Bumi Bum Bum
suara motor yang sudah di modifikasi menjadi motor yang berisik seperti motor cb ayah ku mengober ngober di depan gerbang sekolah ku.
aku tidak tau apa yang terjadi kalau si nandan gak ngasih tau kalau sekolah ku di serang.
"Sekolah kita di serang jangan ada yang keluar!" ucap nandan lewat mic yang bisa terdengar di seluruh penjuru sekolahan. nanda adalah ketua osis angkatan 17 waktu itu.
seluruh karyawan,murid sampai guru panik dan segera menelepon polisi untuk mengatasi hal ini.
"perasaan sekolah kita gak pernah gini deh" ucap gabriella bingung.
"iya" sambung emma.
"WOY ANJING"
"BANGSAT LO PENGECUT"
terdengar sangat jelas umpatan orang orang itu suara mereka tidak enak di dengar di tambah motor nya yang berisik.
orang yang menggunakan seragam sma itu membawa senjata tajam dan bebatuan yang di lempar ke arah sekolah ku.
ada juga yang berusaha untuk masuk ke sekolah ku melewati pagar yang sangat tinggi itu.
saat sedang melihat orang orang itu berusaha masuk ke sekolah mata ku tiba tiba tertuju pada mahen dan teman nya yang tiba tiba datang dan menghajar para perusuh itu.
tak lama polisi datang para perusuh itu
di singkirkan oleh polisi bahkan ada beberapa di tangkap. ada yang berhasil kabur dengan motornya.entah kenapa aku tiba tiba saja berlari ke arah mahen yang sepertinya kecapekan karena baru saja melawan para perusuh itu.
"lo gak papa?" Tanya ku seperti orang panik.
"iya" Tanya mahen yang seperti nya kebingungan. sebenarnya aku juga bingung kenapa aku melakukan ini tapi aku belum menyadarinya.
setelah itu aku mendengar orang orang berbisik bisik aku tidak tau apa yang di bicarakan tapi sedetik kemudian aku baru sadar bahwa aku dan mahen sedang menjadi tontonan karena kepopuleran mahen.
"Gw duluan" ucap ku pada mahen lalu memutar balik tubuh ku.
saat ingin pergi mahen meraih tangan ku membuat aku membalikkan badan ku lagi pada mahen.
"ikut gw" ucap mahen lalu mengajak ku kemana aku tidak tau.
aku berjalan berdampingan bersama mahen melewati lorong lorong yang ada di sekolah ku.
"ke kantin mau?" ajak mahen saat melewati gerbang yang menghubungkan langsung ke kantin.
aku hanya mengangguk dan mengikuti mahen. aku duduk di kursi paling pojok menunggu mahen menghampiri kusetelah memesan makanan.
"Gw pesen bakso" ucap mahen lalu duduk di depan ku. lagi lagi aku hanya mengangguk karena bingung mau bilang apa.
"thanks ya sweter nya" ucap ku pada mahen setelah berdiam.
"oke" jawab mahen singkat.
tak lama bakso yang di pesan mahen datang lengkap dengan minum nya.
"loh ini toh pacar nya mahen. cantik e"
ucap bu kantin yang aku gak tau nama nya.aku cuman bisa senyum di situ gak tau harus mengapain.
"belum resmi bu" ucap mahen dengan tawa nya.
"doain ya bu. biar cepet resmi" lanjut mahen dengan senyum nya. jujur saja saat mahen senyum itu manis sekali bahkan akan kalah dengan 1kg gula pasir di rumah.
"pasti ibu doain" Jawab bu kantin. aku tidak tau mengapa mereka bisa akrab sekali apa karena mahen sering ngutang ke bu kantin?. tapi sepertinya tidak mahen terlihat mampu membeli makanan di kantin.
aku tersipu malu mendengar percakapan bu kantin dan mahen aku hanya bisa menundukan kepala dan memakan bakso.
"tadi siapa?" Tanya ku untuk basa basi.
"yang mana?" Tanya mahen.
"itu yang nyerang sekolah kita" jawab ku.
"ohh. tetangga sebelah" jawab mahen santai sambil memakan bakso nya.
"ngapain nyerang sekolah kita?" Tanya ku lagi.
"balas dendam katanya ada anak sekolah sini yang bikin keributan trus nyerang deh buat balas dendam" jawab mahen.
ya sekarang aku tau alasan nya anak anak muda memang sering melakukan hal semacam tawuran ini gak tau biar apa.
"ohh" jawab ku yang artinya aku mengerti apa yang di sampaikan mahen.
"bibir mu" ucap ku pada mahen terbata bata saat melihat pinggir bibir mahen mengeluarkan darah. mungkin akibat tonjokan tadi.
"udah biasa kok,nanti juga sembuh" ucap mahen santai lalu melanjutkan makan bakso nya hingga habis.
aku tidak bisa mendeskripsikan mahen secara detail intinya mahen terlihat sempurna di mata ku ha ha.
setelah bakso kita habis mahen membayar bakso ku dan dia lalu keluar dari kantin. keadaan sekolah ku saat itu benar benar rusak banyak kaca pecah akibat lemparan batu dari para perusuh.
"pulang sama siapa?" Tanya mahen sambil menyilangkan tangan nya di dada.
"pak yanto" jawab ku.
"siapa?" Tanya mahen lagi.
"supir ku. dia yang sering nganter sama jemput aku" jawab ku. aku baru sadar kalau sekarang aku dan mahen menggunakan kata Aku-Kamu.
"kirain pacar mu" ucap mahen.
"bukann" jawab ku.
"lagian sering banget berduaan di mobil sama kamu. gimana kalo aku cemburu?" ucap mahen.
"jangann" jawab ku sambil tertawa. mahen pun juga ikut tertawa setelah melihat ku tertawa.
"tapi besok kalo dah jadi pacar ku jangan pulang sama pak yanto lagi ya?"
ucap mahen sambil tertawa."siapa grak" ucap ku dengan tangan di dahi seperti orang hormat pada bendera merah putih pada pagi hari di hari senin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvelluna [tahap revisi]
Teen FictionCerita ke 1 dari seri MARVELLUNA Saat itu aku benar benar tidak pernah berpikir bisa dekat dengan mu,bisa telepon dengan mu hingga larut malam atau bahkan hingga dini hari,bisa tertawa bersama mu di atas motor berdua,pulang sekolah dengan mu yang p...