Don't Like Don't Read
.
.
.
Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️
.
.
.
-Happy Reading-
Thanks ya sudah jawab papan pengumuman dari Kikim lagi, sesuai janji aku bakal up again cerita Dio sebagai rewards untuk 15 orang ini💕💐 Yuk yang belum follow Kikim, di follow atuh karena aku bisa up next chap lebih cepat dengan quiz² yang aku buat di papan percakapan😊
Aku nggak tahu ini bakalan nyesek bacanya or nggak bagi kalian, tapi aku saranin chapter ini kalian sedia tisu. Karena aku ngetiknya sambil nangis😭😭🙏
Warning⚠️ Violence, Blood, Harsh Word, and Death
"LEPASKAN SIALAN!!! SIAPA YANG MENYURUH KALIAN MELAKUKAN HAL SEPERTI INI? INI NAMANYA PENCULIKAN!! AKU BI..-"
"Bisa apa kau sialan?! Aku bisa membunuh mu hanya dengan menjentikan jariku" terdengar suara dengan nada yang mengintimidasi di tambah wajahnya yang dingin membuat orang di sekitarnya merinding ketakutan.
Orang-orang yang bertubuh besar dan kekar itu membuat jalan pada atasannya yang kini tengah berjalan dengan angkuh dan penuh wibawa yang kuat.
"Mr. Calvin dan Mr. Daniel kami telah menyelesaikan tugas kami" salah satu pria angkat bicara dan hanya di balas anggukan dari keduanya.
Mauna mengernyitkan keningnya ketika melihat kedua pemuda yang tidak ia kenal berdiri di hadapannya. Dilihat dari pakaiannya, pria itu terlihat orang yang berada dan penuh kekuasaan.
"Siapa kalian?"
"Kami adalah kakak kandung Dio. Anak yang selama ini kau siksa di panti asuhan dulu" balas Calvin dan membuat Mauna membulatkan matanya.
"Ak..ku.."
"Sebelum aku membalas dendamku, apa yang kau lakukan selama kabur dari sini? Kau tidak mau membusuk bersama dua pengasuhmu itu?" Tanya Daniel
"BIG NO SHIT!!" Teriak Mauna namun Daniel hanya menyeringai.
"Kau bertemu dengan Axel, am i right? Tapi sayang, sepertinya dia tidak bisa membantumu saat ini" Ujar Calvin datar dan membuat Mauna membulatkan matanya karena dua pria di hadapannya ini mengetahui betul apa yang tidak ingin ia ceritakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Dio! (REPUBLISH)
General FictionDunia anak kecil hanya tentang tidur, makan, bermain, dan belajar. Namun hal ini tidak berlaku pada Dio, seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang sangat polos dan begitu rapuh. Dunia yang dihadapinya terlalu hitam hingga Dio tidak mengerti tentan...