Nice try

159 5 2
                                    

mahen itu tidak monoton aku selalu tertawa kalau bersama nya dia manusia yang menyenangkan.

malam itu kami menyantap mie kuah di warmindo yang katanya mahen punya nya mang cecep.

seperti warmindo pada umum nya di sana banyak kaum laki laki dan pada merokok.

baskara,ken serta edgar juga merokok.

tapi entah kenapa mahen tidak merokok waktu itu. aku heran kenapa mahen bisa tidak merokok,padahal mahen kan ketua mereka.

tapi yang aku dengar mahen suka merokok di luar sekolah.

"kamu gak mengerokok hen?" Tanya ku setelah memadangi meja baskara dan kawan nya.

mahen pun ikut memalingkan wajah nya ke meja sebelah. lalu kembali memandang ku sambil mengelengkan kepala yang artinya tidak.

"kenapa?. aku denger denger katanya kamu ngerokok" Tanya ku.

"asap nya gak enak nanti kamu keganggu" jawab mahen sambil menyeruput es kopi good day colin.

aku hanya bisa tersenyum saat itu aku bingung harus bersikap bagaimana.

"kamu suka gak sama aku?" Tanya mahen tiba tiba yang membuatku sontak melotot.

"kamu sendiri suka gak sama aku?" aku bertanya balik pada mahen.

"enggak" jawab mahen.

"yaudah aku juga enggak" ucap ku tak mau kalah.

"kenapa?" Tanya nya.

"kamu duluan yang gak suka aku" ucap ku dengan memasang muka cemberut seakan akan muak.

"ha ha ha" mahen hanya ketawa.

di situ lah aku mengira bahwa mahen tidak pernah benar benar menyukai ku.

tapi bagaimana pun dia aku senang bisa dekat dengan nya. menjadi salah satu bagian dari nya. masalah aku di sukai oleh mahen atau tidak aku tidak peduli.

selesai makan serta berbincang bincang dengan mahen dan kawan kawan nya aku pulang di antar mahen.

jujur saja mereka sangat seru sekali walau kalau bicara suka sedikit blak blak an dan aku bisa menjamin kalau mereka itu anak yang baik.

maksud dari anak yang baik adalah mereka tidak mabuk mabuk kan atau melakukan hal kriminal.

aku memeluk mahen di atas motor cb ayah ku. sebelum nya aku sudah izin ke mahen kalau aku mau memeluk nya. walau aku masih sedikit canggung tapi mahen sepertinya tidak masalah.

melewati jalan yang sama seperti tadi di bawah rembulan malam bersama mahen.

mahen memasukan motor ayah ku ke garasi lagi setelah di pakai lalu mengambil motor nya untuk dibawa pulang.

aku sangat lega saat aku tau kalau ayah ku masih belum pulang padahal itu sudah jam 11 malam.

"maaf kalau kemaleman" ucapnya setelah menaiki motornya.

"iya" jawab ku.

"duluan ya hen" ucap baskara sambil melambaikan tangan nya lalu keluar dari halaman rumah ku.

"yow" ucap nya yang entah di dengar atau tidak.

"kamu di tinggal?" Tanya ku.

"enggak" enggak jawab nya sambil menggunakan helm nya.

"Trus?" Tanya ku kebingungan.

"habis ini mau kemana?" lanjutku bertanya.

mahen diam sejenak seperti memikirkan sesuatu lalu menjawab

"ke warung mang cecep lagi" Jawabnya.

"di warung warmindo yang tadi?" Tanya ku karena warung warmindo yang tadi memang punya mang cecep yang tinggal di dekat sekolahku.

"iya" jawab nya.

"Trus kenapa pada ikut?" Tanya ku heran dengan nya.

"biar kamu ada yang jaga dari belakang" ucap nya sambil tertawa.

"di kawal gitu?" aku pun ikut tertawa melihat kelakuan mahen.

"duluan ya" ucap nya.

"iya" jawab ku.

"malam" katanya.

"malam" jawab ku.

Huhh. mahen sulit di tebak. otak nya mudah berubah ubah dalam sesaat.

aku masih memikirkan jawaban mahen yang bilang kalau dia gak suka aku.

disitu aku ngerasa kalau mahen cuman butuh temen cewek dan aku yang bakalan di jadiin temen nya.

tapi kembali ke sifat mahen ke aku, aku merasa benar benar di hargai saat di dekat nya. maksudku mungkin kita bisa saja lebih dari teman.

tapi aku ngerasa gak sempurna di dekat mahen yang menurut ku sempurna.

Malas Menanggapi.


Marvelluna [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang