[SYMAA•14] Persiapkan Dirimu!

309 35 0
                                    

"Berlutut!"

Xue Yang menyepak betis Wei Wuxian untuk membuat pria itu berlutut, tak memedulikan lengannya yang masih meneteskan darah.

Bawahan lainnya memperlakukan Xingchen sama seperti itu, membuat pria itu meringis. Melihat itu, Xue Yang menginterupsi, "Perlakukan pria yang itu lebih lembut, dia tak biasa dalam hal ini."

Para bawahan menatap Xue Yang tak mengerti, tapi mereka hanya bisa melaksanan tanpa berani bertanya.

Sama halnya dengan Wei Wuxian yang menatap bingung ke arah Xingchen. "Kenapa tak kau tembak mati saja dia tadi, hah?"

Xingchen terlihat ragu menjawab. Ia bahkan tak menatap balik mata Wei Wuxian. "Maaf."

Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar. Wen Ruohan dan putranya, Wen Chao. Terlihat senyum kemenangan dari bibir Wen bungsu itu ketika melihat Wei Wuxian terikat seperti sekarang.

"Wah, wah ... rencanamu itu benar-benar berhasil," ujar Wen Chao sembari mendekati ketiganya. "Tapi, apakah aku memerintahkanmu menangkapnya juga?" tanya Wen Chao saat melihat pria lainnya ada di sana juga.

"Dia untukmu." Xue Yang menendang punggung Wei Wuxian sehingga pria itu bergerak maju agak ke depan kaki Wen Chao.

Xue Yang kemudian menjambak rambut Xingchen, kemudian menariknya ke belakang dengan kuat sehingga wajah pria itu terangkat. "Dan yang ini untukku," ucapnya dengan seringai di wajah.

"Kau juga membawa mainanmu, ya? Apa kau tidak akan meminta persetujuanku terlebih dahulu?" tanya Wen Ruohan yang akhirnya mulai membuka suara.

Xue Yang terkekeh. "Untuk apa? Urusanku dengannya, tak ada sangkut pautnya denganmu. Aku sudah bawakan apa yang kau mau. Sekarang biarkan aku bersenang-senang dengan milikku sendiri."

Xue Yang kemudian menarik paksa Xingchen agar berdiri kemudian menyeretnya untuk ikut bersamanya.

Sepeninggal keduanya, Wen Chao maju dan menempelkan pistol ke kening Wei Wuxian. Berusaha mengintimidasi pria itu. "Kau melanggar perjanjian kita! Kau ingin mati, hah?!"

Bukannya merasa takut, Wei Wuxian malah tertawa keras. "Ha! Aku tak ingat aku pernah berjanji. Satu lagi, siapa yang ingin kuhabisi adalah urusanku! Apa hakmu mengaturku?! Apa? Kau ingin membunuhku? Bunuh saja kalau kau berani, sialan!"

Wen Chao menarik pistol itu dari kening Wei Wuxian. "Tentu saja, tapi aku tidak akan membiarkanmu mati dengan mudah."

Wei Wuxian menyeringai. "Cuih!" Kemudian secara tiba-tiba meludah ke wajah Wen Chao. "Kita lihat sesulit apakah itu."

Wen Chao menampar wajah Wei Wuxian menggunakan pistol yang sedari tadi ia pegang, membuat bekas memerah terlihat jelas di pipi pria itu. "Dan kita lihat seberapa lama kau bisa bertahan."

Wei Wuxian kemudian diseret ke sebuah ruangan. Di sana terdapat rantai, cambuk, dan benda semacamnya, plus sebuah kasur. Ruangan itu didominasi warna merah gelap dan pencahayaan yang minim, menambah kesan mencekamnya.

Wei Wuxian kemudian dihempas ke kasur tersebut dengan kuat. Ia tau apa yang akan terjadi berikutnya jika ia tak melawan.

Wei Wuxian terkekeh. "Hehe, bagus sekali. Sekarang kau akan melecehkanku, hah?" tanya Wei Wuxian santai, meski Wen Chao sudah melucuti atasannya sendiri.

Wen Chao bergerak mengikatkan kedua tangan Wei Wuxian ke kepala kasur. "Ha! Kita lihat, apa kau masih bisa tertawa setelah ini!"

Wen Chao kemudian mengambil gunting, kemudian mulai menyobek kaus putih polos Wei Wuxian hingga tak tersisa, jaket hitam kulit yang dipakainya juga sudah terlempar ke lantai.

Second Young Master and Assassin [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang