Salah paham

131 6 1
                                    

malam itu aku merasa bosan berada di kamar terus menerus. aku ingin mencoba menghubungi mahen tetapi aku marah pada nya karena meninggalkan ku.

aku memutuskan untuk jalan jalan ke luar malam itu,aku bersiap siap dan berganti pakaian menggunakan celana panjang,sweter,dan sepatu converse warna hitam.

aku memasang earphone ditelinga membawa dompet dan lain sebagainya.

aku keluar dengan hati hati agar tidak ketahuan ayah dan ibu ku saat aku hampir sampai pagar seseorang menepuk bahu ku.

aku reflek terdiam dan bertanya tanya siapa yang memegang bahu ku.

"Mau kemana malam malem gini" Tanya orang itu. saat dia membuka mulut nya aku langsung tau siapa dia.

"keluar" jawab ku singkat dan membalikkan badan menatap orang itu. benar saja orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah isa.

"sendirian?" Tanya nya.

"yap" jawab ku santai.

"udah sono lu tidur aja ngapain" aku mendorong isa agar masuk ke dalam rumah tetapi sulit.

"gw ikut" ucap isa berjalan mendahului ku.

"apaan sih lo,udah sono lu tidur aje" ucap ku setelah berlari menghampiri isa.

"belum ngantuk" ucap nya santai.

setelah perdebatan yang panjang aku akhirnya pergi keluar bersama isa.

aku dan isa berjalan berdampingan membuat sedikit jarak.

"lo mau kemana?" Tanya isa.

"kamu naenya?" jawab ku mengejek isa.

"iya lah bego" balas isa seperti tidak terima. sedangkan aku? aku tertawa.

setelah lumayan lama kita berjalan aku  memandangi pedagang kaki lima.

"laper ya lu?" Tanya isa yang melihat ku memandangi pedagang lima yang menjual nasi goreng khas Bandung.

isa langsung menghampiri pedagang itu lalu ku dengar dia memesan 2 porsi nasi goreng.

"Gw gak bawa uang nih lo yang bayar ya" kata isa sambil mengambil 2 kursi untuk duduk.

"kalo gak ada duit mah dari awal gak usah beli" jawab ku dengan muka sedikit marah.

isa tidak menjawab dia hanya ketawa.
kami berdua pun menunggu nasi goreng kami.

"pacar ada?" Tanya isa tiba tiba.

"pacar?" Tanya ku balik.

"iya,ada apa enggak" Tanya nya lagi. maksudku apa motivasi dia bertanya seperti itu?.

"ada" jawab ku singkat.

"kenalin lah" katanya.

"ngapain" Tanya ku.

"ya gak papa sih" jawab nya aku hanya memasang raut muka cemberut.

"ini neng nasi goreng nya" ucap penjual nasi goreng tersebut menyodorkan dua piring nasi goreng lalu aku terima.

"makasih kang" jawab ku sambil tersenyum lalu dibalas anggukan.

aku menikmati nasi goreng nya,ya menurutku rasanya enak tidak terlalu asin dan di makan pada saat masih anget.

saat makan tiba tiba saja pandangan ku beralih pada jalanan yang ramai. di seberang sana aku seperti melihat mahen yang melihat ku juga.

rasa nya ingin memanggil mahen tapi mahen langsung pergi saat aku melihat nya.

apa dia melihat aku dan isa terlihat dekat lalu dia pergi? apa dia mengira kalau aku dan isa bukan lah kakak dan adik?.

aku berdiri lalu menaruh piring ku di kursi lalu meninggalkan isa.

isa yang kebingungan lalu berteriak memanggil ku tapi aku tidak menggubris nya.

pikiran ku kemana mana malam itu aku takut mahen marah pada ku. seharusnya memang aku tidak pergi dengan isa malam itu.

"kenapa na?" Tanya isa menggapai tangan ku.

"gak papa" aku langsung melepas tangan isa lalu pergi dari nya.

sungguh malam itu aku dihantui rasa bersalah pada mahen. mungkin dia mengira aku jalan sama cowok lain padahal tidak sama sekali. aku hanya pergi dengan isa saudara tiri ku.

Marvelluna [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang