Berdua

135 5 1
                                    

setelah Bell aku menunggu mahen di gerbang sekolah ku untuk pulang bersama.

aku tidak ingin mampir mampir kemana mana aku hanya ingin segera pulang karena ayah ku pulang hari ini.

"nunggu?" Tanya gabriella menepuk bahu ku.

"iya" jawab ku setelah menolehkan kepala dan menyadari kalau itu gabriella.

"ohh. duluan ya" ucap nya lalu berjalan ke arah motor ayah nya untuk pulang.

aku akan senang jika gabriella mendekati baskara karena katanya gabriella suka dengan baskara lebih tepat nya itu adalah teman dekat mahen.

tapi aku juga tidak mau memaksa gabriella dia itu orang nya gengsi.

tak lama mahen datang. aku sempat tak menyadari siapa yang sebenarnya saat ini sedang berhenti di depan ku. karena ini seperti bukan motor mahen.

tapi setelah membuka helm nya sekarang aku tau kalau itu mahen.

"motor mu??" Tanya ku setelah mengamati motor mahen. motor itu benar benar persis seperti motor cb ayah ku.

"udah mirip punya ayah mu kan?" Tanya mahen sambil mengangkat satu alis nya.

"kenapa?" Tanya ku kebingungan

"kenapa apa?" Tanya mahen yang tidak kalah bingung.

"kenapa beli ini" Tanya ku.

"supaya kamu gak kerepotan kalo naik. kan motor ku yang itu tinggi banget buat kamu yang pendek ini" jawab mahen.

tinggi ku 160 tapi masih kalah dengan tinggi mahen tapi menurutku tinggi 160 untuk seorang wanita sedikit tidak wajar walau ada yang lebih tinggi dari itu.

"ini ga murah hen" bukan nya meremehkan mahen tapi harga motor itu memang sedikit fantastis.

"gampang itu mah" ucap mahen santai.

"kamu judi ya!" ucap ku suuzon.

"Astagfirullah na" ucap mahen sambil mengelus dadanya.

"Trus?" Tanya ku lagi.

"Aku ada ayah" ucap mahen. ya memang semua orang punya ayah hen.

"hah?"aku ngelag '_'

"gak usah di pikirin ayo pulang panas ini" ajak mahen lalu membuka step motor dengan tangan nya.

aku langsung menaiki motor mahen lalu berpegangan pada perut mahen.
jujur saja mahen memang lebih terlihat keren kalau memakai motor cb dari pada motor sport nya.

di tambah baju osis yang sedikit kebesaran yang tidak di masukan serta rambutnya yang berantakan.

pulang bersama mahen benar benar healing terbaik selama hidup ku. bayangkan saja setelah melewati hari yang melelahkan di sekolah kita pulang dengan orang yang kita cintai.

melewati jalan yang ada di bandung bersama mahen dan angin sejuk siang hari membuat ku mengantuk lalu tanpa sadar aku memeluk mahen dan menaruh kepala ku di pundak nya. itu nyaman dan lebih nyaman dari pada kasur rumah ku.

terlalu menikmati hingga tak sadar kalau rumah ku sudah dekat. mahen mematikan mesin motornya di depan gerbang lalu aku turun dari motor mahen.

"Mau mampir?" tawar ku sambil membenahi rambutku yang berantakan akibat angin dijalan.

"ketemu ayah mu?" Tanya mahen.

"iya,ayah ku pulang hari ini" jawab ku.

"besok aja kalo udah resmi. nanti kalo sama ayah mu di tanya apa apa soal  kamu aku gak bisa jawab malu deh!" ucap mahen sambil tertawa aku pun ikut tertawa mendengar jawaban mahen.

"iya,yaudah" jawab ku.

"besok aku jemput" ucap mahen. aku sih oke aja.

"hati hati" ucap ku lalu mahen menyalakan mesin motor lalu pergi.

sial nya aku lupa bertanya mahen mau kemana tapi aku tidak punya hak melarang mahen jadi terserah dia mau kemana.

aku pun langsung masuk ke rumah dan langsung mendapati mobil ayah ku di halaman rumah ku.

saat masuk ke rumah pun aku langsung melihat ayah ku yang sedang membaca koran. sok sibuk!

"pulang sama siapa?" Tanya ayah ku saat aku melewati nya yang berada di ruang tv.

"temen" jawab ku lalu menatap ayah ku di balik koran yang di baca.

"kasihan pak yanto nya udah jemput kamu kamu malah sama temen mu" ucap ayah ku. maaf tapi aku tidak peduli.

"nanti juga pulang" jawab ku santai.

"besok libur kan? kamu ikut papa ya"  ucap ayah ku.

"kemana?" Tanya ku.

"pernikahan papa" ucap ayah ku dan itu membuat aku melotot.

"papa gila ya?" ucap ku sedikit meninggikan nada bicara ku.

"baru kemarin resmi cerai sama mama langsung mau nikah?" lanjut ku.

"udah sama kamu istirahat siap siap buat besok" di saat begini ayah ku malah mengalihkan pembicaraan.

tak menunggu lama aku pun langsung naik keatas untuk beristirahat malas Menanggapi ayab ku.

aku tidak bisa membatalkan acara pernikahan ayah ku karena mungkin semua nya sudah siap jadi tidak mungkin sekali kalau di batalkan.

ayah ku gila.




          

Marvelluna [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang