[SYMAA•05] Mabuk

398 49 4
                                    

Sebuah ruangan dengan pencahayaan yang minim, bau anyir darah begitu menusuk penciuman, darah menjadi dekorasi tersendiri di dinding ruangan itu, dengan beberapa tulang manusia sebagai interior tambahannya. Siapa pun yang di lempar masuk kedalamnya pastilah sudah tidak akan selamat. Itu adalah ruangan eksekusi Dark Cloud.

Di sana nampak seorang pria berpakaian khas bodyguard tengah berlutut sambil menangis di hadapan pemuda lainnya yang terlihat lebih berkharisma. Di belakangnya terlihat dua orang dengan pakaian kontras antara keduanya. Itu Song Lan dan Xiao Xingchen.

Wajah dan tubuhnya sudah bisa dibilang hancur, ia terus menangis, meraung-raung memohon pengampunan dari pimpinannya. Lain halnya dengan sang pemimpin yang masih mempertahankan muka datarnya.

"Ti–Tidak ... aku mohon Tuan muda! Jangan bunuh saya! Saya berjanji akan mendedikasikan hidup saya sepenuhnya untuk Dark Cloud! Saya bersumpah!"

"Sumpahmu lebih busuk ketimbang sampah di luar sana. Mata-mata tetaplah mata-mata. Pengkhianat tetaplah pengkhianat."

Wangji kemudian berbalik mengambil sesuatu yang mirip seperti katana. Pria itu makin berteriak histeris, bahkan ia sempat mencoba merangkak kabur, tapi tidak pernah berhasil karena Song Lan selalu dengan ringan menyeretnya kembali kedepan kaki tuannya.

"Aku terlalu lelah untuk menyiksa seseorang sekarang. Apa tidak ada yang mau bermain dulu dengannya?" Wangji menawarkan kesempatan pada yang lain.

Beberapa pengawal yang ada di sana hanya menunduk diam, sementara Song Lan dan Xiao Xingchen saling menatap.

"Eee, terima kasih atas penawarannya Tuan. Tapi saya perlu mengurus kontrak yang dibuat dengan pimpinan klan Amerika tentang penjualan senjata api itu, jadi sepertinya tidak dulu." Song Lan menolak dengan hati-hati.

"Bagaimana denganmu, Xingchen? Kau tidak tertarik mencoba aksi berdarah sesekali?" tawar Wangji kepada Xingchen.

Xingchen memang hampir tidak pernah terlibat dalam urusan berdarah seperti ini. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di balik layar.

"Tidak, terima kasih, Tuan. Saya lebih baik mempergunakan waktu saya untuk meneliti alat baru."

"Kalian semua? Tidak ada yang mau mencobanya?" Wangji menatap semua pengawal yang masih tertunduk, semuanya menggeleng. "Baiklah kalau begitu, kita eksekusi saja langsung."

Wangji maju mendekati pria yang tengah gemetar hebat. Dari mulutnya masih bisa terdengar kata-kata permohonan yang ditujukan pada Lan Wangji, tapi ia sama sekali tidak peduli.

Wangji membuka sarung pedang nya, benda tajam itu mengkilat di bawah terpaan cahaya yang minim. "Bye," ucap Wangji seraya mengangkat pedangnya,

Slash!

Darah muncrat mengotori lantai dan wajah Wangji. Pria itu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan menyapu cairan merah yang mengotori pedangnya.

Kepala si pengkhianat jatuh menggelinding jauh dari tubuhnya. Benda itu berhenti tepat di depan kaki Song Lan yang lantas menginjak dan memainkan benda itu seperti bola.

"Kirimkan itu kepada B'Shan."

★★★

"SIALAN KAU WANGJI!"

Teriakan itu berasal dari salah satu ruangan di kediaman B'Shan. Itu Wen Chao.

Beberapa saat yang lalu, salah satu anak buahnya mengetuk pintu ruangan dan membawa kotak berukuran sedang yang dihias dengan sangat indah, baunya memang agak aneh.

Kotak itu lumayan berat, begitu ia buka, ia sontak melemparnya saat mendapati isinya adalah kepala mata-mata yang ia kirim ke Dark Cloud.

Kemarahannya tiba-tiba tersulut. Dengan nafas yang masih memburu, ia meraih ponselnya, menekan sederet angka kemudian menyalakan panggilan.

Second Young Master and Assassin [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang