CHAPTER 2

534 12 3
                                    

pagi itu aku kesiangan aku bangun jam 6.30 karena lupa memasang alarm. ibu dan ayah ku sedang pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan si bibi sibuk di dapur.

aku langsung bersiap siap untuk berangkat sekolah dan sudah ku tebak pasti aku terlambat.

aku mengambil roti panggang yang sudah di olesi selai oleh si bibi lalu memakan nya.

"pak ayo nanti keburu telat" ucap ku memanggil pak yanto. supir yang sering menghantarkan ku ke sekolah ku.

"ya non" jawab pak yanto.

aku masuk ke mobil lalu pak yanto melajukan mobil nya menuju sekolah
ku.

aku selalu meminta pak yanto untuk menghantarkan ku sampai halte dekat sekolahnku saja bukan untuk apa apa tapi aku lebih suka di antar sampai halte saja.

"makasih pak nanti saya pulang jam setengah dua" ucap ku sambil turun dari mobil.

"baik non" ucap pak yanto.

pak yanto supir yang baik, dia tidak ngebut ngebutan di jalan dan bahasanya santun walau aku lebih suka kalau pak yanto bahasa nya bisa sedikit cengengesan.

pak yanto berasal dari jogja dan merantau ke bandung untuk jadi supirku atau kadang jadi supir ayah ku kalau ayah ku lagi males ke kantor naik mobil sendiri.

aku berjalan menuju sekolah ku yang gak lagi jauh aku melihat ada beberapa anak anak yang berdiri di gerbang buat di bolehin masuk.

aku langsung gabung berdiri sama mereka nunggu guru bk ngbolehhin kami masuk.

"Kalian semua terlambat?" Tanya pak haris yang baru saja muncul.

"iya pak" jawab salah satu murid di sana. aku tidak mengenal nya tapi aku tau nama nya aji.

pak haris menyuruh semua yang telat baris di lapangan gak tau buat tapi. pikiran ku saat itu kita bakalan di hukum suruh lari 5 kali.

"Kalian smua bersihin kamar mandi sampai bersih. baru Kalian boleh masuk kelas." ucap pak haris. ya aku tau pikiran ku soal lari di lapangan itu salah.

saat pak haris memberi wewejangan agar tidak terlambat lagi tapi aku malah memandangi laki laki tinggi yang menggunakan hodie berwarna choklat.

jujur saja aku tidak tau siapa dia dan dia kelas berapa tapi saat aku melihat dia rasanya seperti aku ada rasa padanya.padahal aku baru kali ini melihat nya.

akhirnya aku tersadar aku membalikkan tubuh lalu berjalan ke kelas.

perihal membersihkan kamar mandi biar lah itu di kerjakan teman ku karena aku malas. lagian kenapa sekolah ku tidak memanggil go clean? (petugas kebersihan yang nanti dibayar).

aku jalan ke kelas buat pelajaran lebih tepatnya buat kabur.

di jalan aku melihat dia yang pake hodie choklat tadi di lorong. pas pertama kali aku liat rasanya aku pengen liat dia itu ada terus di sekolah ku. aku gak tau nama nya siapa kelas nya apa lagi.

aku masuk ke kelas buat pelajaran tapi pas aku masuk aku enggak liat ada guru ke kelas dan suasa kelas gaduh banget.

"tumben na telat?" kata gabriella pada aku yang baru saja duduk dan meraih ponsel di saku.

"iya na tumben" sambung ana dan emma.

"kesiangan" jawab ku singkat. lalu mereka mengangguk tanda mengerti.

4 jam pelajaran sudah selesai walau 3 jam di kelas ku jam kosong.

aku ke kantin bareng gabriella,emma dan ana. kita duduk di paling pojok kantin dan pesen batagor sama minum sprite.

di kantin aku lihat dia di kantin lagi nongkrong sama temen nya empat orang kalo ga salah.

"Liatin siapa na?" Tanya gabriella karena melihat ku hanya diam memandangi nya.

"Liatin ayang ya na? ha ha ha" sambung ana dengan tawanya. aku hanya diam.

"Liatin mahendra ya?" Tanya emma. pertanyaan emma sontak membuat ku kaget.

"siapa?" Tanya ku bingung karena tidak paham dengan yang di bicarakan emma.

"dia itu mahendra pranadipa ketua genk motor Atlantis generasi ke 5,bukan kapten basket sma negri 21 bandung tapi jago banget kalo masalah main basket,bisa main gitar juga dan yang gak kalah keren mahendra jago tarung" ucap emma panjang lebar.

apa yang dia bilang? ketua genk motor atlantis bersekolah di sini?. aku gila kenapa aku tidak tau soal ini dari awal?.

aku tidak tau kenapa dia bisa tau banyak tentang nya tapi aku percaya kalau apa yang di katakan emma itu benar.

"punya 25 anggota tapi yang di situ yang inti aja" lanjut emma dan aku tentu hanya mengangguk untuk memberi tau kalau aku itu mendengarkan.

Marvelluna [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang