•02: Dini?

17 1 0
                                    

"Yang bener nama lo siapa?" Gendra berusaha untuk sabar.

"Is, nama gue Alena," jawab gadis itu sedikit kesal."

Raut wajah Gendra memelas, "jawab tuh yang jujur!"

Gadis itu menarik nafas dalam-dalam sejenak dengan wajah memerah kesal, lalu menghembuskan gusar.

"Okeh! Nama gue Caitilin haldamran!" cetus gadis itu.

Gendra menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdehem,

"Jawab jujur aja susah banget.. nama doang, astaga ..." sindir Gendra, membuat gadis itu menatap kesal namun terlihat bingung.

"Lo percuma banget niat mau boong sama gue..."

Gadis itu melirik sinis.

"Gue tuh mau berusaha percaya, tetap aja gak bakal bisa percaya.. jadi mending jujur ama gue!"

"Ha?"

"Nama lo siapaa!?"

Gadis itu menggerutu semakin kesal, "Nama gue Niana! Puas? Kenapa? Gak bakal percaya lagi?"

Gendra menatap tak percaya sekaligus geram melihat gadis itu.

"Lo tuh kalau bukan cewek, udah gue tampol habisan-habisan kepala lo.. asal lo tau dan harus lo tau itu!"

"ihh! Nama gue Dini!"

"Oke.."

Gadis itu sontak terkejut mendengar respon percaya dari Gendra.

"Kok lo percaya si? Padahal itu boong juga lho."

"Gak, lo gak boong.."

"Lo udah tau nama gue?"

"Iya tadi lo kasih tau.. Dini kan?"

"Maksud gue, lo udah dari sebelumnya tau kan nama gue?"

Gendra tak menjawabnya, ia fokus pada data yang ia tulis saat ini.

"Wah! Jangan-jangan penguntit yah lo? Sasaeng? Fans panatik? Apa lo? Apa? Cepetan kasih tau ke gue, sebelum gue tuntut!"

Gendra kehilangan kesabaran, tangannya menyentil mulut gadis itu.

"Aduh! ih! Apaan si lo sakit anjay.."

"Mulut lo tuh nyerocos mulu tapi mau jujur susah, payah!"

"Suka-suka gue lah!"

Gendra menatap lebih lekat kepada gadis itu, seolah sedang ingin menghipnotis.

Gadis itu menelan salivanya paksa, "ini lagi, lo mau ngapain gue??"

"Sekarang lo boleh pergi," ujar Gendra setelahnya.

"HA?"

"Iya lo boleh pergi."

"Yang bener aja lo! Nyitain waktu 15 menit gue cuman demi nanya nama gue?? Asli nih? Suer? Demi apa?"

"Yah nyerocos lagi dia."

"Bener-bener lo," gadis itu beranjak dari tempat duduknya dengan kasar sambil menunjuk-nunjuk kearah Gendra.

"Kalau gue gak ada urusan penting, gue pasti masih disini buat ngabisin hidup lo pelan-pelan!"

"Lo harus tau kalau lo udah nyita waktu gue! Lo harus tanggung jawab itu!" Gadis itu berjalan keluar ruangan.

Gendra terkekeh melihat tingkah Gadis itu.

"Yang penting gue udah liat jelas muka lo kaya apa.. jadi kalau nanti ada masalah, gampang gue ngenalin lo," ujar Gendra.

Sedangkan di luar, tempat gadis itu yang bernama Dini.

GENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang