IV

682 51 2
                                    

"Ha..mil" gumamku

"Iya ka, Dara bener-bener minta maaf  Dara gak tau kalo Arga pacar kakak" jawabnya sambil menyentuh tanganku dan segera ku hempaskan tangannya

"Hey, Fan lu tenang yah" Nadia meyentuh bahuku

"Dan lu tau ini Nad? Gila yah gimana bisa gue tenang disaat gadis gila ini ah ralat lebih tepatnya cewek murahan ini bilang dengan entengnya kalo dia pacarnya Arga" jawabku dengan berang dan muka merah karna emosi

"Gue udah pernah kasih tau lu di rumah gue Fan, tapi lu sama sekali ga percaya, dan 1 lagi gue juga baru tau kalo Dara yang notaben nya tetangga gue juga adik kelas kita selingkuhannya Arga" jawab Nadia tenang

"Fucking shit" ucapku dengan emosi karna kehabisan kata-kata

"Kak Fanya, Kak Nadia gak salah disini Dara yang salah dan kakak bener Dara cuman cewek murahan yang mau-maunya kena omongan manis Arga dan sampai berani berhubungan jauh sampai buat Dara hamil, begitu Dara bilang ke Arga kalo Dara hamil Arga gak mau tanggung jawab dia pengen Dara gugurin kandungan Dara, dia juga langsung putusin Dara karna dia gak pengen kak Fanya tau tentang ini" Jawab di depanku ini menjelaskan dengan panjang lebar

"Dan, seharusnya lu gak kasih tau ke gue tentang kelakuan lu di belakang dengan cowok gue" jawabku dengan geram

"Terus dengan biarin lu sama lelaki brengsek kaya Arga gitu Fan" sambar Nadia dengan tak kalah emosi

"Persetan dengan kalian" jawabku sambil melangkahkan kaki untuk pulang

"Kak Fanya please dengerin aku dulu" tahan Dara memengang tangku

"Lepas tangan kotor lu dari gue sialan" jawabku dingin dengan tatapan menusuk, dan cewek itu hanya menggeleng sambil menangis

"Lepas gak" sambil gue membentaknya dan menghempaskan tangannya dengan kasar

"Fan, please dengerin kita dulu kita selesain dengan kepala dingin" omongan Nadia yang ikut menahanku agar tidak pergi dari tempat sialan ini

"Lu berharap gue bisa selesain dengan kepala dingin disaat dapet berita kaya gini, otak lu di dengkul gak waras lu" jawabku dengan emosi pada sahabatku

"TIFANYA GEANDRA, gue mohon dengerin penjelasan kita dulu habis itu lu boleh pergi" jawab Nadia dengan memanggil nama lengkapku di saat dia sudah kesal

"Fine" jawabku dengan mendudukan diri di kursi

"Gue ngelakuin ini biar.." omongan Nadia terpotong lagi karna cewek murahan depan gue ini

"Kak, biar aku aja yang jelasin semua karna ini murni masalah aku, aku gamau kak Nadia jadi kena imbasnya" jawab cewek murahan ini dengan sadar dirinya

"Bagus deh kalo lu sadar diri" jawabku masih dengan emosi

"Fan" panggil Nadia dengan muka memelas dan kupalingkan wajahku ke samping

"Kak Fanya, Dara mohon maaf dengan amat sangat sama kakak udah jadi duri di hubungan kakak dengan Arga, tapi Dara berani sumpah kalo Dara gak tau Arga pacar kakak, kalo Dara tau ini semua Dara gak akan pernah mau jalin hubungan sama dia" sambil terisak cewek murahan ini menjelaskan
"Dan Dara bakal sujud di kaki kakak supaya kakak maafin Dara, atau kalo masih kurang kakak boleh tampar Dara sepuas yang kakak mau asal kakak bisa maafin Dara" sambil dia turun dari bangku untuk sujud di kakiku

