•10: Dunia Dini

76 12 3
                                    

Seorang Dini

_____

Senang rasanya. Berhasil mempertahankan hobinya itu setelah tergoyahkan beberapa hari karena pria aneh yang datang berpura-pura bisa merubah semuanya.

Dini hanya bisa tertawa sinis mengingat kata-kata yakin yang di ucapkan Gendra waktu itu.

"Gue? Walaupun 3 bulan lo mau rubah gue. Gak akan berubah apapun, orang gue udah nyaman kaya gini.." Dini bermonolog dengan pantulan bayangannya yang ada di cermin, membayangkan saat ini dia berhadapan dengan pria itu.

"Gue udah terlanjur cinta sama dunia hoax gue."

•••

Jumat, 15 Maret.

Senyum bahagia terukir dengan sinis kembali hadir di dirinya. Dini berjalan dengan tenang menuju kelas.

Jauh di depannya. Dini melihat keberadaan Gendra bersama Sherly dan pak Amrin, perwalian kelas milik dua siswa itu di depan ruangan guru.

Satu alis Dini terangkat sembari tertawa sinis melihat pemandangan itu.

Gadis itu berjalan lebih tenang. Setelah jarak Dini sudah mendekat, Gendra menyadari itu kemudian melihat kearah Dini yang melewati mereka dan di balas gadis itu menoleh dengan tatapan tajam juga salah satu sudut bibirnya terangkat remeh, lalu mengembalikan tatapannya untuk ke depan lagi.

Saat Dini sudah sedikit menjauh. Gendra tiba-tiba datang menyusul dengan langsung memegang tangan Dini, namun dengan cepat Dini menarik kembali tangannya, risih pikirnya.

"Boleh gak lo gak usah megang-megang tangan gue?" tanya Dini masih berdarah dingin.

Gendra menutup matanya sekejap, mengambil nafas sebentar lalu beralih menatap Dini lagi.

"Maaf," ujarnya.

"Dini lo udah kelewatan" lanjut pria itu.

Dini mengernyit heran dengan sinisnya, "ha?"

"Ikut gue!"

Rooftop.

Gendra menatap Dini yang masih diam dengan ketenangan. Sedangkan pria itu sudah terlihat sangat-sangat ingin marah.

"Berapa berita yang lo buat kemarin?" tanya Gendra membuka perdebatan yang akan terjadi sebentar lagi.

"Hm.. 3, 4, 6..," ungkap Dini, "mungkin juga 10, maybe? Aku lupa" ujar Dini berlaga seperti peran antagonis dalam serial drama.

"Udah stop Din.."

"Gak! Gue gak bakal stop!" celetuk Dini cepat.

"Gak usah kekanak-kanakan!"

"Okeh! Gue emang anak-anak dan lo orang dewasanya!" ungkap Dini, "Orang dewasa yang tidak tahu apa-apa!" tekan gadis itu.

"Gue sekarang kebingungan Din." ujar Gendra membuat Dini mengernyit tidak mengerti.

"Gue bakal lapor lo" jelas singkat dari Gendra.

Dini terdiam.

"Lo udah kesusahan buat berhenti, jadi mungkin satu-satunya cara adalah itu."

Dini masih terdiam dalam beberapa detik. Namun kemudian ia tidak tiba-tiba beralih tertawa dengan terbahak-bahak sembari mengucap, "silahkan.."

"Gue gak takut!" lanjut Dini, lalu beralih menatap Gendra dengan lekat.

Sontak membuat Gendra terkejut lalu terpaku.

GENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang