setelah menemui mahen aku jalan kaki menuju tepi jalan raya untuk menunggu angkot.
aku pikir mahen akan dengan senang hati mengantarkan aku pulang ternyata aku malah suruh pulang sendiri.
aku pulang dengan naik angkot. sejujurnya aku kurang suka naik kendaraan umum seperti ini tapi ya bagaimana lagi dari pada tidak pulang?.
di dalam angkot banyak ibu ibu ngegosip dan bapak bapak merokok.
baru kali ini aku melihat orang orang merokok dengan tenang di angkot. supirnya juga tidak masalah.
di persimpangan ada 3 lelaki berseragam sma yang urak urakan menghentikan angkot lalu naik ke dalam.
salah satu dari mereka duduk di dekat ku karena bangku di samping kiri ku memang kosong. dan dua lain nya berdiri.
kalau di lihat lihat orang orang ini adalah anak brandalan yang suka nongkrong seperti mahen. bisa di lihat dari penampilan nya seperti pernah melihat tapi tidak tau di mana.
"sendirian?" Tanya nya. aku tidak menjawab aku hanya memberikan tatapan sinis yang aku tidak tau dia lihat atau tidak.
bukan gimana gimana tapi aku takut kalau mahen tau hal ini dan pasti akan semakin marah padaku.
setelah ku lihat seragam nya aku tau kalau dia satu sekolah dengan ku karena nama sekolah nya sama dan sepertinya aku pernah melihat nya sesekali di sekolah.
"besok kosong gak?" Tanya nya lagi sambil memasang sarung tangan hitam yang hanya mampu menutupi telapak nya saja.
"gak" jawab ku singkat dan tidak menolehkan pandangan ku.
"ohh" ucap nya seperti kecewa dengan jawaban ku barusan.
laki laki dengan rambut hitam sedikit kecoklatan dengan kulit putih serta tubuh yang tidak terlalu tinggi itu menyenderkan tubuh nya ke kursi yang ada di angkot itu.
dia menyenderkan tubuh nya di kursi seperti orang yang benar benar kecewa.
dua orang teman nya bergaya persis seperti laki laki yang duduk di samping ku. mulai dari baju yang di keluarkan dan gaya rambut hanya saja yang 1 berambut kriwil.
"kiri" ucap ku karena gang menuju rumah ku sudah dekat.
aku langsung membayar angkot nya dan turun untuk pulang.
saat berjalan aku menoleh kebelakang ke arah angkot dan mendapati bahwa 3 laki laki itu juga ikut turun. aku tau kalau mereka sebenarnya tidak jahat.
aku fokus melihat ke arah depan dan berjalan sedikit lebih cepat agar mereka tidak mendekati ku.
sampai akhirnya aku sampai di rumah ku aku langsung masuk ke gerbang. saat berjalan menuju pintu rumah aku menoleh ke belakang untuk melihat laki laki itu.
saat aku melihat ke belakang aku melihat laki laki itu mendekat ke gerbang dan saat dia tau aku melihat nya dia malah tersenyum lebar. Aneh.
*********
aku masuk ke kamar untuk istirahat setelah bersekolah. sekolah memang melelahkan tapi kalau tidak sekolah tidak punya masa depan yang bagus.
aku berpikir kalau mungkin besok aku bisa menjelaskan tentang malam itu pada mahen supaya mahen tidak marah lagi ke aku.
aku hanya bisa berharap semoga mahen bisa memaafkan ku.
tak lama pintu kamar ku di ketuk dan ternyata itu bi sri yang menyuruhku makan.
