Part 47 - Please Dont

6.8K 658 76
                                    


Happy reading

💜💜💜💜💜

****


"Om Miko bantuin napa!" Ketus si gadis paling kecil diantara mereka disini. Tidak ada sebutan pak, yang pria semua dipanggil Om sama ini anak magang. Gak tahu diri emang.

Miko yang udah jengah mendengar gerutuan Sy akhirnya beranjak dari tempatnya lalu menyuruh Sy berdiri agar dirinya bisa duduk ditempat gadis ini. "Mana bagian yang kamu tidak mengerti"

"Yang ini dan ini" jelas Sy senang.

"Ini mah gampang, lihat baik-baik"

Miko dengan sabar menjelasakan kepada si anak magang yang hanya bisa manggut-manggut saja.

"Udah ngerti belum"

Sy terseyum malu "Belum"

Miko menggelengkan kepalanya lalu kembali fokus dengan komputer Sy tanpa dia sadari gadis itu sudah beranjak lalu duduk cantik dikursi Miko yang kosong sambil mengikir kuku ditemani Anita yang terkenal suka mengoceh.

"Kamu harus hati-hati, itu si pewangi ruangan licik orangnya" ucap Anita pelan sembari meremas bungkusan keripik kentang yang belum dibuka. Hasil ngembat dari meja laci si anak magang dihadapannya.

"Mbak Anita pernah dijahatin juga sama dia?" Tanya Sy yang mulai tertarik.

Buru Anita menelan makanan dimulutnya. "Gak secara langsung sih, tapi kalau gak ada pak Zero, beeuuh judesnya minta ampun! Nih ya kalau nyuruh-nyuruh udah berasa boss dia"

"Masa sih? Keliatan baik kok orangnya"

"Itu karna kamu jarang berintraksi dengan si boss"

"Aaaaaa" Sy membuka mulutnya Anita yang tanggap dengan cepat menyupai si anak magang dengan keripik kentang ditangannya.

"Dia itukan naksir sama pak boss, cuma gak pernah di notice. Dia terkenal suka cari gara-gara sama cewek cantik yang  menurutnya bisa menarik perhatian pak boss"

Sy menganggukan kepalanya mulai mengerti. "Sudah berapa lama dia jadi sekertaris pakZero"

"Dia itu udah lama kerja disini, dulu dia pegawai biasa kayak kita-kita terus diangakat jadi sekertaris semenjak pak Zero yang memimpin perusahaan ini" jelas Anita.

"Oh begitu, Minum" pinta Sy ngelunjak.

Anita buru-buru mengambil air mineral botol membukakan tutupnya lalu memasukan sedotan bersih juga menyodorkan kemulut Sy yang masih asik mengikir kuku-kukunya.

Anita ini entah sadar atau tidak. Atau malah karna ke asikan cerita sampai mau-mau saja melakukan apa yang di pinta si anak magang ini.

"Pernah ada suatu kejadian yang membuat karyawan cewek disini gak ada yang berani cari gara-gara sama si lampir itu" entah berapa banyak Anita sematkan julukan buat sekertaris Zero itu. "Dulu ada pegawai baru, fresh graduate. Dia dipecat padahal baru kerja dua bulan, namanya Santi. Padahal itu anak rajin mana baik"

"Kok bisa mbak, Aaaaa" Lagi-lagi Anita menyupai Sy. Tuman ini anak lama-lama.

Tanpa dua orang yang asik menggosip itu sadari ada sesorang yang menatap dari balik kaca transparan diluar sana.
Zero yang setiap hari menyempatkan lewat ruangan ini hanya untuk bisa memantau Sy, dia cuma bisa menggelangkan kepalanya saja. Rasanya gemas sekali ingin menjitak kepala gadis itu. Ada saja kelakuannya yang membuat Zero tak habis pikir setiap harinya. Bisa-bisanya gadis itu bertingkah seperti ini dikantor, Buru-buru Zero melangkah pergi sebelum dia benar-benar menjitak kepala sahabatnya itu.

Daisy In The Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang