"Hah?! Yang benar saja?! Tidak, aku tidak mau!"
"Satu hari saja bagaimana?"
"Tidak!"
Penolakan keras itu berasal dari sebuah ruangan besar yang mewah ala-ala bangsawan.
"Kenapa? Apa kau takut?" Nada suara yang terdengar meremehkan itu benar-benar membuat telinga Wei Wuxian panas. Takut? Itu tidak ada dalam kamusnya!
"Siapa yang takut?" tantang Wei Wuxian.
Wangji tidak bisa menahan senyumnya melihat tingkah yang menurutnya lucu itu. Ia secara tiba-tiba menyelipkan lengannya ke pinggang ramping Wei Wuxian, kemudian menariknya mendekat dengan cepat.
Walaupun sekilas, Wangji bisa menangkap raut wajah kaget dari Wei Wuxian.
"Kalau kau memang tidak takut, terima tantanganku." Wangji menyeringai penuh kemenangan.
Wei Wuxian yang melihat seringaian itu merasa harga dirinya ternodai. Dia tidak ingin kalah dari siapapun, maka ia dengan berani mengalungkan tangannya ke leher Wangji, membuat jarak keduanya semakin menipis.
"Baiklah, kuterima tantanganmu. Tapi sesuai dengan apa yang kau katakan tadi, satu hari saja!"
Yang terjadi sebenarnya adalah, usai sepeninggal Xingchen, Wangji menunjukkan tempat dimana Wei Wuxian harus tidur.
Tapi ternyata, itu di kamar tidur Lan Wangji. Hah? Yang benar saja. Sebenarnya tidak masalah jika tidur terpisah tempat, tapi Wangji bilang ia mau seranjang!
Bukannya pikiran Wei Wuxian kotor, sama sekali tidak ada pikiran macam-macam, percayalah! Tapi dia agak ... gimana gitu, ya?
"Aku orangnya banyak bergerak ketika tidur, kau tau? Aku mungkin akan mengigau, aku juga mendengkur. Kau mungkin akan terjatuh dari kasur jika tidur bersamaku." Wei Wuxian mencoba membuat Wangji mengurungkan niatnya.
"Apa kau mencoba membuatku jijik, hingga aku akan membatalkan tantangan ini? Dan apa kau pikir aku percaya?" Wangji kemudian mengambil posisi ke bibir kasur, tepat di sebelah Wei Wuxian yang sedari tadi disana.
"Apa kau masih membutuhkan ponselmu?" tanya Wangji, mencoba membuka topik pembicaraan.
"Tidak, buang saja." Baiklah, sepertinya itu tidak berhasil membuat Wei Wuxian mengobrol dengannya.
Wei Wuxian akan menyelimuti dirinya jika Wangji tidak berbicara lagi. "Maukah kau besok pergi denganku untuk menjalankan misi pertamamu?"
Wei Wuxian memutar bola matanya. "Jika kau ingat, hubungan kita hanya sebatas Tuan muda dan Pengawalnya. Kau tidak perlu melakukan hal yang dilakukan seorang teman."
"Apa kau tidak berniat untuk menjadi lebih dekat denganku? Seperti saling mengenal lebih dalam untuk menjadi seorang teman."
Hah? Ada yang aneh dengan cara bicaranya. Kenapa melembut seperti itu? Terdengar sangat tulus dan juga kesepian, apa dia serius? Tidak, dia tidak boleh tertipu!
"Terserah kaulah!" Wei Wuxian bergerak menyelimuti dirinya, tidak ingin mendengar apa pun lagi.
Wei Wuxian bisa merasakan pergerakan Wangji saat menaiki kasur yang sama dengannya. Ia tiba-tiba teringat kembali dengan perkataan Xiao Xingchen tentang masa lalu tak baik yang dialami Wangji. Apa dia perlu bertanya sekarang? Sekalian adu nasib.
Wei Wuxian mengubah posisinya menjadi telentang, kemudian berdehem kecil, mencoba menurunkan gengsinya untuk bertanya. "Hei, boleh aku tanya?"
"Mn?"
"Bagaimana kematian Tuan Qingheng-Jun dan Madam Lan terjadi?"
Untuk seseorang yang baru kenal, pertanyaan ini tentu saja terlalu bersifat privasi. Tapi apa dia peduli? Dia ingin tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Young Master and Assassin [BxB]
AksiWei Wuxian, seorang pembunuh bayaran yang terbebani masa lalu kelam yang melibatkan keluarganya. Kini ia ditugaskan untuk melakukan pembunuhan terhadap Lan Wangji, tuan muda kedua dari keluarga mafia terkenal. Terlepas dari latar belakang mereka yan...