Malam sudah tiba sedari tadi, suasana tenang dengan angin dingin bertiup, diiringi suara-suara hewan malam
Dua orang duduk di meja makan dengan makanan seadanya, terlihat menunggu kepulangan seseorang.
"Kak, aku tidak yakin jika dia akan pulang. Lihat, ini sudah pukul 12 malam loh!"
"A-Xian bilang dia akan pulang malam ini, kita harus menunggunya."
Wanita itu tersenyum lembut kepada adiknya yang memutar bola matanya jengah. Ia benar-benar meragukan kepulangan saudara angkatnya, dia jarang sekali berada dirumah karena misinya.
Tidak lama pintu terbuka dan menampilkan Wei Wuxian yang baru saja pulang dengan penampilan yang sedikit berantakan. Tangan dan wajahnya penuh darah, begitu pun belati yang ada di pinggangnya. Tapi senyumannya menunjukkan seperti tidak terjadi apa-apa.
"A-Xian!" Yanli memanggilnya senang
"Eh? Aku pikir kalian sudah tidur." Wei Wuxian melepas topeng yang ada di wajahnya.
"Aku sudah tidur sedari tadi jika Kakak tidak memaksaku bangun, menunggumu untuk makan malam bersama," kata Jiang Cheng. Walaupun nadanya terdengar sinis, tapi sebenarnya ia ikut senang karena Wei Wuxian pulang dan bisa makan malam bersama mereka.
"Makan malam bersama? Woah, ini jarang terjadi. Tunggu sebentar, aku cuci tangan dulu." Wei Wuxian menuju wastafel dan mulai mencuci tangannya yang berlumur darah dengan santai.
Ia kemudian mengambil posisi di antara Yanli dan Jiang Cheng.
Yanli kemudian menuangkan sup iga babi akar teratai ke dalam mangkuk. Sup favorit Wei Wuxian. "Maaf, sudah mulai agak dingin."
"Ahahaha, tidak apa. Yang terpenting suasananya tidak dingin." Wei Wuxian tertawa tanpa beban.
Ia mulai memakan dengan lahap sup yang ada di mangkuknya. Enak sekali. Jika ia pikir-pikir, ia lebih sering makan di luar daripada makan di rumah.
Wei Wuxian benar-benar menikmati makanannya. Lain halnya dengan kedua saudara angkatnya, mereka sedari tadi menatap Wei Wuxian dan belum menyentuh mangkuk mereka sama sekali.
Jiang Cheng menatapnya dengan pandangan campur aduk, marah, kesal, sedih, sekaligus rindu. Sementara Yanli menatap Wei Wuxian dengan pandangan sendu, tangannya mengusap percikan darah di pipi Wei Wuxian yang membuat lelaki itu mengehentikan kegiatannya.
"A-Xian, siapa yang baru kau bunuh kali ini?" tanya Yanli pelan yang dihadiahi senyuman manis Wei Wuxian.
"Huhuhum, permintaan dari seorang wanita. Ia memintaku membunuh seorang pria tua dan jelek yang hobinya menggerayangi tubuh wanita cantik sepertimu. Bayarannya besar loh, 80 juta! " Wei Wuxian bicara dengan mulut penuh. Nadanya ringan, seolah itu adalah hal biasa.
Ya, itu memang sudah biasa. Wei Wuxian tidak pernah menyembunyikan itu pada kedua saudaranya. Mereka jadi terbiasa mendapati Wei Wuxian pulang ke rumah dengan noda darah di mana-mana.
Tapi bagaimanapun, mereka tidak bisa menepis rasa khawatir mereka, terlebih Yanli. Bagaimana jika sesuatu terjadi? Bagaimana jika perbuatannya nanti diketahui oleh para petugas negara dan ditangkap? Bagaimana jika ....
"Kalian seharusnya melihat bagaimana wajahnya ketika aku memotong kemaluannya! Ia begitu ketakutan dan kesakitan, terus berteriak memohon sambil menangis padaku. Yahh, karena kebetulan ada anjing malang kelaparan yang lewat, aku memberinya makan dengan itu. Ia juga sangat berisik, akhirnya aku menikam kepalanya dengan belati agar diam, ehehehe." Wei Wuxian kembali bercerita dengan riang.
Jiang Cheng jadi kehilangan nafsu makannya. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana pria ini memotong barang orang lain dan memberinya makan ke anjing, kemudian menikam kepala seseorang dengan belati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Young Master and Assassin [BxB]
AçãoWei Wuxian, seorang pembunuh bayaran yang terbebani masa lalu kelam yang melibatkan keluarganya. Kini ia ditugaskan untuk melakukan pembunuhan terhadap Lan Wangji, tuan muda kedua dari keluarga mafia terkenal. Terlepas dari latar belakang mereka yan...