•15: Berteman

11 1 0
                                    

"Suka hati lo deh.." ujar Dini don't care.

Dini berjalan pergi lagi, meninggalkan Gendra yang mematung dengan ekspresi sulit untuk ditebak.

•••

Senin, 1 April.

"Fin.. tugas gue belum selesai," ujar Dini pelan kepada teman sebangkunya, setelah melihat kedatangan Bu Yeni yang akan mengumpulkan tugas praktik yang ia berikan minggu lalu.

"Setelah kalian mendapatkan artikel mengenai materi ini, kalian harus mempraktikkan secara langsung menjadi reporter. Dengan cara meliputkan berita tentang artis siapa pun.." Bu Yeni menjelaskan Minggu kemarin

"Kenapa??" tanya Fina.

Dini mengigit bibir bawahnya, sambil melihat kearah Gendra di seberangnya yang kini hanya sibuk membaca. Lalu balik menghadap ke Fina, "Belum ada," bisik Dini.

"Lho? Kok bisa?"

Dini tak bergeming untuk beberapa detik. "Ah! Bodo amat," ucap Dini kemudian memasang wajah yang benar-benar tidak ada beban.

Fina mengernyit heran dengan sikap Dini akhir-akhir ini. Semenjak ada Gendra di sekolah ini, gadis itu lebih terbuka dalam beberapa hal seperti mengeluh. Yang Fina kenal dari Dini adalah gadis itu hanya akan berbicara seperlunya seperti tanpa basa-basi apalagi itu mengeluh.

"Sudah selesai tugas praktik kalian?" tanya Guru itu.

"Sudah Bu.." jawab Siswanya, terkecuali Dini dan Gendra.

"Siapa yang belum selesai?"

Dini reflek menoleh kearah Gendra yang kini mengangkat tangan. Sedangkan Dini merasa ragu untuk mengangkat tangannya.

"Kenapa Gendra?" tanya Bu Yeni.

"Dini gak suka partner-an sama saya Bu," Jawab Gendra tanpa ragu-ragu berbicara jujur.

Dini melototi kaget ucapan Gendra sembari melihat kearah pria itu yang sama sekali tidak membalas tatapannya.

"Kenapa Dini?"

"Gak gitu Bu.." jawab Dini gelagapan.

"Gak gitu gimana?"

Dini kebingungan mau jawab apa. Mata Dini tak berhenti ke sana kemari dari Bu Yeni kemudian pindah ke Gendra, dengan harap Gendra akan berbicara.

"Gimana Dini? Susah?"

"I-iya Bu."

"Kok susah? Teman-teman semua pada selesai, kenapa di bilang susah?"

Skakmat. Dini memilih untuk tidak membalas lagi, hanya tersenyum kaku yang ia perlihatkan.

"Ibu kasih waktu 3 hari yah.. buat nyusul teman-teman.." ujar Bu Yeni memberi toleransi.

Waktu istirahat tiba. Semua sudah bersorak-sorai menuju kantin, memenuhi tempat itu. Tinggal Dini dan Gendra saja. Gendra kini sepertinya bersiap untuk meninggalkan kelas mungkin pergi ke kantin. Dini kebingungan harus apa sekarang, Gendra sama sekali tidak membahas tugas sejak hari Rabu kemarin saat di lapangan waktu itu bahkan sekarang pun tidak ada yang berubah.

GENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang