Xingchen terus berjalan, memeriksa tiap ruangan yang mungkin terdapat sesuatu yang dicarinya.
Ia diberi tugas oleh Xichen untuk mencari pria yang bernama A-Yao. Tuannya itu yakin jika A-Yao masih hidup. Pasti ada. Ada di suatu tempat, jauh di dalam B'Shan.
Jika memang sudah mati, Xichen berharap ia bisa membawa tubuhnya kembali, karena ia tau, orang-orang Wen takkan pernah memperlakukan seorang pengkhianat organisasi seperti A-Yao secara layak.
Ya, sepotong pun tak apa.
Xingchen sendiri tak tau bagaimana persisnya wajah orang itu. Ia hanya menerima gambaran kasar dari tuannya.
Ahh, jika A-Yao merupakan orang dari B'Shan, bukankah Xue Yang harusnya mengetahui wajahnya? Akan lebih baik jika pria itu ada di sini, tapi sekarang entah kemana dan apa yang dilakukannya pun Xingchen tak tau.
Belakangan ini hubungan mereka membaik, tak asing seperti dulu. Meski masih agak canggung, tapi Xingchen pikir itu sebuah kemajuan.
"Kau terlihat bersemangat, ya?"
Xingchen menoleh. Oh ya ampun, ia terlalu sibuk memikirkan Xue Yang hingga melupakan seseorang yang sedari tadi mengikutinya.
"Ahaha, tidak juga, aku selalu seperti ini," balas Xingchen seadanya.
"Hm, itu bagus." Orang itu mengangguk. "Xingchen memang tak pernah berubah. Selalu baik dan bersemangat, juga sangat lucu."
Xingchen hanya tersenyum menanggapi kalimat itu. Entah itu sebuah pujian atau semacamnya, ia tak begitu peduli.
Song Lan.
Hanya dengan mendengar namanya saja, pikiran Xingchen kembali dihantui oleh perkataan Xue Yang mengenai kejadian beberapa tahun yang lalu.
Terkadang ia merasa takut tanpa alasan ketika berada di dekat Song Lan. Ya, itu sudah terjadi jauh sebelum Xue Yang kembali muncul.
"Masih ingat A-Qing?"
Terkutuklah mulut Xingchen. Otak dan hatinya sedang tidak sinkron hingga mulutnya mempertanyakan hal itu.
"A-Qing? Tentu ingat, dia gadis kecil yang ada di rumahmu, 'kan?" Entah hanya perasaan Xingchen atau memang ia merasa suara Song Lan jauh lebih dalam?
Masa bodoh lah! Sudah terlanjur seperti ini lebih baik dilanjutkan saja. Langkah kaki Xingchen jauh lebih pelan, saat ini ia bahkan tak berani menatap wajah.
"Menurutmu bagaimana dia mati?"
"Kau bertanya padaku? Aku bahkan tak bersamanya waktu itu. Kenapa tak tanyakan pada Xue Yang? Bukankah ia bersama A-Qing saat itu?" Nada suara Song Lan sepertinya terganggu.
"Xue Yang tak mungkin melakukannya," balas Xingchen masih saja tak menatap wajah Song Lan.
"Mengapa kau begitu yakin?"
Mengapa? Xingchen pun tak tau persisnya bagaimana. Ini hanya suara yang berasal dari hati, bukan pikirannya.
"Karena aku tau ia takkan melakukannya."
Song Lan berhenti melangkah, membuat Xingchen melakukan hal demikian pula sembari tetap menatap lurus ke depan.
"Apa kau mulai terhasut karena terlalu lama berada di dekatnya? Apa kau juga berpikir jika aku yang melakukannya?"
Xingchen mengepalkan tangannya. "Aku belum mengatakan apa-apa soal itu."
Dengan kuat Song Lan mencengkram kedua lengan Xingchen lalu memaksa pria itu untuk menatap matanya.
"Aku yakin kau sudah dicuci otak olehnya! Bajingan kecil itu, ia tak pernah mengerti tentang bagaimana ia harus berbagi!" Emosi Song Lan meledak.
Cengkeramannya pada bahu Xingchen makin kuat, hingga membuat pria itu sedikit meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Young Master and Assassin [BxB]
AcciónWei Wuxian, seorang pembunuh bayaran yang terbebani masa lalu kelam yang melibatkan keluarganya. Kini ia ditugaskan untuk melakukan pembunuhan terhadap Lan Wangji, tuan muda kedua dari keluarga mafia terkenal. Terlepas dari latar belakang mereka yan...