Chapter 16: Sorry

14.3K 2K 351
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.




Rencananya mau selasa depan tapi karena ada kesibukan lain hal, jadi up cepat😅, minggu depan aku cuman bisa up "You Are My Obsession" saja😭🙏 so sabar ya bagi pembaca dedek Dio😊🙌








-Happy Reading-

Rosalia mendekat dan langsung mengambil palet kayu dari tangan si kecil dan menghempasnya ke arah jarak yang jauh dari mereka.

Prakk...

Sorot amarah terpancar dari mata Rosalia yang mengarah pada Dio. Si kecil hanya meringkukkan badannya dengan telapak tangan kecil yang saling menyatu seakan memohon.

"Kenapa baby Dio nakal hmm??" Suara datar dari Rosalia membuat Dio semakin terdiam dan menundukkan wajahnya semakin dalam.

"DIO KAN TAHU KALAU KAK INA SAKIT, KENAPA DI PUKUL??" Tubuh mungil itu tersentak dan bergetar hebat. Terdengar isak tangis yang tertahan dari Dio.

"Ampun mommy, maafkan Dio" Emina menyeringai kecil di balik raut muka kesakitannya.

Rosalia mengabaikan si kecil dan mendekat ke arah Emina seraya mengusap lembut rambut gadis itu.

"Emina, aunty minta maaf ya kalau baby Dio nakal. Sekarang kembalilah, kekamar bersihkan dirimu dan beristirahatlah"

"Hiks.. hiks... Emina selalu memaafkan Dio aunty, nanti jangan marahi baby Dio ya" ujar Emina kemudian gadis pergi meninggalkan Rosalia dan Dio.

"Kau lihat! Ka Ina saja tidak mau kau tersakiti Dio. Mau kau apa?? Kenapa memukul Emina hah?" Tanya Rosalia dengan nada yang sangat menyalahkan si kecil.

"Maafkan Dio mommy"

"Kau harus di huk..-"

"Siapa yang di hukum?" Suara datar dan begitu dingin dari arah pintu membuat Rosalia mengalihkan perhatiannya.

"Febrian?"

"Aku tanya siapa yang dihukum mom?" Ya, pria itu adalah Febrian yang kini menatap sang ibu dengan tatapan marahnya.

"Baby Dio memukul kepala Emina dengan palet itu Febrian, ibu harus menghukum anak nakal ini" Febrian mengernyitkan keningnya dan menatap Dio yang masih duduk meringkuk dan terdengar pula isak tangis tertahan dari tubuh sikecil itu.

Febrian berjalan mendekati Dio. Semakin dekat langkahnya maka semakin terdengar jelas isak tangis tersebut. Tubuh kecil itu bahkan bergetar hebat. Sadar bahwa ada yang salah, Febrian segera memeluk tubuh si kecil yang masih meringkuk.

"Mom keluarlah, kita lanjutkan pembahasan tadi setelah ini" Rosalia yang tadi dangat marah kini raut mukanya berubah seakan tersadar bahwa sikapnya sekarang melampaui batas, hingga membuat si kecil ketakutan.

" baby Dio kenapa?" Febrian dengan lembut berucap sambil mengelus punggung kecil itu dengan pelan.

"Tidak! Jangan pukul Dio! Ampun!! JANGAN PUKUL DIO AAAAAAAAA" Tangan kecil yang semula memeluk kedua kakinya yang bertekuk kini bergerak mencengkram rambutnya dengan kuat.

I'm Dio! (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang