Jemari lentik itu menari-nari di atas keyboard komputer. Mata kelabunya nampak fokus ke layar monitornya.
Ia bergerak memijat pangkal hidungnya. Kepala dan matanya sudah sakit karena terlalu lama menatap layar monitor.
Sudah seminggu lebih ia tak meninggalkan ruangan ini. Waktu makan dan tidurnya juga jadi tidak teratur, semuanya karena hal ini.
Wangji meminta dirinya menyelidiki masalah pelaku pembunuhan orang tua Wei Wuxian yang sampai sekarang belum ia ketahui.
Hal ini harus membuatnya bolak-balik dari deep web ke dark web. Sulit, karena satu-satunya petunjuk yang ia miliki hanyalah nomor plat mobil.
Xingchen sudah menemukan tentang mobil itu. Mobil itu sudah terjual di salah satu toko yang ada di dark web.
Ia bertanya kepada pemilik toko, dan hasilnya tak memuaskan sama sekali. Pemilik itu bilang tak mengetahui nama maupun wajah si penjual. Yang ia ingat hanyalah akun facebook-nya, karena di sanalah ia pernah membuat kesepakatan.
Namun sialnya, si pemilik itu tak menyimpan akun si penjual. Ia hanya ingat nama akunnya, itu pun kalau tidak salah ingat. Karena sudah lebih dari sepuluh tahun sejak transaksi dilakukan.
Nama akunnya adalah N.N, begitu Xingchen mencari akun itu, ada lebih seribu pengguna dengan nama akun itu. Ini benar-benar membuat kepala Xingchen akan meledak.
Itu artinya dia harus menjelajahi seribu akun untuk menemukan si Pemilik mobil. Untung baik kalau si pemilik toko tadi tidak salah memberi nama akun. Dan sekarang, tersisa dua puluh akun lagi yang perlu ia selami.
Ia membuka salah satu profil yang terlihat sudah tak aktif sejak 14 tahun yang lalu. Profil itu terkunci, tapi tidak dengan foto sampulnya.
Matanya menangkap gambar seorang pria yang berumur sekitaran tiga puluh tahunan. Pria itu duduk di atas kap mobil berwarna putih dengan nomor plat A•1P236.
Xingchen melebarkan matanya, benar! Ia tak salah lihat. Itu memang nomor platnya. Ia memperhatikan pria yang ada di gambar, pria itu memiliki wajah tampan dan postur tubuh yang bagus.
Gelang perak dengan bandul berbentuk bumi terlilit di pergelangan tangan kanannya.
Tapi ... wajah pria ini entah mengapa terlihat agak familiar untuknya. Apa dia mengenalnya?
★★★
"Siapa yang tertarik dengan siapa?"
Keduanya langsung berbalik, dan disana sudah ada Wangji yang berjalan ke arah mereka.
Xichen melirik Wei Wuxian penuh arti. Seakan berkata jika Wei Wuxian tak memberikan nomor Jiang Cheng, ia akan membongkar rahasianya.
"Ohhhh, iniloh ... Tuan muda Wei suka sama ...,"
"HOIII! Sini! Berikan ponselmu!" Wei Wuxian dengan cepat merebut iPhone yang ada di tangan Xichen. "Kau benar-benar memaksa!"
Wei Wuxian belum mau buka kartu. Xichen full senyum. Wangji makin bingung.
"Tidak ada apa-apa, kenapa ke sini?" tanya Wei Wuxian saat mendekati pria yang masih terlihat bingung. Meninggalkan Xichen yang kesenangan melihat ponselnya.
"Aku mencarimu di mansion, rupanya kau keluar. Siapa yang mengizinkanmu keluar, hah?" sinis Wangji saat melihat cengiran Wei Wuxian.
"Ayolah ... kan ada Xichen yang menemaniku. Aku tak keluar sendiri." Wei Wuxian bergerak menoel-noel pipi Wangji. "Hehehe, apa kau marah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Young Master and Assassin [BxB]
AksiWei Wuxian, seorang pembunuh bayaran yang terbebani masa lalu kelam yang melibatkan keluarganya. Kini ia ditugaskan untuk melakukan pembunuhan terhadap Lan Wangji, tuan muda kedua dari keluarga mafia terkenal. Terlepas dari latar belakang mereka yan...