Selamat pagi/siang/sore/malam/subuh All!
.
.
.
____________________________Kantin sekolah dipenuhi murid-murid yang sepertiganya merupakan anak-anak baru yang kini sudah beranjak naik ke kelas 10.
Salah satu meja yang berisikan empat kaka tingkat kelas 12 siapa lagi kalau bukan Dini, Fina, Rafly, dan tokoh utama prianya Gendra.
"Kemana aja liburan lo pada?," tanya Rafly memulai pembicaraan di meja itu.
"Gue sih mulai dari keluar daerah sampe ke luar negeri, " ujar Fina yakin bahwa liburannya yang paling menyenangkan.
"Ciahh.. Sombong amatt, " celetuk Rafly.
"Ciee Oleh-oleh gak lupa kan yak.," kata Gendra.
"Buat lo ada dongg.."
"Lah buat lo maksudnya? Buat Gendra doang ni?" tanya Rafly dengan raut cemburu.
"Engga sih, buat Dini juga ada," jawab Fina sambil menepuk pundak Dini.
"Lo doang yang enggak dapet, " sambung Fina sambil menyengir tak berdosa.
Rafly dengan ekspresi kaget yang dibuatnya seakan-akan telinganya yang keluar asap ingin melahap Fina.
"Hahaha.. " Gendra menertawakan keduanya.
Rafly mendelik, "Parah si parah.."
"Yaelah, lo beli sini deh gue beliin 2x lipat."
"Dih.."
"Lah, kok lu malah dih sii, gue uda niat baik ini anjer. "
Selagi kedua manusia itu berdebat tak jelas, Gendra memperhatikan Dini yang diam saja tak berekspresi apapun.
"Din.. " Panggilnya.
Dini menoleh dengan tatapannya saja.
"Risih engga sih lu sama Angga yang suka modus ke lo?"
Dini menatap Gendra jijik, pertanyaan macam apa. Itu. Angga sejak kapan modus ke gue, pikir Dini.
"Heh mulut lo,"
"Maksud?"
"Ntar ada yang mikir aneh-aneh anj!"
"Yah gue tanya, bener kan? Lo kan gak suka dimodusin cowo-cowo."
"Gak ada anjir, mana pernah dia modus-modus. Emang elu.," celetuk Dini memutar bola matanya malas.
'Lah, malah ngerasa kek gitu lagi dia, Jangan-jangan kesenengan dia nih dimodusin sama tu cowo, ' gumam Gendra mencoba membaca ekspresi Dini.
"Apa sih lu natap gue kek gitu? Nyari masalah banget."
"Lo suka ya sama dia? " tanya Gendra tak suka bertele-tele.
"Bah. Dini suka siapa??" Fina menerobos masuk di obrolan Gendra dan Dini.
Dini terdiam sejenak seolah sedang berpikir jawaban yang pas untuk pertanyaan Gendra.
Gendra menangkap gerak-gerik Dini tersebut. Seperti sudah mampu membaca jawaban yang akan diberikan gadis itu terkait pertanyaan sakralnya.
"Dahla lupain, " kata Gendra tak siap dengan jawaban Dini.
Entahlah. Gendra hanya tak siap saja, bukan berarti juga Gendra memiliki rasa suka kepada gadis yang sekarang di depannya itu.
•••
Seorang pria keluar dari ruang kelas yang sekarang masih berlangsung pembelajarannya. Gendra menyusuri koridor demi koridor kelas menuju ruangan guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENDRA
RomanceGendra dan Dini dua 'people' yang emang harus dipertemukan. [2020-05/08] [2023-01/06] [Dilarang Copy!]