Ayah dan ibu ku

205 6 2
                                    

aku sampai di rumah setelah melewati hari yang menyenangkan itu pertama kali nya aku makan bersama mahen di kantin. walau pun aku sempat menjadi tontonan anak anak sekolah ha ha.

aku masuk ke kamar lalu merebahkan diri ku di kasur. saat ini aku hanya bisa melihat lampu yang ada di atas kamar ku.

namun otak ku itu berisi mahen. aku kira saat pertama kali ku bertemu mahen di lapangan sekolah karena terlambat mahen sudah punya pacar.

tapi sepertinya belum. masa iya dia mau mengajak ku makan di kantin berdua?.

"kalau sudah jadi pacarku jangan berduaan dimobil sama pak yanto lagi ya!"  kata kata itu terus berputar di otak ku. aku tidak tau kapan itu akan berhenti berputar tapi aku tidak mau!.

tugas ku sekarang hanya senyum senyum saja membayangkan mahen apa bila sudah jadi pacar ku tapi aku tidak yakin itu terjadi.

mahen terlalu sempurna untuk aku yang hanya manusia biasa. banyak orang di luar sana yang mau dengan mahen tapi tidak ada orang di luar sana yang mau dengan ku. aku hanya gadis biasa.

aku terlalu hanyut memikirkan mahen hingga tidak sadar aku telah lelah tertidur. aku tidak melihat warna apapun saat tertidur hanya ada warna hitam gelap.

cukup lama tertidur aku bangun karena merasa gerah. aku meraih ponsel ku lalu melihat jam di sana yang menunjukan pukul 19.00 malam.

kondisi ku masih menggunakan seragam sekolah dan masih setengah sadar.

tok tok tok
seseorang mengetuk pintu ku. aku menyuruh nya masuk dan ternyata dia bi sri.

"kenapa?" Tanya ku.

"disuruh turun buat makan malam sama tuan" ucap bi sri.

"ya,saya mandi dulu" ucap ku pada bi sri.

"baik non" balas bi sri lalu keluar dari kamar ku tidak lupa menutup pintu.

aku sempat heran karena jarang jarang ayah dan ibu ku mengajak ku untuk makan malam bersama.

aku mandi lebih cepat dari biasa nya hanya butuh waktu 15 menit aku sudah siap. ya mungkin juga karena efek suhu yang dingin.

akh bergegas turun saat sudah siap agar mereka tidak menunggu terlalu lama.

"hai lun" sapa ibu ku.

"hai ma" aku membalas sapaan ibu ku lalu duduk di kursi yang ada di dekat nya.

"Mama ambilin ya" ibu ku langsung mengambilnya aku nasi dan lauk untuk ku.

"makasihh" aku mengambil piring yang di sodorkan ibu ku lalu memakan nya.

"gimana sekolah kamu lun?" Tanya ibu di sela sela makan nya.

"baik" jawab ku setelah menelan makanan ku.

"syukur kalo begitu lun mama seneng"
ucap mama ku sambil tersenyum. aku juga hanya membalas dengan senyuman hangat.

"tumben" tanya ku setelah semua nya selesai makan. itu adalah pertanyaan yang benar benar aku tunggu jawabannya. tapi bukan nya mereka menjawab mereka malah saling menatap dan diam.

"luna ke atas ya" pamit ku untuk kembali kekamar karena aku merasa diabaikan.

"tunggu sebentar" ucap ayah ku membuat aku berbalik badan.

ayah ku memberikan ku amplop yang aku tidak tau isi nya apa.

"ini apa?" Tanya ku kebingungan.

"papa sama mama cerai lun" ucap ayah lirih. aku benar benar tidak tau harus bilang apa. aku langsung membuka amplop itu dan ya surat perceraian ayah dan ibuku.

aku tidak pernah mengira akhir percintaan ayah dan ibu ku akan seperti ini bayangan ku mereka akan bahagia dan menua bersama.

"kenapa" Tanya ku karena hanya itu kata kata yang bisa ku ucap kan.

ayah dan ibu ku diam tidak ada yang mau menjawab. pikiran ku saat itu amburadul aku tumbuh dewasa dengan ayah dan ibu ku tapi sekarang mereka akan berpisah.

Aku harus bagaimana?.

aku membuang amplop itu ke atas meja lalu naik ke atas untuk ke kamar ku. tidak ada yang mencegah ku aku pergi ke kamar dengan senang hati.

menutup pintu kamar lalu menjatuhkan diri ke kasur saat ini yang akan ku lihat hanya lah dinding kamar ku atau lampu yang da di kamar ku. tidak ada ayah dan ibu lagi mereka akan segera pindah rumah.

aku tidak menangis. aku tidak kan pernah menangis semua akan ku hadapi. mungkin ini lebih baik dari pada harus terus bersama.

aku akan tinggal bersama siapa nanti.
ayah atau ibu ku jika aku harus memilih aku akan lebih memilih untuk tinggal bersama mereka berdua bukan salah satu nya.


Marvelluna [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang