•05: Tantangan

9 1 0
                                    

'hoax?? Apa ini ulah si cewek itu lagi??"

Jam istirahat baru saja berbunyi. Gendra dengan gerak cepatnya melangkah bertujuan mencari gadis yang bernama Dini.

Mulai dari kantin, kelasnya, dan toilet. Gadis itu tidak ada dimana-mana. Untuk soal kehadiran? Kata Fina, Dini masuk sekolah.

"Terus dimana dia??"

Gendra melihat sekumpulan pria pemain basket sedang menepi di tepi lapangan.

Gendra menghampiri mereka, "Hai bro.. lagi pada omongin apa nih?"

"Siapa lo?" Gendra sedikit tertekan mendengar pertanyaan itu.

"Eh, gue murid pindahan di sini.."

Mereka beroria.

"Gue penasaran kalian lagi ngobrol soal apa? Soal si Sherly ya?" Untung saja Gendra cepat bergaul.

"Yoi," sahut seseorang di antara mereka, lalu menunjukkan layar handphone mereka berlayar postingan Instagram.

"Oh.. makasih yah bro, gue cabut duluan," pamit Gendra

"Oke.."

Gendra berlari menuju taman belakang. Mungkin saja gadis itu berada di sana. Di sekolah lamanya, taman belakang menjadi salah satu spot tempat para gadis untuk ngumpul.

Taman belakang, Gendra perlu belok kiri. Namun tak perlu belok kiri lagi karena gadis yang ia cari itu berada jauh di depannya sekarang.

Gendra berlari menghampiri Dini yang juga berbalik badan seperti ingin mulai melarikan diri.

"Eum! Mau kemana lo?" Gendra menghalangi jalannya.

"Aduh! Kenapa lagi sih ini??"

"Gue tuh punya banyak banget pertanyaan buat lo."

"Gak ada waktu!"

"Lo coba ngehindar dari gue?"

"Gak! Ngapain coba."

Gendra tersenyum menggoda, "lo bohong lagi.."

"Kayaknya lo sinting ya?" tanya Dini, amit-amit.

Bukan menjawabnya, Gendra langsung pada topik. "Lo yang sebarin hoaxnya Sherly?"

Dini terdiam sejenak, lalu kemudian menjawabnya dengan cepat. "Gak! Ngapain gue ngurusin dia."

Gendra mengangkat jari telunjuknya kemudian mengarahkan kepada Dini.

"Lo bohong lagi. Berarti tandanya itu emang---" ucapan Gendra terhenti karena Dini baru saja menyumbat mulut Gendra dengan tangannya.

"Lo mau bicara kan sama gue?? Ikut gue!"

Taman belakang, paling ujung. Tempat dimana tak seorangpun akan mendengar perbincangan keduanya.

"Sekarang! Lo sebenarnya ada urusan apa sama gue?"

"Gue cuman mau nanya dan lo harus jawab jujur."

"Apa? Gue bakal jawab jujur"

"Beneran ya?"

"Iya! Apa?"

"Sebelum lo mau bohong lagi. Lo harus tau dulu kalau gue bisa tahu lo bohong apa gak jadi mendingan lo jujur ya?" jelas pria itu.

"Iya bacot!"

"Oke," Gendra menggantungkan ucapannya.

"Nama lo siapa?"

Dini menatap tak percaya kepada Gendra. "Cuman mau nanya ini lagii?"

"Gak, itu awalannya. Lagian nama lengkap kan belum gue tau.."

GENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang