung mereka belum makan siang atas saran Arka dan Niko akhirnya mereka berlima makan siang yang bisa dikatakan terlambat di disebuah rumah makan ayam betutu  Setelah perut kenyang hatipun senang.

"Nona, gimana kalau habis kita kembali saja ke Vila.." tawar Arka.

"Nggak...!" Tolak ketiga Nona mudanya.

"Memang mau kemana lagi Nona.."

"Panggilnya adek! Adek, bukan Nona.." tegas Jasmine. "Udah dibilangin berapa kali coba masih aja bendel.."

Niko dan Arka kembali menghembuskan nafas pelan. Begini rasanya diomeli anak kecil. "Baiklah, Adek. Sekarang mau kemana lagi? Nggak capek emang dari tadi jalan terus.."

"Kita mau kemana lagi kak.." Jasmine malah bertanya pada sang kakak.

"Kita muter-muter aja sambil jajan.."

"Tuh dengerkan apa yang Akak bilang. Kita mau muter-muter lagi.." angkuh Jasmine sambil berkacak pinggang.

"Emang uangnya masih cukup. Kan uang adek sudah habis.." tanya Niko. Uang sikembar setahunya sudah habis beli jajanjan yang entah apa saja tadi.

"Uang adek memang habis tapi di Akak masih ada. Ya kan kak.." Sakura menengok kearah sang kakak.

Sy mengangguk cepat. "Masih ada kok, bental kakak hitung dulu masih sisa belapa.." Sy ini kadang tidak sadar kalo cadelnya suka kumat. "Uangnya sisa lima ratus tiga puluh ribu.."

"Itu masih cukup nggak kak.." tanya Sakura khawatir. Ya kan gawat kalau sampai nggak cukup.

"Masih cukup kok. Ayo kita jalan lagi.." jawab Sy pasti.

Tiga peliharaan bapak Dominic plus dua pengikutnya kembali berjalan-jalan lalu melihat ada sebuah toko oleh-oleh mereka tentu tak melewatkan begitu saja. kembali mampir buat membeli pie susu.

"Kakak jalan-jalannya hati-hati.." peringat Sakura setelah keluar dari toko besar itu.

"Iyaaa.." sahut Sy manis.

"Jalannya nggak perlu cepat kak.." Lagi adek-adeknya memperingati sang kakak. Agak lain emang. Seharusnya si kakak yang menjaga si adik. Tapi ini malah adek-adeknya yang menjaga si kakak. Ya mau gimana lagi, Sy ini sedikit ceroboh plus pecicilan. Baru saja dia hampir tersungkur karna tersandung batu. Saat dipantai tadi dia terpeleset. Ada-ada saja emang.

Daisy In The Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang