Don't Like Don't Read
.
.
.
Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️
.
.
.
Double up nih.. biar rindunya nggak berat² amat yaww😭🙏
-Happy Reading-
Srek
Srek
Sobekan kertas berkali-kali terdengar menyakitkan bagi Emina. Kertas ulangan yang ada di tangan sang ibu sudah tidak berbentuk normal lagi.
Mata Hazel begitu mengerikan bagi Emina sehingga ia hanya bisa menundukkan kepalanya sambil memohon untuk minta maaf.
Meminta maaf karena hasil ulangan yang ia dapatkan tidak sesuai ekspetasi ibunya.
"Mau jadi apa kau kedepannya? Jangan mempermalukan orang tuamu yang sudah membiayai hidupmu dan sekolahmu. Apa ini caramu membalas budi orang tuamu hah?"
"Ma-maaf bu.."
"Kau adalah ahli waris Emina! Kalau otakmu seperti ini, kau hanya bisa menghancurkan jerih payah orang tuamu yang membangun perusahaan ini. Anak tidak berguna!" Emina meneteskan air matanya mendengan ucapan menyakitkan dari ayah dan ibunya yang kini terlihat marah dengan hasil ulangannya.
"Ma-maaf ayah.."
"Masuk kekamar, pelajari ulang mata pelajaran matematika ini. Jika sampai malam kau masih tidak mengerti, tidak ada makan malam untukmu"
Emina hanya bisa mengikuti perintah ibunya. Semarah apapun dirinya tak ada yang bisa ia lakukan selain mematuhi aturan dirumah ini.
Kakinya hampir saja memasuki kamar, namun Emina menghentikan langkahnya ketika mendengar suara sang ayah.
"Dua hari lagi ada pesta pembukaan cabang baru perusahaan saya. Persiapkan dirimu jangan mempermalukan orang tua"
"Baik ayah"
•●•●•
08.00 AM, Armando's Mansion
"Jagoan daddy sudah bangun rupanya" Dio dengan wajah habis bangun tidur terlihat lucu. Matanya sesekali terpejam karena berusaha mengumpulkan nyawa.
Guling kecil milik Dio berusaha menghalau cahaya yang menerpa wajahnya, si kecil berusaha menyembunyikan wajahnya pada guling itu, dan tentu hal ini membuat Armando terkekeh melihat tingkah lucu si kecil.
Selang beberapa menit mata tersebut terbuka kembali dan menatap sang ayah dengan tatapan kosongnya.
"Hmm.. daddy" sahut si kecil dengan suara serak. Armando tersenyum kemudian mengangkat si kecil dari tempat tidurnya dan menggendongnya.
"Masih mengantuk" si kecil hanya terdiam dan menatap wajah sang ayah dengan tatapan kosongnya.
Cup
Kecupan cepat di pipinya membuat Dio membulatkan matanya dan kini tatapan tersebut berubah menjadi fokus pada satu titik yaitu mata sang ayah.
"Daddy.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Dio! (REPUBLISH)
General FictionDunia anak kecil hanya tentang tidur, makan, bermain, dan belajar. Namun hal ini tidak berlaku pada Dio, seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang sangat polos dan begitu rapuh. Dunia yang dihadapinya terlalu hitam hingga Dio tidak mengerti tentan...