"sudah makan bi tadi di sekolah" ucap ku setelah mengingat bahwa mahen memberi ku makanan tadi.
setelah mendengar jawaban ku bi sri langsung keluar dari kamar dan tidak tau kemana.
aku beranjak berdiri menghampiri meja belajarku untuk makan.
mahen baik dia memberikan sesuatu yang aku butuhkan. dari pada terbuang sia sia jadi aku langsung memakan makanan mahen.
mahen pernah bilang jika aku menangis maka keesokan harinya mahen akan datang untuk menjadi sosok pelangi setelah hujan. tapi aku tidak tau apa itu benar.
apa aku harus menangis sekarang agar aku bisa menemui mahen besok?.
ahh aku rasanya benar benar lelah.
*******
pagi pagi sekali aku sudah di dapur untuk masak nasi goreng bukan untuk ku tapi untuk mahen. mungkin ini bisa jadi tanda maaf untuk nya. aku tidak mau bi sri ikut campur urusan nasi goreng ku karena ini khusus wkwk.
setelah menyiapkan semua yang harus di bawa aku makan bersama yang lain.
"na nanti berangkat nya bareng zia ya"
cap ayah ku sambil mengambil nasi. sejauh ini keluargaku baik baik saja tidak ada pertengkaran apapun hanya saja kamar ku di ambil oleh zia.
"kenapa bareng zia?" Tanya ku bingung biasanya zia berangkat di antar bang isa ke sekolah nya. aku tidak tau nama nya.
"Kalian kan sekarang sudah 1 sekolah" jawab ayah ku.
"hah?" ucap ku sedikit terkejut memang nya kenapa.
"tapi aku naik angkot loh emang zia mau?" ucap ku agar zia menolak. jujur saja aku males berangkat dengan zia repot.
"ihh angkot itu bau" ucap zia dengan nada sok imut. emang zia itu suci banget ya?
"yaudah zia pilih naik angkot atau jalan kaki sendiri?" Tanya ibu zia.
"aku bareng bang isa aja" jawab zia menolak untuk naik angkot.
"isa harus kuliah pagi pagi kalo nganterin kamu ntar telat" jawab ibu.
dengan berat hati akhirnya zia pun berangkat bersama aku dengan naik angkot.
aku berdiri di pinggir jalan bersama zia dan saat ada angkot lewat aku melambai kan tangan ku agar berhenti.
"sma negri 21 bandung" ucap ku setelah duduk di angkot. diangkot hanya ada 3 ibu ibu saja jadi bisa terbilang sepi karna hanya ada 5 orang.
lewat persimpangan yang kemarin lagi lagi tiga laki laki yang aku temui di angkot kemarin kembali menghentikan angkot ku lalu naik.
aku memalingkan wajah ke kanan ke arah sopir setelah mengetahui laki laki itu melihat ku.
"geser dikit bisa?" Tanya nya pada zia.
zia memang tidak duduk terlalu dekat dengan ku jadi ada sedikit celah di antara aku dan zia."pacar lo ya?" Tanya zia pada ku dan aku pun langsung reflek menggelengkan kepala.
"bagus deh" ucap zia senang.
"kenalin gue zia. lo sekolah di sma 21 bandung kan? sama berarti." ucap zia dengan pede nya sambil menjulurkan tangan nya pada lelaki itu.
lelaki itu tidak menggubris ucapan zia dan malah mendorong zia agar zia memberikan space untuk dirinya duduk di dekat ku.
"bekal nya buat gue kan, suapin dongg" ucap lelaki itu.
"manja banget sih lo ada tangan kan yaelah" ucap teman nya yang memiliki rambut keriting sambil duduk di pintu angkot.
"heh master limbad kenapa sih lo iri ya? makanya cari pacar" ucap nya meledek teman nya itu dan akhirnya tidak di gubris.
"siapa sih lo?" Tanya ku karena sudah muak dengan mereka.
"pacar lo"
********
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvelluna [tahap revisi]
Teen FictionCerita ke 1 dari seri MARVELLUNA Saat itu aku benar benar tidak pernah berpikir bisa dekat dengan mu,bisa telepon dengan mu hingga larut malam atau bahkan hingga dini hari,bisa tertawa bersama mu di atas motor berdua,pulang sekolah dengan mu yang p...