Chapter 8: Trauma

26.4K 2.3K 147
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD kurang tepat dan Typo bertebaran⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

•●•●•

07.20 AM, Ders Mansion's

Pagi hari ini begitu cerah, sinar mentari menampakan dirinya dengan penuh percaya diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini begitu cerah, sinar mentari menampakan dirinya dengan penuh percaya diri. Kicauan burung yang bersahutan dan udara segar menyapa pagi yang begitu indah, hal seindah ini tidak mampu membangunkan buntalan daging yang menggemaskan, siapa lagi kalau bukan baby Dio yang kini masih terlelap dalam mimpi indahnya di atas tempat tidur.

Kedua orang tuanya masih sibuk dengan persiapan di pagi hari, Rosalia yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi keempat pria dan putra kecil Dermacus, Armando yang sudah duduk di kursi makan sambil melihat berita tentang bisnis di tab berlogo apple tersebut.

Brakk!!

Pintu kamar Dio terbuka dengan cukup keras sehingga membuat Dio terbangun seketika ia merasa jantungnya berdegup kencang, kepalanya mendadak pusing sedangkan penglihatannya masih begitu buram akibat terkejut bangun.

Calvin menatap sengit kearah Febrian si pelaku yang membuka pintu dengan keras karena begitu semangat ingin bertemu adik kesayangannya yang sudah lama tidak ia temui semenjak kesibukannya dalam urusan rumah sakit.

Febrian dengan cepat berjalan mendekati baby Dio yang masih duduk di atas ranjang dengan kedua tangan seolah melindungi dirinya.

"Baby Dio.."

"angan ukul Dio bu, maaf Dio balu bangun!!" Pekik Dio sambil memejamkan matanya dengan kuat. Dobrakan pintu keras itu tanpa sadar mengundang kilasan memori masa lalunya, bunyi tersebut sama persis dengan pintu gudang yang dibuka kasar oleh Mauna dengan hal pertanda buruk bagi Dio.

"Hei baby.. ini kak Ian sayang" Febrian begitu terkejut melihat bagaimana ketakutan Dio kembali muncul dan bodohnya lagi ialah pelaku penyebab masalah ini.

"Angan pukul Dio" lirih Dio dengan suara getirnya, tangan kecilnya menyilang menutupi wajah menggemaskannya. Tubuh mungil itu juga terlihat bergetar hebat dengan tetesan air mata yang mulai turun dari mata bulatnya.

I'm Dio! (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang