Wei Wuxian kini tengah berguling-guling di kasur. Bantal terlempar sana-sini karena tendangannya, sprei tak beraturan, dan selimut menjuntai ke bawah kasur.
Sudah empat hari sejak misi terakhirnya dijalankan, dan sampai sekarang ia tidak tau melakukan apa lagi.
Bosan. Wangji saat ini sedang pergi. Tadinya ia mau ajak Xingchen main, tapi pria itu bilang ia sedang sibuk akan sesuatu.
"Bosan!" erangnya. Huft, akan lebih baik jika di rumah, setidaknya di sana ada Jiang Cheng yang setiap saat dapat dia temani bercanda.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampilkan seraut wajah tampan menyembul di balik pintu. "Wei Wuxian?"
Xichen melangkah masuk, dan berdiri di samping kasur yang sudah berantakan. "Apa yang terjadi? Aku mendengarmu berteriak tadi."
"Xichen ... aku bosan ...," rengek Wei Wuxian dalam posisi telungkup, mirip anak kecil. Berharap Lan sulung itu mau menemaninya melakukan sesuatu.
Xichen duduk di bibir kasur. "Apa yang bisa kulakukan?" Xichen juga tidak tau bagaimana cara menghadapi assassin yang sedang bosan. "Haruskah kau kubawa untuk menjalankan misi?"
Wei Wuxian sontak mengangkat wajahnya yang tadi rapat di kasur dengan mata berbinar. Ia segera memperbaiki posisinya menjadi duduk bersila, terlihat seperti anak laki-laki penurut. "Ah iya! Itu!"
Sementara Xichen makin bingung. "Em, tapi aku tidak tahu menahu tentang hal itu, tanya Wangji saja jika itu tentang misi."
Wei Wuxian seketika lemas. Ia menjatuhkan dirinya kembali. Oh, apakah ia akan mati kebosanan?
Sementara Xichen yang melihat itu kembali diliputi rasa kasihan. Ia tidak mau calon adik iparnya mati konyol. Ia kemudian memikirkan cara lain, sampai ia kemudian mendapat ide brilian.
"Bagaimana kalau kita mengunjungi rumahmu?"
Wei Wuxian senang sesaat, tapi sedetik kemudian kembali murung. "Adikmu akan membunuhku jika aku melakukannya."
Xichen mengernyit. "Hah?"
.
.
.
Sehari setelah misi menjadi gadis.
"Dengarkan aku! Setelah ini kau tidak boleh kemana-mana sendiri!" pinta Wangji keras, membuat Wei Wuxian mengerutkan keningnya.
"Tidak boleh menjalankan misi tanpa ditemani orang-orang Lan, dan tidak boleh keluar rumah tanpaku," ujar Wangji dengan tegas.
"Lah?! Kenapa seperti itu?! Tidak! Kau pikir kau siapa mau melarang aku ini itu, hah? Memangnya apa yang akan terjadi jika tanpamu?" bantah Wei Wuxian keras. Enak saja. Ia adalah makhluk hiperaktif yang tak bisa diam disatu tempat, dia butuh kebebasan.
Wangji menghela nafas. Bukannya ia mau mengurung Wei Wuxian, dia hanya tak ingin pelecehan seperti kemarin terjadi padanya. Jika kemarin Wei Wuxian masih bisa mengatasinya, bagaimana jika berikutnya ia kelepasan?
"Dengarkan aku saja. Kau ingin keluargamu tetap aman, kan?" ucap Wangji dengan nada mengancam.
"Heh! Apa yang akan kau lakukan dengan keluargaku, hah?! Jangan sentuh mereka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Young Master and Assassin [BxB]
AcciónWei Wuxian, seorang pembunuh bayaran yang terbebani masa lalu kelam yang melibatkan keluarganya. Kini ia ditugaskan untuk melakukan pembunuhan terhadap Lan Wangji, tuan muda kedua dari keluarga mafia terkenal. Terlepas dari latar belakang mereka yan...