Aku menangis sejadi-sejadinya, gimana kalau orang tuaku tau anaknya hamil diluar nikah, apa yang harus aku bilang sama mereka.
Aku menuju kasurku untuk mengambil ponsel ku agar bisa menelfon Arga, aku harus kasih tau dia biar dia bisa tanggung jawab.
Tuttt.. tuttt.. tuttt
"Halo sayang" ucapnya
"Emm, yang kamu dimana?" Ucapku dengan menahan tagis
"Masih di Bandung ini sayang, baru malem sampai jakarta"
"Boleh kita langsung ketemu ada yang pengen aku omongin" jawabku bergetar
"Tentu, aku langsung jemput di depan kerumah mu yah seperti biasa"
"Gak usah kita ketemu di hotel yang biasa aja"
"Kenapa langsung hotel? Apa kamu kangen sama aku di masukin" ucapnya sambil tertawa dan aku hanya diam saja
"Yaudah aku tunggu nanti malem yah"
"Iya sayangg"
Aku masih gak percaya dengan hasilnya, aku berharap ini hanya mimpi karna ketakutanku saja aku masih gak siap kalo ini nyata.
"Mah, aku ke rumah Sindy yah lupa ada praktek besok dan ngerjain di tempat Sindy"
"Loh, kan kamu lagi sakit sayang kenapa gak Sindy aja sih yang kesini, nanti kalo kamu kenapa-kenapa gimana coba?" Ucap mamahku dengan khawatir
"Gapapa ko mah, udah mendingan lagian bahan-bahannya udah disana semua aku gak mungkin gak dateng kan nilainya buat aku juga" ucapku meyakinkan mamah agar bisa keluar rumah
"Oke baiklah, tapi inget kalo kamu mulai gak enak badan langsung telfon mamah yah, biar mamah bisa suruh papah jemput kamu sayang"
"Iya mamahku sayang, makasih yah aku pergi dulu yah mah" ucapku sambil mencium pipi mamah
***
Sesampainya di hotel yang biasa aku pakai menginap bersama Arga aku mencoba duduk tenang, karna Arga juga pasti akan bertanggung jawab sesuai omongan dia setiap kali kita sudah melakukan.
Tokk.. tokk..
"Hey sayang aku kangen" ucapnya sambil memelukku setelah aku membukakan pintu untuknya
"Aku juga kangen kamu" balasku sambil memeluknya
"Main yu yangg kangen nih udah gak main sama kamu lama" ucap Arga sambil mengendus leherku
"Nanti dulu yang kan aku suruh kesini ada yang pengen aku omongin sama kamu" cegahku agar tidak sampai berlanjut
"Iya tapi sambil main aja ngomongnya, ayo yang" tarik Arga menuntunku ke kasur
"Sayang aku serius, ada yang pengen aku omongin sama kamu"
"Oke-oke, yaudah aku dengerin kamu mau ngomongin apa?"
"Em aku" mendadak aku gugup untuk memberi tahu Arga tentang ini
"Aku kenapa sayang?" Ucapnya sambil mengelus rambutku
"Em, aku hamil" cicitku dan ketika itu tangan Arga berhenti mengelus rambutku
"Kenapa? Kamu kenapa yang?" Ucapnya
Aku mengambil tas kecilku dan menyerahkan test pack yang tadi ku pakai kepada Arga, dan kulihat Arga menegang setelah kuberika test pack ini.
"Kamu mau tanggung jawab kan?" ucapku setelah beberapa saat kami terdiam
"Kamu mau tanggung jawab kan yang?, sesuai dengan omonganmu kalo aku sampai hamil" aku masih menunggu jawabannya karna dia hanya diam
"Kenapa diem yang, kamu bilang kamu mau tanggung jawab kalo sampai aku hamil anak kamu"
"Dar" ucapnya sambil melihatku
"Ayo keorang tuaku yang, kamu harus tanggung jawab aku gak mau sampai semua orang tau aku hamil di luar nikah" tanganku refleks mememang tangannya
"Dar, bisa kamu gugurin" ucap Arga sambil melirik perutku dan seketika itu membuat tanganku melepas tangannya karna syock atas ucapannya
"Kamu.. kenapa bilang gitu" ucapku dengan nada bergetar
"Aku gak siap, aku masih sekolah aku gak mau putus sekolah karna menikah muda"
"Terus aku gimana? Kamu sendiri kan yang bilang bakal tanggung jawab kalo aku hamil"
"Aku gak mau tau, pokoknya kamu gugurin aku gak siap kalo harus nikahin kamu"
"Gila kamu, aku lakuin ini sama kamu aja udah dosa apalagi bunuh dia" sambil aku mengelus perutku dengan mulai menangis
"Terserah, tapi yang pasti aku pengen kamu gugurin lagian aku juga gamau putus sama pacarku, aku cuman jadiin kamu mainanku aja ko" ucap Arga enteng membuatku syock
"Mak..sud kamu apa?"
"Aku bilang kamu gugurin, dan aku perjelas aku gak mau putus sama pacarku kalo sampai aku nikahin kamu lagian aku cuman jadiin kamu yang kedua" Ucap Arga sambil berdiri dan aku segera menahan lengannya
"Kamu bohong kan? Kamu bilang kamu cuman mainin aku aja? Kamu bilang bakal tanggung jawab terus aku gimana? Terus dia gimana Arga aku ga mungkin gugurin" teriakku karna bener-bener dibuat kaget
"Terserah kamu, aku udah bilang gugurin kalo gak mau ya tanggung sendiri" setelahnya dia melangkahkan kaki ke pintu tapi sebelum itu dia berbalik
"Ah satu lagi Dar, kita udah gak ada hubungan apapun, jangan pernah kamu hubungin aku lagi aku gak mau semua orang tau kita ada hubungan, inget kita putus terserah kamu mau apakan janin itu yang pasti gak usah cari aku lagi" setelah mengucapkan itu Arga pergi meninggalkan aku yang masih mematung dengan menangis sejadi-jadinya
Aku memukul dadaku berkali-kali dan badanku luruh ke lantai karna sesak, sejahat ini dia melakukan itu ke aku setelah apa yang aku lakuin buat dia.
Kenapa aku bisa se bodoh ini, kenapa aku gak ngerasa Arga cuman mainin aku.
Argghhhhh
Aku hanya bisa teriak sambil menangis gimana kedepannya apa yang aku harus katakan ke mamah dan papahku kalo mereka tau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Imagined (FreenBecky)
Ngẫu nhiênMencintai secara normal, cinta yang ku anggap sempurna berharap dia orang yang tepat tapi semua impian berakhir karna dia mengahamili seorang wanita. Bahkan sekarang aku malah jatuh cinta dengan wanita yang menjadi selingkuhan pacarku ini gila bahka...