XII

550 31 0
                                    

Aku melangkahkan kakiku keluar rumah dengan terisak, aku gatau harus kemana aku hanya bisa berjalan menuju keluar komplek.

"Loh Dar, kamu mau kemana? Ucap kak Nadia tetanggaku yang beda blok

"Ah. Itu ka mau ke.." ucapku gagap

"Masuk ke mobil kakak dulu yah, udah malem banget ini"

"Tapi ka.." ucapanku terpotong

"Gak ada tapi-tapian udah ayo buruan masuk" sambil ka Nadia turun dari mobil dan membukakan pintu penumpang

Sesampainya dirumah kak Nadia aku disuruh ikut naik kekamar nya.

"Kamu niat kemana sih Dar, bawa koper terus keadaan kamu nangis begini" sambil ka Nadia menyodorkan minum untukku

"Gapapa ko kak"

"Gak mungkin gapapa kalo keadaan kamu kaya gini, kamu boleh cerita sama kakak ko siapa tau aku memang bisa bantu kamu"

"Em.. ka"

"Aku ga akan maksa kamu cerita, kamu bisa cerita sama aku kalo kamu udah siap" sambil ka Nadia menepuk punggung tanganku

"A..ku aku diusir dari rumah kak" kulihat bola mata ka Nadia membulat

"Kenapa bisa?, kamu buat kesalahan yang fatal?" Dan aku hanya mengganguk

"Gapapa gausah cerita sekarang Dar, kamu istirahat aja yah disini sama aku" ujar ka Nadia agar aku berbaring di kasurnya

Setelahnya kita gak ada obrolan lagi, aku sibuk dengan pikiranku sendiri yang melayang kemana-mana dan ka Nadia yang entah memikirkan apa

"Kak" panggilku pada ka Nadia dan dia langsung menengok

"Belum tidur?"

"Belum lah Dar, ini buktinya masih melek"

"Aku hamil kak, makanya aku diusir dari rumah"

"Hah? Gimana maksud kamu" ucapnya dengan terkejut dan dari tatapannya seolah dia memandangku rendah dan itu membuatku langsung berkaca-kaca lagi

"Ah maaf Dar, aku gak bermaksud untuk melihatmu rendah mungkin kamu salah paham dengan ekspresiku" dia berkata seperti membaca fikiranku aku hanya bisa menggangguk

"Bodoh banget yah aku kak, aku pacaran sama dia udah hampir 1 tahunan terus kita lakuin hubungan yang seharusnya gak ngelebihin batas dan akhirnya aku malah hamil, aku minta tanggung jawab sama Arga tapi jawaban dia malah suruh aku gugurin kandungan aku, beberapa kali aku temuin dia di sekolah dan rumahnya yang ada aku malah diusir dan dia malah kasar" jelasku panjang lebar

"Wait Dar, bisa di ulang siapa nama pacar kamu"

"Arga kak, kenapa?" Tanyaku dan respon ka Nadia terkejut

"Arga? Kamu ada fotonya?" Tanyanya lagi

"Em, ada kak sebentar ku tunjukin ke kakak" sambil aku mencari fotonya dan setelahnya aku menunjukan fotonya ke ka Nadia terlihat jelas setelah melihat fotonya ka Nadia menahan emosinya

"Brengsek" gumamnya yang masih bisa aku dengar

"Kenapa kak?" Tanyaku karna penasaran

"Dia pacarnya sahabatku Dar, gila nih cowok bisa-bisanya selingkuhin sahabat aku dan ngehamilin kamu terus gak tanggung jawab"

"Sebentar kak, jadi pacarnya Arga itu sahabatnya kakak?"

"Iya sahabatku, jadi kamu tau Arga sudah punya pacar dan kamu masih tetep nekat sama dia?" Jawab ka Nadia dengan sedikit bentakan

"Gak kak, aku berani sumpah kalo aku gatau Arga punya pacar, Arga selalu bilang jomblo waktu deketin aku dan alasan Arga gak mau tanggung jawab itu karna tidak mau pacarnya tau kalo aku hamil anaknya dan yang buat aku tambah syok karna aku hanya di jadiin mainan dia saja"

"Bohong banget kalo kamu gatau Dar, secara kita 1 sekolah dan kamu pasti selalu liat Arga bareng sama Fanya"

"Fanya? Maksudnya kakak Tifanya yang terkenal dengan cueknya di sekolah?"

"Iya dia sahabat aku dan Arga pacarnya Fanya"

"Arga gak pernah bilang Fanya pacarnya kak, setiap aku liat mereka kemana-mana berdua atau sama kakak dan aku tanya Arga, Arga selalu bilang itu sepupunya" jawabku

"Jadi Arga gak ngakuin Fanya pacarnya di depanmu" dan aku hanya menggangguk untuk menjawab pertanyaannya

"Gila yah tuh cowok brengsek banget, aku harus temuin Fanya buat kasih tau ini" dan aku langsung menggenggam tangannya ka Nadia

"Biar aku ikut untuk ketemu ka Fanya kak"

"Kamu yakin? Fanya kalau udah marah nyeremin"

"Yakin, karna ini juga ada aku di dalam hubungan mereka kak"

"Ya sudah kamu tidur dulu, besok kita pikirin untuk ketemu Fanya dan jelasin ini semua" ucap ka Nadia

"Udah berapa bulan kandungan kamu Dar?"

"Jalan 3 bulan ka"

"Astaga terus selama ini kamu gak ada morning sickness?"

"Ada tapi gak begitu rewel ko kak, makanya aku bisa sembunyiin ini dari orangtua ku, tapi ketauan karna aku teledor simpan test pack waktu ganti tas"

"Ya sudah kamu istirahat, gak baik ibu hamil tidur malam apalagi banyak fikiran kaya gini, besok aku usahain buat ajak ketemu Fanya ya"

"Makasih banyak yah ka sudah mau nampung Dara disini"

"Apaan sih ngomongnya gitu, udah gak usah di pikirin sekarang kamu tidur yah, night Dara"

"Night too kak Nad"



***



Sudah seminggu aku menginap dirumah kak Nadia dan aku juga gak enak terus-terusan menumpang tidur disini rencananya hari ini aku mau tidur dirumah Cindy saja.

Dan untuk agenda ketemu kak Fanya, masih belum tau kapan karna kak Nadia bilang kalo kak Fanya sedang sibuk.

"Kak Nad, Dara gak enak terus-terusan tinggal disini ditambah lagi rumah kita dekat Dara takut papah liat Dara masih di sekitar sini"

"Loh memang kenapa kalo kamu masih di sekitar sini, kan juga kamu masih anak mereka"

"Gak kak, papah marah besar kemarin, papah udah gak mau liat Dara ada di dekat dia"

"Terus sekarang kamu maunya apa?"

"Dara tidur di rumah Cindy saja yah kak, biar papah juga gatau kalau Dara disini"

"Teman-teman kamu tau kamu hamil?" Dan aku menggeleng untuk menjawab pertanyaannya

"Terus kalo mereka tau gimana Dar, nanti mereka gimana-gimana lagi ke kamu"

"Dara bakal sembunyiin ini untuk sementara waktu kak, lagian dia belum keliatan" sambil kuusap perutku

"Yasudah kalo itu keputusan kamu, nanti aku antar sebelum berangkat ke kampus, kabarin aku kalo kenapa-kenapa, dan aku bakal hubungin kamu kalo Fanya sudah bisa ketemu yah"

"Iya ka makasih banyak, maaf selalu buat kakak repot"

"Udah gausah dipikirin sekarang lanjut makannya yah"

Never Imagined (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang