21. Surat

119 25 1
                                    

Happy reading--

Setidaknya ada sedikit rasa bahagia yang aku rasa, tidak sekarang, tapi nanti~

Berkat Do'a dan harapan dari Reka dan teman temannya membuat operasi itu berjalan lancar, operasi selesai tepat jam 12 malam dan Reka dengan sigap menunggu operasi itu selesaikan tanpa mempedulikan rasa ngantuk nya

"Pasien Sekarang sedang siuman kemungkinan sadar antara jam 5 pagi" Jelas dokter itu

"Bagaimana dengan operasi nya?" Tanya Reka dengan wajah datar

"Alhamdulillah lancar, ada keajaiban di tengah tengah operasi itu dan adik kamu itu begitu kuat"Ucap dokter Hendra, dokter khusus yang Reka perintah untuk mengoperasi Adiknya

Reka tersenyum penuh bahagia, Reka dan ke 4 Geng inti Mavros masuk ke dalam ruangan mawar tempat dimana Riki di pindahkan

Hal yang pertama ia lihat adalah wajah Riki yang terlihat bersinar dan berseri walau dengan mata tertutup, pikirannya melihat jauh bagaimana bahagia Riki saat bisa hidup normal seperti semula

"Bos dia hebat gak kalah sama jarum suntikan"Celetuk sadewa

Sahlan mendengus kesal karna di saat momen seperti ini dia selalu mengacaukan nya dengan omongan yang tak masuk akal menurut nya "Dia kuat gak kayak Lo cengeng"Timpal Sahlan

Sadewa hanya mendelik dan kembali melihat tubuh Riki yang terbaring "Mungkin setelah ini penderitaan nya akan berakhir, gue harap seperti itu karna banyak hal yang ia lalui selama ini"Sadewa duduk di samping Riki dengan tangan menopang dagu fokus mengamati Riki

"Dia bukan monumen yang begitu dalam Lo lihat" Ucap Prastan

Sadewa menghela nafas gusar "Gue jadi teringat susahnya menahan rasa agar terlihat baik baik saja ketika di perlakukan layaknya pajangan"

"Hanya di cari ketika di perlukan dan di lihat sesaat untuk menikmati keindahan nya lalu kembali di acuhkan"

"Miris"

Mereka semua tahu kisah percintaan Sadewa dengan seorang Wanita yang kandas di tengah jalan, namun di situasi seperti ini mengapa dia membahas hal seperti itu?

"Gue tau Lo terluka, tapi lihat tempat seperti apa ini, tidak baik membicarakan hal yang tidak berguna di saat orang orang serius dengan keadaan Riki" Balas Sahlan

Albara menepuk punggung Sadewa "setiap luka pasti ada tempat untuk menyimpan nya selain di dalam hati"

"Gue paham perasaan lo, ceritakan ini nanti saat kita pulang " Albara melenggang dan menghampiri Reka yang tengah berfikir keras, lelaki itu ntah memikirkan apa sedarah tadi padahal operasi Riki berjalan lancar

_ _ _ _ _

Hari kamis kembali datang dan ini adalah hari yang paling di benci Regina, ntah kenapa ia tidak begitu menyukai pelajaran olahraga, mungkin tidak ada yang ia sukai dari semuanya pelajaran di sekolah ini

"Ginaaa, gue sama Eza putuss" Sahara datang sambil nangis di depan Regina

Ini sudah ke 45× nya sahara nangis seperti ini hanya karna gegara cowok "Emang kalian pacaran?"Tanya Regina, setau dia Sahara dan Reza hanya HTS(hubungan tanpa status)

"Eh gue lupa"Balasnya sambil cengir kuda dengan mata memerah percis sehabis nangis

Regina hanya mendelik "Udah gue duga"

Ntah kenapa ia merasa akhir² ini kalista sering murung dan menyendiri, bahkan sedari tadi kalista tidak mengucapkan sepatah katapun "Lo kenapa?"Regina memegang pundak kalista

Retak(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang