Dara POV
Entah keberanian dari mana aku mengecup pipi kak Fanya saat aku dibolehin tidur di kamarnya setelah aku mengecupnya aku sangat malu makanya aku berlari menuju kamar kak Fanya.
Jantungku langsung berdetak dengan kencang setelah aku mencium kak Fanya, apa aku sudah mulai ada perasaan pada kak Fanya.
Aku menuju kamar mandi untuk mandi aku memakai sabun kak Fanya karna wangi aromanya membuat tenang dan aku tidak mual.
Setelah selesai mandi aku malah teringat tidak membawa baju untung saja ada handuk disini jadi aku tidak telanjang bulat keluar dari kamar mandi.
Saat aku membuka pintu dan melangkahkan kakiku, aku melihat kak Fanya yang sedang duduk sambil memainkan handphonenya dia segera menolehkan kepalanya padaku dengan padangan langsung mengscan seluruh badanku.
"Kak, mandi dulu gih airnya seger"
"Iya seger Dara" jawabnya tanpa melihat wajahku tapi arah matanya malah ke payudaraku
"Kakak matanya" ucapku dan segera menutup payudaraku yang terbalut handuk dengan kedua tanganku
"Eh m..ma..af" ucapnya sambil lari terbirit kearah kamar mandi aku hanya menggelengkan kepalaku melihat kelakuannya yang lucu.
Setelah aku memakai baju tidur selutut tanpa lengan aku segera membaringkan badanku dikasur kak Fanya karna semenjak hamil badanku merasa gampang lelah.
Hueek..
Aneh padahal aku memakai sabun mandi kak Fanya tapi kenapa rasa mualnya malah datang cukup lama aku menunggu kak Fanya keluar kamar mandi, aku ingin memeluk nya untuk meredakan rasa mualku.
Aku memejamkan mataku untuk menunggu kak Fanya karna rasa mualnya yang makin menjadi, cukup lama aku memejamkan mata aku mendengar pintu kamar mandi yang terbuka.
Aku segera menyuruhnya untuk tidur di sebelahku dan kak Fanya menarikku untuk memeluknya aku tidak menyia-nyiakan ini aku menjadikan tangannya sebagai bantalan dan wajahnya aku sembunyikan di lehernya benar saja mualku hilang dengan mencium aroma tubuhnya langsung ternyata baby memang ingin berdekatan dengan Dada.
Tapi aku merasakan bahwa tubuh kak Fanya yang menegang saat aku berbicara di lehernya, dan juga detak jantungnya yang berdetak dengan kencang.
Saat aku menanyakannya kak Fanya malah menyuruhku tidur dan dia mengelus rambutku.
Sesaat kita diam tidak ada obrolan apapun lagi, aku dengan tidak enak diamnya karna aku ingin kak Fanya mengelus perutku.
"Kenapa bee? Ko gak tenang gitu" pertanyaan kak Fanya membuatku langsung tidak bergerak lagi
"Mau di elus perutnya kak"
"Kenapa gak bilang dari tadi?" Sambil tangan kak Fanya bergerak mengelus perutku
"Abis kakak suruh Dara tidur tadi"
"Dasar, lain kali bilang aja kalau mau di elusin perutnya"
"Hmm"
"Baby kangen Dada ya makanya minta di elus hemm" kak Fanya mengajak baby mengobrol
"Iya Dada aku kangen" jawabku dengan menirukan suara anak kecil
"Hahaha gemes banget sih kamu bee" kak Fanya mengecup keningku dan aku memejamkan matanya saat kak Fanya menjauhkan wajahnya aku buru-buru mengecup bibirnya
"Dar, ka.." sebelum kak Fanya melanjutkan omongannya aku kembali mencium bibirnya bukan cuman menciumnya tapi aku melumatnya juga setengah badanku yang menindih badan kak Fanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Imagined (FreenBecky)
RandomMencintai secara normal, cinta yang ku anggap sempurna berharap dia orang yang tepat tapi semua impian berakhir karna dia mengahamili seorang wanita. Bahkan sekarang aku malah jatuh cinta dengan wanita yang menjadi selingkuhan pacarku ini gila bahka...