•09: Usai?

8 1 0
                                    


Kamis, 14 Maret.

Keesokan harinya. Tepat pada pukul 16.30 Jam pulang untuk sekolah SMA negeri 1 Jakarta berbunyi.

Gendra sudah membereskan alat tulisnya sejak jam terakhir pada pembelajaran. Sekarang pria itu berniat untuk langsung menuju kelas Dini namun, langkahnya terhenti saat seseorang baru saja memanggilnya.

"Ndra."

Gendra menoleh kearah Sherly.

"Gimana hari ini? Kita jadi kan?" Tanya sherly.

Gendra mengernyit heran, tidak mengerti. Berganti detik, ia bisa mengingat akan perjanjiannya dengan gadis itu.

"Tap-tapi maaf Sher.. gue kayaknya gak bisa untuk hari ini," ujar Gendra.

"Kenapa? Bukannya kita udah janjian kemarin?"

"Tapi kan aku bilangnya liat-liat dulu."

Raut Sherly yang menggemaskan itu kini cemberut murung.

"Maaf Sher.. nanti kita bahas ini lagi di chat ya.." Gendra pergi meninggalkan Sherly lalu berlari cepat menuju tempat tujuannya yang tadi.

Flashback on

Saat tiba jam istirahat. Dengan penuh banyak alasan, Gendra mempercepat langkahnya menuju kantin mencari seorang gadis yang bernama Dini.

Gendra sempat pergi ke kelas gadis itu, namun Dini tak lagi ada di sana, yang ada hanyalah tas ransel miliknya.

Gendra menyapu seluruh isi kantin. Tak butuh waktu lama Gendra berhasil mendapati gadis itu yang kini sedang bersama temannya, Fina. Gendra pun menghampiri mereka.

"Dini" panggilnya cepat.

Dini dan Fina reflek menoleh.

"Ada yang mau gue tanya." Tangan Gendra mencekal tangan Dini.

Dini dengan cepat menariknya kembali secara kasar, "3 hari udah selesai" ujarnya.

Gendra terdiam sejenak.

"Din, lo marah sama gue?"

Gadis itu menghela nafas berat berusaha untuk tetap tenang, lalu menggeleng kepala.

"Terus kenapa lo kasar kaya gini?"

Dini tak menghiraukan pertanyaan Gendra. Fina yang baru saja menyadari akan masalah dari keduanya reflek melihat kesekitar yang sedang memantau kearah mereka.

"Emm Gendra. Si Dini lagi pms jadi kalau lo mau bicara sama dia, bisa nanti pulang aja ya.." ucap Fina tersenyum kikuk, berusaha mencairkan suasana.

"Oh yasudah Fin.. makasih ya" ucap Gendra.

Fina tersenyum tulus sambil menganggukkan kepalanya.

Gendra beralih melihat kearah Dini yang hanya fokus pada makanan di depannya. Berganti menit Gendra berlalu pergi.

Flashback off

Saat tiba di kelas Dini. Sayang sekali, Dini sudah tidak ada lagi. Gendra kemudian berlari lebih cepat menuju gerbang sekolah.

'Pasti dia ngehindar dari gue, ' gumam Gendra.

Dari arah kejauhan, ia berhasil melihat Dini di area gerbang namun kemudian menghilang pergi berbelok ke kanan.

Gendra mempercepat langkahnya. Saat tiba ia berjarak 1 meter di belakang Dini,

"Din Din.., "

Gadis tersebut berhenti lalu menoleh kearah belakang. Gendra berusaha keras meminta waktu agar Dini mau di ajak bicara. Dini akhinya ikut dengan mau Gendra namun dengan syarat yakni di sesuatu tempat yang tak ada orang satupun bisa mendengar mereka.

Parkiran motor menjadi tempat yang paling sepi untuk saat ini.

"Akun YouTube lo, kemarin posting berita hoax. Lo yang ngelakuin itu lagi? Bukannya gue udah bilang jangan ngelakuin hal itu??" tanya Gendra melihat ke Dini yang sekarang tidak sedang melihat balik kearahnya.

"Iya itu gue, why?" jawab Dini lancang tak ada beban.

"Kenapa sih lo gak dengerin gue?" Suara pria Gendra terdengar.

"Gak papa, suka aja" jawab Dini acuh.

"Lo marah sama gue?"

Dini menggeleng 'tidak'. "Buat apa?, " ujarnya.

"Jawab pake mulut iya apa engga," yah tak ada alasan lain, supaya Gendra bisa tahu ia jujur atau berbohong.

"Kenapa sih lo masih nyuruh-nyuruh gue?? 3 hari kan udah selesai!"

"Tapi gue bareng lo cuman 2 hari berarti lagi sehari."

"Salah gue?"

Gendra terdiam sejenak.

"Udahlah! Gue tanpa hobi gue udah suram dan sekarang malah ada lo bikin kehidupan gue makin suram!"

"Kemarin kan gue gak bareng lo. Jadi kasih gue kesempatan Din.."

Dini sontak terkejut mendengar ucapan dari Gendra yang terdengar sesuka hati, membuatnya akhinya menoleh kearah pria itu dengan lekat.

Namun detik berikutnya. Dini melangkahkan kakinya meninggalkan Gendra sembari berucap,

"Gak.. "

"Gue gak mau berurusan sama orang kaya lo lagi, "

"Gak lagi ih, jiji."

___
tbc

GENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang