Aku menyimpan makanan dari mahen di laci meja lalu keluar kelas untuk mencari mahen.
di luar aku tidak menemukan mahen lagi udah keliling sekolah tapi tetep gak nemu mahen sampai akhirnya Bell berbunyi aku masih gak nemu mahen. aku marah karena mahen sepertinya gak ada inisiatif buat ketemu aku.
tapi ya mungkin mahen salah paham atas kejadian tadi malam mungkin dia mengira aku pergi dengan lelaki lain tapi isa itu adalah saudara tiri ku aku jelas tidak ada hubungan apa apa dengan nya.
"kok gak di makan" Tanya gabriella pada ku setelah aku kembali ke kelas lagi setelah mencari mahen.
"ntar aja" jawab ku.
"mahen Mana?" Tanya ana.
"ke angkasa" jawab ku frustasi lalu menyenderkan tubuh ku ke kursi.
"berantem maneh?" Tanya emma menggunakan bahasa sunda yang arti nya "berantem kamu?".
"teuing (gak tau)"jawab ku sambil menggerakkan bahu ku.
mereka hanya bisa diam dengan jawaban ku.
"baikan atuh" ucap emma.
"mahen nya aja ilang" ucap ku semakin frustasi.
"di warung bi iis udah di cek?" Tanya gabriella.
aku pun langsung membangunkan tubuh ku dan menatap nya bingung.
aku hampir lupa kalau ada warung bi iis!.kenapa bisa kelewat ya.
"pulang sekolah"
*******
pulang sekolah aku ke warung bi iis untuk mencari mahen. aku tidak sendiri aku bersama ana karena gabriella dan emma sudah pulang duluan.
sampai sana ada banyak sekali laki laki yang merokok sambil minum kopi dan di campur dengan tawa bersama teman kerabat.
"bau rokok" kesal ana sambil mengkipasi muka nya dengan tangan berusaha menghilangkan bau nya.
aku hanya diam dan memandangi sekitar mencari di mana mahen. tak pikir panjang aku langsung bertanya dengan seseorang yang sedang mengantarkan minuman ke meja pelanggan sepertinya dia pemilik warung.
"punten kang" ucap ku agar lawan bicara ku melihat ku.
"ya neng?" Tanya nya setelah membalikkan badan nya.
"kenal mahendra gak kang? dia sering ke sini" Tanya ku pada laki laki yang sepertinya sudah tua itu.
"oh biasa nya dia di situ neng coba aja"
jawab laki laki itu menunjuk pojok ruangan itu dengan jari telunjuk nya."oh nuhun ya kang" ucap ku lalu hendak meninggalkan laki laki itu.
"iya neng. neng itu pacar nya mahen ya?" Tanya laki laki itu tiba tiba saat aku hendak melangkah kan kaki lalu pergi.
aku bingung harus menjawab apa bilang iya tapi tidak pasti jawab tidak juga sepertinya jangan.
"iya kang ini pacar saya. cantik ya" aku terkejut mendengar seseorang laki laki yang aku familiar dengan suaranya karena itu adalah mahen. orang yang aku cari sejak pagi tadi sampai hari ini jam 2 siang.
"wah akang ikut seneng ya akhirnya setelah sekian lama mahen suka juga sama cewe di sma ini" jawab laki laki itu sambil mengusapkan kedua tangan nya ke muka.
"duluan ya kang" ucap mahen lalu kami meninggalkan laki laki itu.
mahen tidak menggandeng tangan ku namun aku langsung reflek saja mengikutinya.
"pulang duluan ya. aku gak mau ikut campur" ucap ana berbisik pada ku lalu pergi.
kini aku dan mahen berdiri di halaman rumah yang kata nya pemiliknya itu bi iis. seorang wanita blasteran Belanda.
"kemana aja" Tanya ku menatap mahen sebentar.
"gak kemana mana" jawab mahen santai. mahen memang tidak berangkat sekolah tapi dia menggunakan celana abu abu dan baju putih yang kancing nya terbuka 3 lalu menampakkan kaos warna hitam nya.
"Aku nyariin kamu dari pagi" ucap ku lirih. aku bener benar tidak tau harus bilang apa ke mahen. tapi mungkin dengan bilang begini mahen paham kalau aku mencari nya dari tadi pagi.
"ohh" jawab nya singkat
"kamu kenapa?" Tanya ku lantaran melihat sikap mahen yang banyak berubah.
"enggak papa" jawab nya santai sambil menaruh kedua tangan nya di pinggang.
"kamu marah ya" Tanya ku lagi. sebenar nya aku tau mahen marah tapi aku malah bertanya lagi.
"enggak" jawab nya. aku tau dia bohong.
"makasih ya makanan nya" ucap ku berterimakasih pada mahen.
"iya" jawab nya singkat.
"yaudah hen aku pulang ya. kamu kayak nya sibuk sama temen temen mu" pamit ku karena aku melihat sepertinya mahen sangat sibuk bersama teman teman nya di warung bi iis.
"naik apa?" Tanya mahen.
"kayak nya naik angkot" jawab ku. aku tidak di jemput pak yanto karena pak yanto pulang kampung tadi pagi.
"ohh. gak sama pak yanto" Tanya mahen dengan nada sedikit tidak suka.
"enggak" jawab ku.
"ati ati" lanjur mahen lalu pergi meninggalkan ku sendirian.
"ya" jawab ku.
"jangan lupa di makan" ucap mahen sebelum benar benar meninggalkan aku.
aku lalu pergi untuk pulang naik angkot. pikiran ku saat itu hanya lah cara agar mahen tidak seperti itu lagi. maksudku kenapa dia tiba tiba bersifat seperti itu padahal dia belum mendengarkan penjelasan dari ku.
aku tidak tau bagaimana kalau mahen sudah mendengarkan penjelasan ku. akan kan dia bersikap sama atau bersikap kembali seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvelluna [tahap revisi]
Teen FictionCerita ke 1 dari seri MARVELLUNA Saat itu aku benar benar tidak pernah berpikir bisa dekat dengan mu,bisa telepon dengan mu hingga larut malam atau bahkan hingga dini hari,bisa tertawa bersama mu di atas motor berdua,pulang sekolah dengan mu yang p...