"Dar, apa-apaan kamu jangan gitu" cegah Nadia saat dia sudah luruh sujud di kakiku

"Gapapa ka, please biarin Dara lakuin ini, cuman ini yang bisa Dara tebus buat minta maaf karna udah nyakitin Kak Fanya" jawab cewek itu mantap dan aku hanya menatap bengis pada gadis ini

"Berapa bulan?" Tanyaku pada cewek itu dan kuliat dia mendongkaknya kepalanya, sambil meremas rok sekolahnya dari pertanyaanku sepertinya kurang paham tapi setelah beberapa saat dari ekpresinya dia mulai paham pertanyaanku

"3bulan kak" cicitnya cukup membuatku kembali tercengang

"Berapa kali kamu nemuin Arga untuk minta mempertanggung jawabkan perbuatannya" tanyaku dengan datar

" 5 kali kak dan selama 5 kali juga Arga menolakku dan meminta aku menggugurkan janinku" cicitnya

"Berdiri, dan duduk di bangku lu lagi" ucapku karna mulai tak tega dia berjongkok lama dengan keadaan hamil 3bulan

"Gamau sebelum kakak maafin Dara" jawabnya kekeh dengan menangis

"Berdiri bodoh dan duduk apa lu gak kasihan dengan janin lu" jawabku dengan emosi, dan dari wajahnya dia kaget dengan bentakanku dan dia segera berdiri untuk duduk kembali

"Terus orang tua lu tau sedang hamil?"tanyaku dan dia hanya mengganguk

"Respon orang tua lu setelah tau anaknya murahan bagaimana" tanyaku sarkas

"Fan, omonganmu" sela Nadia dengan emosi dan aku hanya mengedikan bahu

"Aku diusir sudah dari 2 minggu yang lalu ka setelah mereka tau kalo aku hamil dan Arga tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya" jawabnya dengan tergagap dan membuatku kaget orang tua mana yang tega melakukan itu disaat anaknya butuh support mereka

"Terus lu tinggal dimana selama ini?" tanyaku

"Aku beberapa hari nginep di rumah kak Nadia sama temen-temenku yang membolehkan aku numpang dirumah mereka" jawabnya lagi masih dengan terisak

"Uh, yaudah beresihin barang-barang lu di rumah temen lu, lu tinggal sama gue di apart" ucapku karna tak tega.

"Fan, jangan ngaco lu gak ada niatan buruk sama Dara kan" kata Nadia dengan menyeledik

"Ada gue mau bunuh dia di apart gue, Abis itu gue buang mayatnya di kandang buaya" jawabku enteng sambil menatap dara yang kaget dan dari ekspresinya dia ketakutan, dan aku hanya tersenyum sinis melihatnya

"Gila lu, udah biar Dara di tempat gua aja" jawab Nadia dengan terburu-buru

"Gue bilang nih cewek murahan tinggal di apart gue dari pada harus ngemis tinggal di tempat temennya" jawab ku dengan sarkas

"Ya tapi gue gak yakin dia tinggal di tempat lu, lunya sendiri aja jahat banget mulutnya apalagi cuman ada lu berdua doang" jawab Nadia membela cewek murahan itu

"Emm kak, gak usah biar Dara tidur di rumah temen Dara aja" jawab cewek itu dengan gugup

"Dan lu mau biarin temen lu tau kalo lu hamil diluar nikah, karna gue yakin temen lu sampai sekarang gak ada yang tau kalau lu hamil" jawabku dan tepat sasaran terlihat dari sorot matanya

"Yaudah kak Dara mau" jawabnya dengan menunduk

"Good girl, yaudah sekarang kita ambil barang-barang lu gue anter ketempat temen lu" jawabku sambil berdiri

"Fan, lu yakin?" Tanya Nadia memastikan sekali lagi

"Of course, what I said was a joke"

"Awas kalo lu jahatin Dara" ucap Nadia memperingatiku dan aku hanya mengedikan bahu

Never Imagined (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang