Jika Kemarin bisa melangkah, mengapa sekarang tidak?, Jika besok ada harapan, mengapa hari ini mengeluh?.
Jangan lupa vote anda comen nya yaaa😉✨
Happy reading--------
Di depan jendela, Regina melamun sambil menatap bintang yang bertaburan di langit, menatap bintang membuat nya tenang, namun masih ada rasa takut yang menghantui nya, Prasetya-nama itu seakan menjadi alasan, mengapa Regina tidak betah berada di Rumah.
"Dunia terlalu misteri untuk aku yang tidak menyukai hal mistis" Lirih nya, tangan nya menopang dagu, mata indah Regina terpejam menikmati sepoi sepoi angin.
Angin malam menusuk pori² kulit melewati kaos pendek yang ia pakai, masalah demi masalah datang silih berganti tanpa terselesaikan salah satunya
Mata nya kembali terbuka, helaan nafas kini terdengar berat, "Seandainya dulu mamah gak biarin aku lahir, mungkin sekarang aku sedang melihat kebahagiaan kalian dari atas sana" Ucap nya, membayangkan bahwa salah satu bintang itu adalah mamah nya.
"Mamah pergi meninggalkan kegelapan dalam diriku, tanpa membawa kembali cahaya itu"
"Bukan membawa sepertinya aku memang tidak memiliki cahaya dalam diriku"
"Bahkan rasa yang ku rasakan selalu berakhir menyakitkan, miris bukan?" Senyum pahit terukir di bibir nya.
"Aku pengen curhat di samping mamah, aku pengen cerita hari² ku di sekolah kayak teman² yang lain"
"Seburuk apa diriku ini hingga rasa bahagia pun tidak pernah kurasakan"Jerit dan jerat selalu menemani sunyi yang ia sukai
Mata tidak menangis namun hati begitu banjir air mata, ekspresi tidak bisa membohongi rasa di hati, walau sekuat apa pun tangguh kalau sudah cape semua akan keluar tanpa di suruh
Semua hanya angan angan, bahagia keluarga?, Di buatkan sarapan di pagi hari?, Atau di bacakan sebuah kisah saat malam tiba?. Itu hanyalan hayalan Regina, ia mensengar bagaimana senang nya memiliki keluarga cemara dari teman temannya waktu SD.
Setelah di rasa pikiran nya mulai tenang ia kemudian mengambil handphone yang ada di dalam saku celananya
Aku mau bicara
Ketik nya kepada awan, centang 2 abu menandakan dia sedang aktif, beberapa detik kemudian awan megetik sebuah pesan.
Aku lagi sama Triana
Balas awan sangat membuat Regina kecewa, ia hanya membaca pesan itu tanpa niat untuk membalas
Terlintas di benaknya untuk menghubungi seseorang, ia segera memencet tombol telepon dan menelepon orang tersebut
_ _ _ _ _
Jam menunjukkan pukul 21:08, setelah turun dari mobilnya Regina langsung menghampiri seseorang "Hay Reka"Ucap nya dengan senyum mengembang
Reka terlihat canggung, biasanya Regina akan bersikap kasar kepadanya, namun kali ini ia berubah menjadi manis" Kamu mau minta tolong apa Sama aku?"Tanya nya dengan wajah gugup
Regina duduk dengan wajah heran "Emang tadi aku minta tolong apa sama kamu?" Tanya balik Regina
Reka mengusap tengkuk nya gugup "Kamu emang nyuruh aku datang kesini, pasti buat mukul atau nyuruh aku lagi kan?" Ntah kenapa setiap bertemu seperti ini mereka menggunakan bahasa 'aku dan 'kamu', bukan seperti di sekolah 'gue' dan 'lo'
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak(TAMAT)
AcciónApa jadinya, jika orang yang selalu kamu buly ternyata orang yang akan menjadi alasan kamu hidup? Dia Regina, Regina Turbahana, seorang gadis yang sangat menyukai ketenangan tanpa ada kegaduhan di dalamnya, setiap yang mengganggu nya di pastikan bes...