Prolog

37.4K 2.2K 59
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD kurang tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

Editor Cover by Me😊🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Editor Cover by Me😊🙏

•●•●•

..Umpan lezat inilah yang dicari
Ini dianya yang terbelakang!!!..

Yaaa!!

Hahahahahaha

Sorak ramai anak-anak kecil mampu memecahkan suasana hening di halaman depan sebuah panti "Harapan Mentari".

Mereka bermain, bernyanyi dan berlari-lari. Senyum bahagia terpantri di wajah mereka walaupun kenyataannya mereka adalah orang-orang yang di anggap menyedihkan.

Di antara mereka ada sosok anak laki-laki bertubuh mungil dengan pakaian usangnya tengah duduk di kursi panjang dekat sebuah pohon besar yang berada di halaman depan rumah panti.

Mata bulatnya menatap sendu dengan senyum getirnya ke arah anak-anak panti lainnya. Terbesit keinginan untuk bergabung bersama mereka. Namun dirinya harus tahu diri.

Tidak ada yang mau berteman dengannya karena dirinya adalah petaka bagi mereka.

Mendekati mereka sama saja menjadi sebuah neraka bagi anak laki-laki itu. Pukulan dan ancaman pasti akan ia dapatkan ketimbang sebuah ajakan bermain.

Ting..

Ting..

Sebuah dentingan dari lonceng besi kecil pertanda jam makan siang telah tiba. Anak-anak yang tadi sedang asik bermain kini berjalan dengan semangat mendekati sumber suara. Terkecuali anak laki-laki tadi, dirinya hanya terdiam tanpa bergerak seinci pun. Karena ia kembali cukup tahu diri bahwa sosok wanita yang disebut ibu panti disana juga akan memperlakukannya sama seperti teman-teman pantinya.

Ia juga merasa lapar, namun seperti biasa. Menunggu dengan sabar sampai anak-anak panti telah menyelesaikan makan siangnya.

Prang!!

Sebuah piring besi diletakkan dengan kasar di samping anak laki-laki itu. Ibu panti itu menatap jijik kearah anak laki-laki itu kemudian setelah merasa tugasnya selesai wanita itu meninggalkan anak kecil itu.

"Jangan mengeluh! Berterima kasihlah pada mereka yang sudah menyisakan makanannya untukmu" itulah kalimat yang ia dengar sebelum ibu panti itu menjauhinya.

Anak laki-laki itu hanya menundukkan wajahnya sambil mulai menyuapkan makanan yang ada di piring tersebut. ia tahu betul bahwa istilah "menyisakan" tersebut adalah sisa-sisa makanan dari teman-teman pantinya tadi.

" telima kasih Tuhan, Dio suka makanannya " monolog anak laki-laki dengan nada begitu lirih, ketika menyuap makanan pertamanya dengan tangan mungilnya.









TBC

FYI~~ Cerita ini aku buat karena terinspirasi dari anak kecil bernama Kio yang juga merupakan anak yatim piatu. Pertemuan singkatku dengannya berawal dari acara kampusku. Next chapter dari cerita ini bakal slow update karena masih memprioritaskan upload rutin Cerita "You are my obsession"😭🙏

And the first time juga aku bikin cerita dengan genre slice of life so..

I hope u like it

KIMFARS
💙💎💚

I'm Dio! (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang